She Was Never Mine
Josh Andriano, seorang fotografer muda, telah mencintai Windy Alisha sejak SMA.
Selama bertahun-tahun, ia mencintai Windy dengan tulus; menjadi bahu untuk bersandar, menjadi tempat untuk Windy pulang tanpa diminta.
Jadi, ketika Windy akhirnya menerima cintanya, Josh langsung merasa bahwa dunianya telah menjadi utuh.
Namun, tiga bulan kemudian, Windy mengakhiri hubungan mereka. Alasannya simpel: Windy ternyata menjalin hubungan dengan pria lain di belakangnya dan kini telah bertunangan dengan pria itu.
Josh hancur.
Hidupnya kehilangan warna, kehilangan arah...sebab selama ini, pusat dari hidupnya adalah Windy.
Cinta yang ia bangun dengan tulus justru berakhir dengan pengkhianatan.
Sampai akhirnya, sahabatnya mengenalkannya kepada seorang model bernama Keisha Nathalie untuk menjadi 'objek' dalam proyek fotografi terbarunya.
Melalui lensa itulah, Josh menemukan sesuatu yang tak pernah ia sangka: seseorang yang begitu ringan untuk dicintai.
Keisha bukan Windy.
Ia tidak rumit, tidak penuh tuntutan, tidak bermain dengan perasaan.
Ia jujur, santai, cantik, dan terasa...mudah.
Dengan Keisha, segalanya mengalir tanpa beban, tanpa teka-teki, tanpa luka.
Untuk pertama kalinya, Josh mulai bertanya pada dirinya sendiri:
"Apakah cinta memang harus serumit itu?"
Lalu, di balik setiap jepretan, Josh perlahan menemukan jawabannya.
Kadang, cinta sejati tidak datang dalam bentuk yang penuh gejolak.
Kadang, ia datang dengan sederhana.
Melalui lensa.
Melalui senyuman baru.
Melalui seseorang...yang membuatmu merasa pulang.