Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Last Stop On The Red Line

The Last Catalyst

Berlatar dimana dunia berubah selamanya. Retakan portal dimensi yang disebut Void Rift muncul secara tiba-tiba di berbagai belahan dunia, membawa bencana yang tidak pernah dibayangkan manusia. Dari celah itu, makhluk-makhluk mengerikan mengalir keluar, menghancurkan kota-kota dan mengguncang peradaban. Namun, di saat umat manusia hampir menyerah, fenomena lain terjadi para dewa menaburkan Dust of Light ke planet bumi sehingga debu cahaya berhamburan dari langit, membangkitkan sebagian manusia dengan kekuatan luar biasa. Mereka disebut Sentinels, prajurit yang mampu menantang kegelapan dan memasuki Void Rift dalam ekspedisi berbahaya demi menyelamatkan dunia. Bercerita seorang mahasiswa biasa yang bernama Kaelindra Azrath di tahun pertama kuliahnya, mengalami insiden mengerikan sekaligus membangkitkan kekuatannya menjadi seorang sentinel. Namun, saat kebanyakan Sentinels langsung menjadi pahlawan kuat, dia hanya mendapatkan kebangkitan tingkat rendah nyaris tidak berguna dalam menghadapi monster yang semakin mengerikan. Hingga suatu hari, ia mengalami insiden yang mengerikan ke 2 kalinya sehingga sesuatu dalam dirinya berubah. Sebuah suara asing muncul di pikirannya AI yang seharusnya hanya ada di laptopnya, kini menuntunnya ke jalan yang tak pernah ia bayangkan. Tanpa mengetahui bahwa dirinya adalah kunci dari sebuah rahasia kuno, Kaelindra perlahan-lahan melangkah ke takdir yang akan mengguncang dunia... dan mungkin, menghancurkannya. #TCL #overpower #Petualangan #fantasy
Azbektista · 2.8K Views

Dangerous: Don't cross the line!

* At night He was rugged and untamed. That one steamy night left Grace utterly captivated. She coyly stretched out her dainty, snow-white feet, hooking them around his waist as she softly laid down her terms: For the first time, no staying overnight. The second time, the moment he got himself a significant other, she'd vanish from his side. Later on, their liaison would remain strictly on a physical level. No strings of money attached, no emotional fetters, just the most primal and unadulterated desires that flared up when night fell, entwining them like a web spun by countless spiders. And once the moment had passed, she'd straighten her skirt and turn her back on him, cold as ice. *During daytime He was the heir to a vast business empire, now impeccably dressed in a sharp suit, exuding an air of aristocratic reserve. He extended his hand to her with a polite smile, “Hello, Grace.” Grace gritted her teeth in secret dismay. She hastened to call off whatever was brewing between them, only to find herself cornered against the dressing room by the man, with no way out. In that cramped space, he was a relentless predator, and she, his irresistible quarry. His firmness pressed against her soft curves, setting every inch ablaze. Outside the door, her female colleagues were swooning over his chiseled abs. Just a thin partition away, he locked his arm around her willowy waist, seized her delicate hand, and guided it to rest on his taut abdomen, his voice dripping with a sultry allure, “Thought you could slip away? It's far too late for that.”
Katubari · 12.4K Views
Related Topics
More