Kebun Kakek,
Won membantu kakek menyiapkan lahan untuk berkebun. Ia mencangkul tanah dan mencabut rumput liar. Keringat pun keluar dari tubuhnya, hingga membuat dirinya merasa gerah. Kebetulan sore ini anginnya sejuk, sepoi-sepoi. Ia pun segera melepas bajunya yang kini memperlihatkan tubuhnya yang ber roti sobek dan berotot. Pemandangan ini lah diam-diam membuat setiap perempuan yang melintas berhenti hanya untuk melihat pria tampan ini. Ketampanan Won diam-diam mencuri hati mereka hingga membuat mereka lupa akan kegiatan yang harus mereka lakukan hari ini, dan segera.
Seperti biasa, aku mengantarkan minuman untuk kakek di kebun. Kukayuh sepedaku penuh dengan semangat, tetapi setiba di kebun aku malah dikagetkan dengan sekelompok perempuan yang memperhatikan Won.
Aku mulai kesal, dan segera mendekati gebuk kakek. Kusandarkan sepedaku di pohon apel, lalu membawa minuman ke gebuk. Kulihat kakek sedang beristirahat. Kuletakan minuman di dekatnya.