Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kalam Eineh

Pesan Cinta Effendik

“Menata hati bukan ikwal membalik telapak Mencairkan luka jua tak sekedar meneguk kopi Menyapu keresahan masa lalu jua teramat tak mampu Semua adalah garis takdir qada Mau tak mau harus terlewati Di sisinya ada jurang di sisi yang lain ada lubang Di tengah-tengah ada serapak dua kaki Bila salah sedikit neraka jahanam adalah ujung tanpa tepi Bukan masalah hanya mengucap Bismillah Atau mengusap kedua tangan kemuka dengan Allhamdulillah Tapi terus berjalan di jalanan yang benar Setegak alif sekuat baq berjuang demi menjaga keimanan dan kesalehan hati Terus berusaha hidup dengan lafaz shalawat dan tabuh genderang takbir langit” *** Begitulah serat cinta lampiran sebait puisi Effendik yang iya tulis rapi bak catatan buki diari. Sore menjelang magrib dengan segelas kopi dan sebungkus rokok di atas meja berteman sunyi sebuah gang desa bernama Mojokembang. Sebuah desa pinggiran kota Jombang. Ini ikhwal sebuah cerita dan album masa lalu Bagus Effendik. Seorang lelaki muda yang sedang mencari jati diri. Benturan demi benturan kenyataan pahit terus ia lalui. Kehidupan sederhana dari orang tua yang sederhana membuat ia harus selalu berjibakuh dan kerja keras untuk mencari sesuap nasi. Bagus Effendik yang sering dipanggil dengan sebutan Cacak Endik. Adalah pemuda biasa dari kebanyakan pemuda kampung lainnya. Namun di balik penampilannya yang biasa saja terselip kalam-kalam illahi yang indah yang selalu tergetar di mulut dan hatinya. Jalan takdir yang ia miliki membuatnya selalu resah dengan keadaan yang diterimanya. Iya selalu bertanya dalam hati apa itu cinta sebenarnya dalam arti mana harus ku kerahui cinta apakah dalam arti kiasan atau secara hakikatnya
Cacak_Endik_6581 · 44.5K Views

Real horral story

Novel Mera nam umar ha or ma 1st year ka student ho ya bat 1 sal purani ha jab hum apny purany ghr sy is ghr my sift howay meri ek choti bhen b ha jo ab 7 sal ki ha matlb tab 6 sal ki thi wo bhot choti ha is lia sb ki ladli ha jab hum new new sift howay to starting my to sb si gaya but ek week bad meri choti sister ny mama ko khna start kr dia k mama washroom my uncle hoty ha phly phly to hum ny bachi samhj k ignore kia but ek month bad jab meri choti bhen maria washroom my gi to us k chikhny ki awaz ai washroom room my tha or hum sb tv lone my tk awaz sun k hum jasy hi wha ponchy meri bhen behosh thi humy kuch samhj ni aya hum usy jaldi jaldi hospital la gy jb doctors ny dekha to khny lgy bachi kisi dir ki waja sy behos hoi thi lakin ab si ha ap isy ghr la jay or hum maria ko ghr la ay usy phly phly to hasty rahy k wo thori relax ho but ek dam maria boli mama wo uncle thy washroom my hum ny pocha kon to khti k black uncle un k gandy nails thy or mujhy unho ny mara or jab hum ny maria ki kardan py dekha yo sach my nishan thy hum sb bhot dir gy maria roz rat ko chiky mrti k uncle dekh ry ha wo a ry ha pass humy samhj a gya k kuch garbar ha hum molvi k pass gy molvi sab ghr ay humry sath unho ny ghr ka jaiza lia or btya ya koi jin ha or hindu ha maria ny garden my koi poda tora or us poday py jin k 11 bachy b thy jo mar gy molvi sab ny wha aytay or qalam prhny start kr dia or ma ek dam behos ho gya jb ma hos my aya sb normal tha but body ny bhot pain tha or khon b nikal ra tha hatho sy jb ma mama papa ay pocha k ya sb kya howa to wo bolay jb kalam prhna start kia to maria k galay my tawiz tha is lia jin tum my a gya tha or wo kah ra tha k ma in sb ko mardo ga ku k inho ny mery bachy mry us k bad tum ny samny ani wali har cheez ko tor dia molvi sab ny bhot muskil sy sb qabo kia or jin sy sb ko mafi mangny ka kaha par jin ni mana phir molvi sab ko usy apny tareeqo sy bhgna pra par molvi sab ny jaldi tawiz dy dia k koi nuksan na ho jay aj b taqiz humry galo my ha khbi khbi awazy ati ha ghr sy cheekho ki ghr change krna chay to koi ghr ni milta jo ghr leny lagy qha mashly ho jaty
Zidi_Heer · 2.7K Views

