Membuka perban putaran pertama pun dimulai, lalu kedua, ketiga hingga yang terakhir yang membuat diriku dag dig dug-an. Aku takut melihat lukanya yang belum sembuh. Aku pun memejamkan mata, sementara Wiku membuka perban lilitan terakhir.
Tidak alam kemudian Wiku telah selesai membukanya, dan meletakan perbannya di tong sampah. Wiku, Kayora dan Yora melihat Rembulan masih memejamkan matanya pun tersenyum manis.
"Rembulan, buka matamu! Lihat lukanya sudah sembuh lo?"
"Ah, apa benar?"
"Benar!"
"Sungguh?"
"Ya sungguh!"
Aku pun memberanikan diri membuka mata perlahan- lahan dan melihat luka di perutku. Aku melihat perutku baik- baik saja tanpa luka, seingatku Yobi telah menusukku dengan pisau. Melukai perutku, tapi yang kulihat sekarang perutku baik- baik saja. Ini sungguh sebuah keajaiban yang luar biasa.