Never Lost You
Ini hari pertamaku menginjakan kaki di SMA baruku setelah dua hari yang lalu aku tiba di Indonesia, lebih tepatnya di Bandung dan menyelesaikan segala hal yang berurusan dengan kepindahanku ke Bandung. Hal pertama yang harus aku lakukan adalah menemui pihak sekolah sebelum aku masuk ke ruang kelasku nanti.
“Excuse me, can you tell me where’s teachers room?” tanyaku pada seorang perempuan yang sedang berjalan dengan beberapa buku dalam pelukannya.
“Teachers?” tanyanya mengulang dan aku mengangguk sebagai jawaban.
“Oh, Of course, we can go together. I’ll also go to teachers room.” tawarnya seraya tersenyum dan menunjukkan buku dalam pelukannya.
***
“Kay, kenalkan ini Dean, dia teman baruku di kelas. Dia dari Swiss. Tong nanya nama panjangna, nyebutkeuna pabelit.”
“Kayla Athaleta. I don’t expect if we’ll meet again. And you is a Abbie’s new friend now.” kata Kayla membuatku sedikit memamerkan senyum senang mendengarnya.
“Ah, my friends call me Kay. You can call me like that too.” lanjutnya.
“Dean Finnigan. Just call me Dean.”
***
“Hi!” Kayla berdiri dihadapanku dengan segaris senyum malu di bibirnya, pipinya bersemu merah bak tomat cerry. Tangannya terangkat sejajar kepalanya kemudian turun dengan raut canggung yang kentara di wajahnya.
“Hi!”
“Ah, mama memasakan ini untukmu. Opor ayam dan tempe goreng. Mama sering mengirim makanan pada kakakmu,” kata Kayla menyampaikan tujuannya datang ke rumahku di jam sekarang.
“Oh, terimakasih.”
***
“Ayo kita kencan.”
“Terimakasih.”
***
“Aku akan kembali ke Swiss awal November tahun ini, aku akan melanjutkan pendidikanku disana sekaligus membantu daddy di perusahaan. Kris tidak bisa mengerjakannya lebih jauh lagi dan aku tidak bisa jika hanya sekedar menghendlel pekerjaan – pekerjaan kecil diperusahaan.”
“Ayo menikah saat aku kembali dari Swiss.”
***
Gin, dia membutuhkanmu saat ini, dia selalu menangis tanpa sebab. Dia berbuah menjadi bingung saat berhenti menangis dan memanggil – manggil namamu. Aku percaya, Dad akan mengerti keadaan ini. Mom and Dad sudah ku beri kabar jauh – jauh hari. Maaf baru mengabarimu hari ini, mereka memaksa terutama Kayla. Mereka tidak ingin membebanimu termasuk aku Gin.
***
“Jika Tuhan menciptakan yang lebih sempurna, maka tidak ada lagi kesempurnaan bagi – Nya. Manusia hidup dengan sisi gelap dan terang yang mereka miliki. Tak ada kesempurnaan yang berarti. Jika aku menemukan perempuan yang sempurna maka hal apa yang bisa aku berikan padanya sebagai seorang pria sedang dirinya sempurna aunty?”
***
Senyummu, aku bersumpah bahwa aku tidak akan pernah menampakan wajah sedih dihadapanmu lagi. aku akan berusaha untuk tetap tersenyum seperti yang kau lakukan saat ini.
***
“Anak kita tumbuh menjadi pria yang tampan bukan? dia tumbuh dengan baik disini bersamaku. Jangan khawatir, Nyle aman bersamaku”.