Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Tanya Handcuffed Bella To The Bed

Jock Next Bed (BL)

College was like a wake-up call for most people. Especially the likes of Christopher Owen, who spent the rest of his high school years messing around and pining for the boy he never had. Having had a frustrating high school year, he decided to dedicate himself to his studies in college.   He flew many miles away from home, changed his looks, and hid his real identity from everyone.  His plans were simple: study hard, pass well, no dating. But then he realized two things: life was anything but easy without the backing of his last name. And... he wasn't sure how long he could last before he jumped his roommate, who was obviously not gay. But lust wasn't love, right? Maybe he could indulge a little? Just a little, I promise. ***** EXCERPT: "THAT ARROGANT, GOOD FOR NOTHING, DEMONIC IDIOT! I HATE HIM SO MUCH!" "O-kay... what is going on?" A friend asked him, watching as he paced around the room he just entered. "After battling for a long time. A LONG TIME!" he breathed heavily before continuing, "I... I confessed to him today." The other sat up, eyes wide. "For real?" "And then... with that stupid lollipop in his mouth, he just looked at me and said Okay. OKAY!" Gasps. "I didn't even know people said "okay" to love confessions, but he said "okay" to me!" -- Meanwhile, while he was there panicking, the one who had been confessed to remained seated where he was in the room. He had not moved an inch from that position since he got confessed to. But if one looked closely, they would notice how red his face was, up to the tips of his ears. He suddenly chuckled to himself. "That idiot," he muttered, looking at the door the other had taken.
ThatAmazingGirl · 694.5K Views

Mozaik Tanya

Bagaimana jika cinta bukan sekadar rasa, melainkan sebuah perjalanan yang penuh luka? Bagaimana jika cinta adalah mozaik-tersebar dalam kepingan kenangan yang tak selalu utuh, yang sering kali tajam dan memberi luka? Gavrielle, gadis muda yang haus akan makna, pernah percaya bahwa cinta adalah genggaman tangan yang erat, suara yang menghangatkan, dan keberanian untuk tetap tinggal. Ia menemukannya dalam diri Althias, kakak kelas yang menjadi pelita di tengah ragu. Namun, dunia tak selalu memberi ruang bagi dua hati yang ingin bersatu. Orang tuanya melihat cinta itu sebagai duri, sebagai pemberontakan yang harus dicabut hingga ke akar. Maka, dengan paksa, ia diasingkan ke kota yang tak menawarkan apa pun selain sepi. Di Surabaya, Gavrielle adalah burung tanpa sarang, melayang tanpa arah, mencari sesuatu yang bisa mengisi kehampaan. Lalu, ia bertemu Gallen Adhaniell Wijaya-sebuah nama yang muncul dari layar ponsel, dari percakapan tanpa wajah, dari pesan-pesan yang menjelma candu. Gallen, dengan caranya yang dingin dan tak terbaca, menarik Gavrielle ke dalam pusaran yang lebih dalam dari sekadar cinta. Bersamanya, Gavrielle belajar bahwa rindu bisa berubah menjadi luka, bahwa pengorbanan tak selalu berbalas pelukan. Ketika cinta berubah menjadi jerat, Gavrielle berjalan terlalu jauh, menyeberangi batas yang seharusnya dijaga. Yogyakarta menjadi saksi atas keberaniannya yang membabi buta, atas keputusasaan yang menuntunnya pada sesuatu yang tak seharusnya terjadi. Dan ketika semuanya terkuak, Gavrielle harus menghadapi konsekuensi yang lebih besar dari sekadar kehilangan. Cinta, ternyata, tak selalu datang sebagai jawaban. Kadang, ia adalah pertanyaan yang menggantung di langit hati, tak terjawab, tak terurai-hanya menjadi mozaik tanya yang berserak dalam ingatan.
Tashaa_Seana · 432 Views
Related Topics
More