Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Dua Lipa X Blackpink

Cale Falck X

Wield ancient technology to overthrow your mage oppressors! Can your secret order of mage hunters save the kingdom, or will internal strife tear you apart? Magehunter: Phoenix Flame is an interactive fantasy novel by Nic Vasudeva-Barkdull, set in the same world as Battlemage: Magic By Mail. It's entirely text-based, 300,000 words and hundreds of choices, without graphics or sound effects, and fueled by the vast, unstoppable power of your imagination. Generations ago, invaders brought magic to the Kingdom of Jubai, setting battlemages at the top of the noble power structure and leaving everyone else oppressed. Now, a secret organization of mage hunters has risen up, phoenixlike, to stand against the mages' power and overthrow their rule. As one of these mage hunters, you wield the power of slipflame, a potent energy source that powers hunter technology. When you are called to go into battle against the mages, will you blast explosive bolts from your bow, throw silence bombs to cover your stealthy approach, or control your enemies from afar with puppet darts? But the mages are not the only foes that you will face. The mage hunters have split into factions, and internal discord threatens their mission. Is there still hope for peaceful elections? And if so, which candidate will you support? What secrets lie buried in the history of your realm? When the time comes for your uprising against the mages, will you stay loyal to your order, or will the mages' power lure you to their cause?
zpy · 15.3K Views

Cahaya di Antara Dua Matahari

Di ujung galaksi, tersembunyi di balik tabir nebula ungu, ada sebuah planet bernama Solivara. Planet ini adalah rumah bagi peradaban yang memuja dua matahari—Solaris, sang matahari besar yang melambangkan kekuatan dan kehormatan, dan Illuma, matahari kecil yang menjadi simbol kebijaksanaan dan kehangatan. Setiap penduduk Solivara lahir dengan bakat sihir yang diturunkan dari salah satu matahari tersebut, namun hanya sedikit yang mampu mengendalikan kekuatan keduanya. Di sebuah desa kecil bernama Lunaris, lahirlah seorang gadis bernama Idalia Lvy. Dia memiliki rambut keemasan seperti cahaya matahari pagi dan mata yang memantulkan warna oranye hangat dari Illuma. Sejak kecil, dia dikenal sebagai anak yang baik hati, selalu membantu orang lain dengan senyum di wajahnya. Namun, ada sesuatu yang berbeda pada Idalia. Ketika teman-teman seusianya hanya mampu menyalakan api kecil atau menggerakkan daun dengan sihir mereka, Idalia menunjukkan kekuatan yang jauh melampaui usianya. Dalam satu insiden, ketika badai matahari mendekati desanya, Idalia secara naluriah menciptakan perisai cahaya yang melindungi seluruh desa. Itu adalah pertama kalinya semua orang menyadari bahwa Idalia bukan sekadar berbakat—dia adalah seorang Solarium, seorang pengguna sihir yang langka, mampu memanfaatkan kekuatan dari kedua matahari. Namun, kekuatan besar itu bukan tanpa konsekuensi. Setiap kali Idalia menggunakan sihirnya, dia merasakan sesuatu yang aneh di dalam dirinya, seolah-olah ada entitas lain yang mencoba mengendalikan tubuhnya. Dan ketika dia mencapai usia lima belas tahun, tanda-tanda yang lebih mengkhawatirkan mulai muncul. Suara-suara yang berbicara kepadanya di malam hari, mimpi-mimpi tentang kehancuran Solivara, dan bayangan hitam yang mengikuti setiap langkahnya.
AhmadSyauqi · 101 Views

Cygnus X-1

Growth of civilization has been augmented continuously by the colossal presence of technology. A hundred years ago, earth suffered devastating calamities and humans weren’t able to survive in it anymore. Humanity almost perished but a few skilled technologists came together to weave seven space stations that were capable of housing thousands, albeit a few. The space stations banded together to form a single massive station named “The Sanctuary”, where about 7,000 people lived. Resources were scarce and all crimes no matter their severity were punishable by death, unless the transgressor was under 18 years of age. After the Sanctuary’s life support systems were found to be deteriorating, 202 skilled military personnel were dispatched to one of the the nearest planets, a promising candidate for supporting life. The main mission of the military personnel was to scout a planet for a few strange creatures that were capable of resisting radiation and thriving in unfavorable conditions. Humanity had never forgotten to reclaim its lost home, hence various projects were launched yearly with the sole aim of finding a solution to earth’s biggest problem— extremely high level radiation. Project Helix was finally supported by the Assembly although it raised ethical concerns. The project focused on introducing animal genes into humans, with the belief that humans would be able to survive the harsh conditions of earth. Many problems were considered before the Assembly finally gave their support. Would the genes from these animals be compatible with the human genome? Would they be able to integrate into human cells and function as intended? How would the genes be edited and regulated to ensure they don’t disrupt other essential human genes or processes? Could introducing these genes have unintended consequences, such as altering human physiology, behavior, or cognitive abilities? Would the introduction of animal genes into humans raise ethical concerns, such as the potential for unforeseen side effects or the blurring of lines between species? Each one of these problems was enough to dissuade the upper echelons of the Assembly but the deteriorating life support systems was a major concern hence humanity decided to take a big risk, or perhaps a leap of faith. Let’s delve deep into this story so as to enjoy the alluring taste it has to offer, as Miguel Morien creates a new path for humanity, a path along which humans are able to fuse with the genes of beasts, thereby bringing out their lethality and battle prowess, further dazzling the entirety of the world with it.
Miguelita · 549 Views

