Masa depan yang suram (Dapatkah Aku Mengubahnya?)
"Mas, kamu ini serius tidak untuk berjanji menikahiku?" tanya gadis itu dengan emosi yang tertahan. Dengan menatap tajam lelaki di depannya yang sepintas terlihat acuh, dan lebih sibuk bermain gawainya. "Masih saja kamu menanyakan hal itu?" "Yang pasti untuk saat ini aku belum ada keinginan untuk menikah", jawab lelaki itu dengan mendengus kesal. Untuk kesekian kalinya Firmansyah gagal dalam proses perjodohannya, karena suatu hal. Bukan masalah ukuran fisik (calon istri) yang jadi pertimbangannya, hanya saja ada hal yang tidak bisa dia jelaskan secara terbuka kepada semua orang. "Aku hanya tidak ingin, bila nanti menjadi beban pasangan hidupku kelak." Setelah kembali gagal dalam proses ta'arufnya, Firmansyah mengisi kesehariannya dengan berternak ayam dan budidaya tanaman hias. Disamping harus merawat ibunya yang lumpuh akibat stroke, tidak lama berselang setelah kegagalannya dalam proses ta'aruf. Hingga suatu ketika, dia mendapatkan pesan rahasia, yang memintanya untuk mendatangi keluarga besar dari pihak ayahnya. Sebuah keluarga besar yang baginya sangat rumit dan penuh dengan kerahasiaan, Keluarga Banjarasri. "Selama kau yakin dengan keputusanmu sendiri, apapun itu?" "Abah akan selalu mendukungmu le, Firman," demikian kata-kata Abah Sumarta, ayah kandung Firmansyah di penghujung perbincangan keduanya. Dengan membulatkan tekad, akhirnya dia menerima tawaran memasuki keluarga besar ayahnya. Dan sebagai ujian pertama yang harus dilalui Firmansyah, yaitu mengelola cabang bisnis keluarga di Kota Ujung Timur (bekas wilayah Majapahit Timur, atau Blambangan di catatan sejarah Tanah Jawa).