Manakib Habib Anis al Habsyi

an Habib Anis bin Alwi al Habsyi Peneguh Thariqah Alawiyin di Surakarta Oleh: Aji Setiawan ajisetiawanst@gmail.com Cipawon 6/1, Bukateja Purbalingga-Jawa Tengah 53382 BRI 372001029009535 ABSTRAKSI Peranan Habib Anis bin Alwi al Habsyi dalam dakwah Islam di tengah gempuran pembaharuan Islam di Surakarta pada tahun 1953 hingga 2006. Permasalahan utama penelitian ini adalah ajaran Habib Anis bin Alwi al Habsyi dalam melestarikan ajaran Islam di Surakarta pada tahun 1953 hingga 2006. Pertanyaan pokok studi ini adalah bagaimana ajaran Habib Anis bin Alwi al Habsyi, serta peran dan pengaruhnya terhadap masyarakat luas, khususnya masyarakat Surakarta. Jawaban atas pertanyaan dikaji dari sumber primer dan skunder seperti sumber lisan, surat kabar, dan beberapa referensi yang relevan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kegiatan Habib Anis selain kegiatan di Masjid seperti pembacaan Maulid Simthud Durar dan haul Habib Ali Al-Habsyi setiap bulan Maulud, juga ada khataman Bukhari pada bulan Rajab, khataman Ar-Ramadhan pada bulan Ramadhan. Sedangkan sehari-hari beliau mengajar di Zawiyah pada tengah hari. Wasiat Habib Anis adalah empat hal yang penting: “Pertama, kalau engkau ingin mengetahui diriku, lihatlah rumahku dan masjidku. Masjid ini tempat aku beribadah mengabdi kepada Allah. Kedua, zawiyah, di situlah aku menggembleng akhlak jama’ah sesuai akhlak Nabi Muhammad SAW. Ketiga, kusediakan buku-buku lengkap di perpustakaan, tempat untuk menuntut ilmu. Dan keempat, aku bangun bangunan megah. Di situ ada pertokoan, karena setiap muslim hendaknya bekerja. Hendaklah ia berusaha untuk mengembangkan dakwah Nabi Muhammad SAW. Gerakan menghidupkan tradisi salaf dengan kitab-kitab standart seperti Shahih Bukhari, Ihya Ulumiddin, Nashoih Diniýah, Kalam Salaf dll yang berpusat di masjid Riyadh bersambut luas tidak hanya jamaah masjid, namun klan (fam) serta jaringan ulama akhirnya berkembang. Lewat keistiqomahan Habib Anis, jaringan ulama lokal Solo Raya terbentuk, bahkan pada era 96 an ada forum remaja masjid militan (Forsmil) yang bergerak dari kalangan remaja masjid. Adanya kontinuitas, istoqomah gerakan yang kukuh dengan tradisi salaf serta penguatan jaringan, tidak hanya lokal (Solo Raya), namun muhibbin (pencinta) habaib yang tersebar luas ke seluruh Indonesia berdatangan menjadi koneksitas lokal dan menasional, bahkan menyebar luas tidak saja konteks lokal, nasional namun juga go internasional Kata Kunci : Habib, Islam Tradisional, Tradisi Salaf, Maulid, Muhibbin, Pasar Kliwon Solo, Solo Raya
Aji_Sportifitas · 2.4K Views
Related Topics
More