Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Last Sentinel Game Trailer

Enigma of the Thousand-Year Sentinel: The Ethereal Tale of Wyrmpire

Seven Realms, One Egg, Two Hearts. In ancient times, there lay a story that was condemned to be chained in secrecy—an unthinkable era was brewed by continuous discord among the inhabitants of the seven realms, blinding them to the cruelty of war. From there, the era's aroma lingered, and darkness dominated both the realms of humans and elementals. But a streak of hope appeared in the sky. In times of crisis, a glowing orb emerged from the depths of the Wyrmpirean seas. People from all seven realms were revitalized and rejoiced. Mythical beasts of Water, Earth, Fire, Air, Spirit, and Shadow came to light. Their power grew through the alchemy of elements and light, and this glowing orb turned out to be an ethereal egg. It was the vital force of the great Luxian beast, destined to be the sentinel of Wyrmpire. However, the poison of greed for power once again took hold of one of the human leaders. In an age when the seven realms coexisted in delicate equilibrium, the harmonious symphony of magic and mythical creatures was abruptly silenced by Gat of Luwalhat'ti's insatiable thirst for dominion. He ordered the capture of the elemental beasts and exploited their essence. Relentlessly pursuing the fabled Mythical Egg for his own self-indulgent desires, he caused this primordial artifact—whispered to possess unimaginable power—to shatter the peace and plunge the world into devastating war, reigniting the embers of chaos from the past. The realms became more divided than ever. Sinagthala, the first to succumb to his ruthless conquest, bears the scars of his ambition. Emir Akkainu, in a desperate act of self-sacrifice, secured the egg at a heart-wrenching cost—his own son, Karrim. Now, Karrim, burdened by a curse yet bestowed with enigmatic abilities, embarks on a perilous quest for vengeance against the Gat. His path intertwines with that of Klarra, Gat's daughter, who, disillusioned by her father's tyranny, yearns for peace and justice. Amidst the chaos and despair of a war-torn world, an unexpected love blossoms; a fragile beacon of hope amidst the encroaching darkness. Will they find redemption amidst the ruins of a broken world, or will the insatiable hunger for power and the scars of the past consume them all, as history repeats itself? The convergence of Karrim and Klarra's journey is set to test the very limits of their courage, loyalty, and love.
Ylislewordsmithery · 7.8K Views

The Last Wind

Albert Cyber School (ACS), kampus swasta paling prestigious di Indonesia. Mahasiswa ACS adalah keluarga kaya dari seluruh Indonesia dan 20% warga Asia. Tiga pangeran ACS yang paling terkenal yaitu Zavier, Aryan & Leo. Mereka dijuluki young, handsome and rich yang tidak akur, mereka seperti kutub yang saling berlawanan. Zavier, seorang troublemaker dan pem-bully & Aryan dijuluki sebagai manusia separuh malaikat. Hubungan mereka canggung karena konflik dan tragedi internal keluarga, tapi dituntut akur karena keduanya adalah wajah & masa depan Albert Group. Leo juga diharapkan bersatu dengan kedua pewaris Albert Group itu. Tapi Leo hidup bagaikan angin, ada antara tiada, menghindari semua orang, termasuk Zavier & Aryan. Satu-satunya yang bisa mendekatinya hanya Jihan, favorite kembarannya, Lea. Jika bukan karena Lea, Jihan bahkan tidak memiliki kesempatan untuk bicara dengan pria dingin itu. Zavier terus menjadi pemberontak yang tidak tertolong, bertindak semena-mena dan sembrono. Aryan selalu mencoba menutupi kesalahan sang sepupu, tapi kesalahan Zavier terlalu kentara untuk ditutupi. Leo memilih menjadi penonton dan melihat kedua pangeran Albert Group itu sebagai pecundang bodoh. Jihan tidak berdaya ketika dihadapkan pada tiga manusia keras kepala itu. Ny. Medeena Albert juga kewalahan menghadapi mereka. Satu-satunya solusi adalah membawa Lea kembali ke Indonesia karena mampu menundukkan ketiga manusia arogan itu. Tapi, tidak mudah membawa Lea pulang karena dia adalah the real troublemaker yang tidak pernah kembali sejak 10 tahun lalu. Lea mencintai kebebasan, tidak suka terikat apapun, tidak menganut agama, tidak memilih kewarganegaraan, dan bergonta-ganti pacar, meski telah dijodohkan dengan Zavier sejak kecil. Lea menjadi salah satu alasan yang membuat Zavier terus meluapkan emosi dan melampiaskan kemarahannya. Penolakan dan pengkhianatan yang dilakukan Lea telah menjerat rasa sakit yang luar biasa tidak tertahankan; perasaan terluka karena tidak merasa dicintai, perasaan tersakiti karena merasa dikhianati, dan perasaan kesepian karena merasa ditinggalkan. Meski Lea menyadari hati yang hancur itu hampir tidak bisa bertahan, tapi jiwa kekanak-kanakannya masih acuh tak acuh, dipenuhi ego dan ambisi liar, sehingga tidak memilih cinta dan mengabaikan impian untuk merangkul yang tercinta, meski sekali saja. Meski cinta telah memecah-belah hatinya hingga serpihannya tidak lagi memiliki bentuk, tapi Zavier diam-diam masih berharap bahwa suatu hari dapat memeluk wanita itu dengan bahagia. Dia mencoba meyakinkan diri bahwa Lea tidak memiliki pilihan lain, selain menikah dengannya.
Olla_Song · 63.2K Views
Related Topics
More