Desember Yang Belum Usai
Didiagnosis mengidap Glioblastoma atau kanker ganas sejak dua tahun lalu, Sasya harus rela meninggalkan kuliahnya demi menjalani pengobatan. Suatu hari, ia mendengar percakapan orang tuanya bersama dokter. Yang mengatakan bahwa dia tidak akan bisa bertahan, meskipun terdengar menyakitkan, tapi Sasya sudah mempersiapkan diri.
Satu persatu list dalam hidupnya coba ia wujudkan sebelum sisa waktunya berakhir dan list itu tiba di nomor terakhir, yaitu pacar. Sasya ingin memiliki seorang kekasih yang mencintainya dengan tulus. Marko sang sepupu, memberikan sebuah ide gila yang jadi cara satu-satunya untuk punya pacar. Yaitu, menyewa seorang pemuda bernama Andra untuk menjadi pacarnya selama dua bulan. Andra yang saat itu membutuhkan tambahan uang untuk biaya ekspedisi mendaki Puncak Jayawijaya di Papua, langsung menyetujui.
Selayaknya seorang kekasih, Andra rajin berkunjung, menemani pengobatan, dan menceritakan hal-hal menarik. Sesuai isi perjanjian mereka yaitu membuat Sasya bahagia disisa hidupnya dan gadis itu akan membayar seluruh biaya ekspedisi. Lambat laun rasa cinta sebenarnya mulai tumbuh, dan diwarnai suka duka karena kehadiran Rika, mantan kekasih Andra, yang selalu menjadi pengganggu.
Waktu membawa mereka sampai di penghujung kontrak, saat rasa cinta benar dan nyata. Keadaan Sasya justru semakin memburuk, gadis itu membutuhkannya. Tapi, keberangkatan ekspedisi impiannya juga semakin dekat. Andra didera rasa bimbang untuk tetap mewujudkan mimpi atau berada di samping orang terkasihnya.