SEKALA SENJA
Jika hidup dapat memilih mungkin Jennie tidak akan membiarkan takdir buruk ini bermain dengan hidupnya, entahlah bagaimana rencana tuhan yang luar biasa gila ini memporak-porandakan semuanya, bahkan dengan harga dirinya sekalipun semuanya hancur, bahkan keluarga yang dia idam-idamkan selama ini tidak lagi utuh.
Hamil diluar nikah, adalah aib terbesar yang pernah dia nikmati selama ini, hanya saja dia masih beruntung dia masih dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya.
Namun bukan itu masalahnya, semuanya berawal dari ketidak sengajaan Jennie menyuruh Albani mengelola salah satu perusahaan yang baru dia dirikan di kota Surabaya, itu ketika pernikahannya menginjak usia 11 tahun, dan anak mereka bahkan masih kelas 4 SD waktu itu, rejeki yang tuhan berikan tidak pernah terputus, itu dia memang harus bersyukur, tapi tidak dengan perselingkuhan yang bahkan selalu Albani lakukan dengan sekretaris yang Jennie tunjuk sendiri.
Salah satu kariawan yang dia percaya ternyata sudah menjalin kasih dengan lelakinya sejak awal dia bekerja di perusahaan Jennie yang ada di Jakarta, Albani memang selama ini selalu bermain api dengan siapapun, karena memang sifat dirinya dari dulu yang tidak puas dengan satu wanita.
Lelaki itu bahkan mencumbui wanita itu setiap harinya, berbagai email masuk ke dalam gawainya setiap hari, karena kartu kredit yang dia berikan kepada Albani atas namanya.
Jennie menutup mata akan semua itu, dia bahkan tau hotel mana saja yang sudah Albani tiduri dengan wanita simpanannya, tapi Jennie selalu maafkan.
Puncaknya sang Ayah mengusirnya karena Jennie mempertahankan rumah tangganya dengan Albani, tapi sial untuknya, setelah permintaan maaf lelaki itu dia kabulkan, Jennie harus menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri Albani mencumbui wanita itu di rumah yang Jennie belikan untuk Albani tinggali di kota Surabaya.
Hatinya hancur, iya jelas hancur, mereka bertengkar hebat kala lelaki itu juga ikut pulang ke jakarta menemuinya kembali setelah semua fasilitas untuk lelaki itu Jennie hanguskan, Albani tidak terima karena menurutnya dia juga punya hak untuk semua itu.
Siang itu, Albani mengeluarkan semua isi hatinya, dari dia menyesal menikahi Jennie, menyesal bertanggung jawab akan anak yang waktu itu hadir begitu saja di rahim Jennie kala mereka bahkan masih kelas 2 SMA, tentang kekesalannya karena mimpinya menjadi pesenam hancur begitu saja.
Dan Senja, iya anak wanitanya melihat itu semua, entahlah mulai dari hari itu semuanya berubah, gadis kecil itu menjadi dingin dan tak tersentuh, belum lagi sifatnya berubah menjadi tidak terkendali, brutal dan tak mau mendengarkan siapa saja, terkhusus Jennie.
Dia marah, dia benci keadaan ini, anaknya berubah, dia juga kehilangan suaminya, kehilangan kepercayaannya, dan benar adanya harta tidak pernah bisa membeli kebahagiaan.
Dan yang dia sesali adalah, dia bahkan melewatkan pertumbuhan sang buah hati, Senja bahkan tumbuh dengan sendirinya tanpa kasih sayang yang lengkap darinya ataupun lelaki biadab itu, dan yang lebih parahnya Senja membenci dirinya.
beranjak remaja, Senja menjadi liar untuk mereka, setiap hari menghabiskan hal sesuai dengan yang dirinya mau saja, tanpa harus repot memikirkan orang lain akan terluka atau tidak.
Jennie tau bagaimanapun ini adalah bentuk kekecewaan Senja terhadap dunia, atau mungkin terhadap dirinya juga.
bukan hanya Senja yang terluka, bahkan Jennie juga sakit luar biasa, tapi siapa yang peduli? bahkan tempatnya berceritapun tak lagi mampu memperbaiki keadaan yang sudah terlanjur hancur ini, dia sadar betul semuanya tidak lagi sama, namun dia juga butuh didengar, butuh untuk ditenangkan, butuh untuk dirangkul, dia lelah jika menyimpan ini sendirian, tapi seakan menutup mata Senja tidak mempedulikan itu semua.
jennie mungkin tidak sepenuhnya kehilangan keluarga, masih ada Salsa sang Kakak yang masih senantiasa menanyai kabarnya, namun rasanya malu jika harus kembali setelah keputusan bodoh yang dia pilih 10 tahun yang lalu.