"Ya ampun! Ini semua ini kamu anggap mimpi? Ini bukan mimpi, jadi cepatlah bangun!" ucap Kayora mencubit tanganku.
"Awww... sakit! Ya aku sadar sekarang ini bukan mimpi, dan bukan mimpi pula menikah dengan dua pria yang tampan" ucapku tersenyum manis.
Dua sahabatku ikut tersenyum bahkan mereka menyimpan tawa kecil.
Kayora mendekatiku dan meletakan tangannya di pundakku, seraya berucap "Soal pendidikan ya? Jika kamu menikah dengan mereka, kamu tidak perlu khawatir soal pendidikan. Kamu akan mendapatkan apapun yang kamu mau di usia mudamu. Tetapi ya, begitulah pilihan nya. Tidak akan ada yang berani menganggumu, jadi tenang saja!"
"Jadi begitu ya, apa nanti aku boleh pulang ke rumah?"
"Ya tentu saja, itu adalah hakmu untuk menjenguk keluargamu. Jadi apa kamu siap untuk ke depan?" ucap Kayora.
"Ya baiklah, singkirkan tanganmu dari pundakku!"