Kesempatan Kedua : Miliarder Tak Terduga

Ringkasan Novel: Kesempatan Kedua: Miliarder Tak Terduga Arga, pria biasa yang baru saja bercerai, hidupnya berubah drastis saat ia mengetahui bahwa ayahnya ternyata seorang miliarder pemilik Nusantara Jaya Grup, sebuah perusahaan besar di bidang properti dan investasi. Tak pernah ada petunjuk tentang kekayaan keluarganya; ayahnya selalu tampil sederhana dan tertutup. Setelah kematiannya, Arga ditunjuk sebagai pewaris tunggal, mewarisi perusahaan dan kekayaan besar yang selama ini tersembunyi. Saat menggali lebih dalam, Arga menemukan misteri besar yang terkait dengan ayahnya: sebuah proyek rahasia bernama Proyek Langit Biru. Proyek ini berfokus pada pengembangan sebuah pulau terpencil yang didanai dari rekening pribadi ayahnya dan melibatkan nama-nama besar, termasuk Rendi Suprapto, pengusaha properti yang dianggap sebagai pesaing utama ayahnya. Dalam perjalanannya, Arga menyadari bahwa proyek ini adalah bagian dari visi besar ayahnya untuk menciptakan perubahan sosial di Indonesia, sekaligus “hadiah” yang diwariskan untuk masa depan. Namun, warisan ini membawa Arga ke dalam dunia penuh intrik, konspirasi, dan pengkhianatan. Banyak pihak berkepentingan yang mengincar kekayaan dan rahasia yang diwariskan padanya, dan Arga mendapati dirinya dikelilingi oleh orang-orang yang ia tak yakin dapat ia percaya, termasuk anggota tim manajemen perusahaan dan sekutu ayahnya yang memiliki agenda tersembunyi. Arga bertemu dengan Andi Mardika, arsitek yang membantu pembangunan proyek tersebut, dan secara bertahap, ia mulai memahami kompleksitas jaringan yang dibangun ayahnya. Dalam prosesnya, Arga menghadapi tantangan moral dan dilematis antara menjalankan warisan ayahnya dengan idealismenya sendiri atau mengambil langkah lebih aman untuk melindungi dirinya dan keluarganya. Meskipun ia diliputi kebimbangan, Arga berusaha mempertahankan nilai-nilai kejujuran dan integritas yang ditanamkan oleh ayahnya, sambil berjuang untuk menemukan siapa dirinya sebenarnya di tengah segala kekayaan dan kekuasaan yang ia warisi. Pada puncaknya, Proyek Langit Biru akhirnya terungkap sebagai proyek ambisius yang ingin menciptakan ekosistem mandiri untuk mendukung kaum termarjinalkan di Indonesia. Proyek ini memiliki risiko besar, namun sekaligus menjadi kesempatan bagi Arga untuk memperbaiki masa lalunya dan melanjutkan visi besar ayahnya. Dalam sebuah pertarungan sengit dengan pihak-pihak yang berusaha mengambil alih proyek itu, Arga memutuskan untuk mengambil peran sebagai pemimpin sejati dan membawa perusahaan ke arah yang lebih positif dan manusiawi. Di akhir perjalanan, Arga menyadari bahwa warisan yang ia terima bukanlah beban, melainkan kesempatan untuk membuat perbedaan nyata bagi masyarakat, sekaligus kesempatan bagi dirinya untuk bangkit dari masa lalu yang kelam. Warisan ini menjadi kesempatan kedua yang membawanya pada jati diri baru dan pemahaman mendalam tentang arti keluarga, kekuasaan, dan tanggung jawab sejati.
seiman21 · 798 Views
Related Topics
More