Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Gods Art

Academy of The Gods

Di dunia yang megah bernama Akaris, sebuah planet yang terhubung dengan alam semesta melalui gerbang-gerbang dimensi. Di planet ini berbagai ras seperti manusia, elf, iblis, monster, dan ras lainnya hidup berdampingan dengan ketegangan dan konflik antar wilayah. Di planet ini ada seorang anak laki-laki bernama Katashi Yumimito, dia dibesarkan dengan pertanyaan yang terus menghantui dirinya: “Siapa sebenarnya orang tuaku? Darimana asal usulku yang sebenarnya?!” Katashi ditemukan sebagai bayi di tengah hutan gelap yang berada di Kawasan Kerajaan Shikimura, Katashi diadopsi dan dibesarkan oleh bangsawan manusia dari Kerajaan besar, mereka adalah Akame Shikimura dan Lishia Shikimura. Tetapi mereka berdua bukanlah orang tua kandung dari Katashi Yumimito. Akame dan Lishia adalah pemimpin Kerajaan besar Shikimura, mereka berdua memiliki anak bernama Daze Shikimura yang usianya tidak jauh berbeda dengan Katashi. Meski hidup dalam kemewahan dan kasih saying keluarganya, Katashi selalu merasa seperti seorang asing di dunia yang seharusnya menjadi rumahnya. Pada usia 12 tahun, takdir membawa Katashi dan Daze ke Academy of The Gods atau lebih dikenal Akademi Arkanova, sebuah akademi legendaris yang berada di planet Arkanova, sebuah planet yang berada jauh diluar struktur multiverse planet Akaris. Di sana, para siswa dari seluruh alam semesta akan belajar untuk menggunakan dan mengendalikan kekuatan mereka. Akademi ini hanya berisi siswa dari kalangan bangsawan dan anak-anak berbakat yang berhasil masuk melalui tes ujian. Namun, Katashi yang hanya anak angkat tanpa garis keturunan yang jelas dianggap tak lebih dari seorang pengikut keluarga Shikimura. Semua siswa meremahkan dan merendahkan Katashi yang hanya seorang anak angkat, sampai Ketika ujian besar dimulai, sebuah kejadian luar biasa mengguncang dunia akademi, kekuatan yang selama ini disembunyikan oleh Katashi terpaksa harus ia keluarkan untuk menyelamatkan orang lain. Para siswa yang melihat kejadian itu langsung terkejut dan tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Apakah Katashi benar-benar seorang anak biasa, atau ia adalah keturunan dari kekuatan misterius yang selama ini disembunyikan oleh pihak yang tak menginginkan kebenaran terungkap? Seiring perjalanannya, Katashi harus menghadapi berbagai rintangan yang ada, dan memutuskan apakah Katashi akan berjuang untuk identitasnya sendiri, atau mengikuti takdir yang sudah digariskan. Katashi harus memilih: menyerah dan pasrah kepada takdirnya, atau menentukan takdirnya sendiri. © 2024 Alvaro. Semua hak cipta dilindungi undang-undang.
varoalvaro · 11.9K Views

The Art of Falling Again

“He’s not coming”, Serena said not knowing how to break the news to her best friend that she had just been dumped on her wedding day. “What?”, Maya laughed as she thought this was one of the other jokes Serena made to cheer her up as she was nervous. “Here”, said Serena, giving her a letter… “he dropped this for you”. Maya the letter and opened it… her hands shaking as she was just about to confirm her worst fear. As Maya's eyes scanned the letter, her face crumbled, and her body began to shake. The words on the page blurred together as her eyes were full with tears, “he’s gone… he’s not coming back”. Maya said as she broke down. Her world came crashing down around her. She felt like she was drowning in a sea of despair, unable to catch her breath. The letter slipped from Maya's fingers, floating gently to the floor as she collapsed onto the bed, her body wracked with sobs. Serena rushed to her side, wrapping her in a tight hug as she tried to comfort her. "It's okay, Maya. I'm here for you. We'll get through this together," Serena whispered, her voice trembling with emotion. But Maya couldn't hear her. She was lost in a vortex of pain and heartbreak, unable to escape the agony that threatened to consume her. As the minutes ticked by, Maya's sobs slowly subsided, replaced by a numbness that spread through her like a cold, dark fog. She felt empty, hollow, like a part of her had been ripped away. Serena handed her a box of tissues, and Maya wiped her face, trying to compose herself. But as she looked around the room, she was reminded of the wedding that was supposed to take place today. The dress, the flowers, the cake – everything was ready, except for the groom. Maya's eyes landed on the letter, still lying on the floor. She felt a surge of anger and hurt, and she knew she had to read it again. This time, she would make herself understand the words, no matter how much they hurt. With a deep breath, Maya picked up the letter and began to read...
Izahbehla · 122 Views
Related Topics
More