Dalam Hening, Kutemukan Rindu
Nadia adalah seorang wanita muda yang penuh semangat, tetapi dunianya runtuh ketika kekasihnya, Arman, meninggal dalam kecelakaan tragis. Mereka berdua telah bersama selama lima tahun, berbagi impian, dan merencanakan masa depan. Kehilangan Arman membawa luka yang begitu dalam hingga Nadia hampir menyerah pada hidupnya. Namun, seiring berjalannya waktu, ia berusaha melanjutkan hidup, meskipun bayang-bayang Arman tetap menghantuinya.
Untuk mencari kedamaian dan melupakan sejenak kesedihannya, Nadia pindah ke desa kecil di pegunungan, tempat yang dulu sering ia bicarakan bersama Arman sebagai destinasi liburan yang ingin mereka kunjungi. Di desa itu, Nadia menemukan ketenangan dalam keindahan alam dan kesunyian yang menyelimuti hari-harinya. Namun, tak lama setelah itu, ia mulai mengalami kejadian aneh.
Pada malam-malam tertentu, ketika kesunyian terasa lebih dalam, Nadia merasakan seolah-olah Arman masih ada di sana, menyertainya. Hembusan angin yang lembut seakan membisikkan kata-kata yang pernah Arman ucapkan kepadanya. Saat ia menulis di buku hariannya, ia menemukan kalimat-kalimat yang seolah bukan berasal dari dirinya sendiri, tetapi dari Arman.
Perasaan itu semakin kuat ketika ia menemukan sebuah surat misterius di depan pintu rumahnya, surat yang berisi kata-kata dan ungkapan yang hanya Arman yang tahu. Nadia merasa rindu yang ia simpan mulai membawanya ke dalam perjalanan emosional yang lebih dalam. Rindu yang ia pikir telah berlalu justru kembali muncul dengan cara yang tak pernah ia bayangkan.
Suatu hari, ia bertemu dengan seorang pria bernama Reza, yang ternyata adalah sahabat lama Arman. Reza datang ke desa tersebut untuk mencari ketenangan juga, tanpa mengetahui bahwa Nadia tinggal di sana. Awalnya, pertemuan ini membangkitkan rasa sakit lama bagi Nadia, tetapi perlahan-lahan, ia dan Reza mulai berbagi cerita dan kenangan tentang Arman. Keduanya mulai menemukan kedamaian dalam saling berbagi, meskipun ada rindu yang tak kunjung hilang di hati mereka masing-masing.
Selama musim yang berganti di desa tersebut, hubungan Nadia dan Reza perlahan berkembang, tetapi Nadia terus merasakan bayangan Arman, seakan memberikan restunya. Dalam keheningan yang mengisi hari-harinya, Nadia akhirnya menyadari bahwa cinta sejati tidak akan pernah benar-benar hilang—ia hanya berubah menjadi rindu yang indah, kenangan yang akan selalu ia bawa dalam hati.