Si Berandal dan Si Lugu
Talita, gadis berwajah ayu berambut panjang, selama hidupnya berada dalam lindungan sang papa, tidak pernah menemukan hal yang menakutkan atau sisi buruk manusia di depan matanya. Ia yakin semua orang itu baik, tidak ada yang jahat.
Namun pertemuan tidak sengaja dengan seorang lelaki bermata tajam bagaikan elang, rambutnya hitam dan panjang sebahunya. Tian, si berandal yang ditakuti dan disegani oleh para gang di setiap sekolah yang ada di kotanya. Dia ahli dalam berkelahi, sudah banyak yang menantangnya dan tentu saja ia pemenangnya. Talita, yang terlambat datang ke sekolah nekat melompat dari balik dinding sekolah belakang, dan saat ia melompat, tanpa sadar menabrak Tian yang sedang membuang sampah di halaman belakang. Tubuh gadis mungil yang berada di atas tubuh lelaki kekar itu, jika ada yang melihat posisi mereka, mungkin sudah disangka melakukan hal tidak senonoh. Tubuh mungilnya disingkirkan oleh lengan yang kekar itu, urat-urat ditangannya sangat menonjol.
"Ah, maaf," ujar gadis itu saat sadar tubuhnya menimpa lelaki itu.
Tidak ada balasan dari lelaki itu, hanya tatapan memindai tubuhnya dari atas ke bawah. Lalu membuang mukanya dan pergi meninggalkan gadis itu yang masih bengong menatap punggung lebar itu.
"Jangan sentuh dia!" Lelaki bertubuh tinggi dan tegap menantang dengan gagah di depan para lelaki yang sedang bersenang-senang.
Talita yang sedang diganggu oleh mereka, tubuhnya gemetaran, dia tidak pernah berada dalam posisi ini, karena selama ini ayahnya akan selalu melindunginya.
Para lelaki yang menatap wajah siapa lawan mereka mulai ketakutan, mereka berlari menjauh dan meninggalkan Talita yang ketakutan sendirian. Dia terduduk lemas dan menangis. "Papa," isaknya sambil memegang lututnya, kepalanya bersandar pada lengan yang menangkup kedua lututnya yang tertekuk.
"Ngapain lo lewat sini?"
"Dulu, aku sering lewat sini dengan papa, pepohonannya masih rindang dan anginnya sejuk, aku pikir gak akan ada orang jahat."
"Hhh, dasar merepotkan! Lo tau gak gue lagi tidur enak di bukit kecil denger lo teriak, bikin telinga gua pekak. Sini lo, mulai sekarang lo gak usah jauh-jauh dari gue!" Ucap lelaki itu dengan tatapan tajam namun hangat, dia mengulurkan tangannya memberikan bantuan untuk berdiri. Sang gadis hanya menurut, dia seperti terhipnotis, ia pun mengikuti langkah lelaki itu di belakangnya.
"Papa, sekarang jangan khawatir tentang Talita lagi ya pa, ada seseorang yang akan jaga Talita seperti papa dulu."
Perjalanan Talita dan Tian akan penuh liku di setiap bulannya, akankah mereka akan saling jatuh cinta atau malah hanya sebagai friendzone saja?