99 Ways To Torture The Protagonis
Waktu kalian baca cerita tipe Cinderella, dimana wanita ‘paling menyedihkan’ dikehidupan ini bertemu dengan pria si empunya segalanya, pernah gak sih lo kasihan sama peran wanita antagonisnya?
Well, mungkin karena dia terlalu jahat pada sang pemeran utama, waktu dia akhirnya “kena batunya” kalian semua pada seneng. Or maybe you guys go straight celebrating her misfortunes, ngadain pesta 7 hari 7 malem.
If that is the case, well all of you suck and shouldn’t read this novel! Kenapa? Karena sekarang ini cerita tentang ‘wanita jahat’ itu. Well the cannon fodder of the story, that is me!
Anyway, apart for being super scheming and cunning, I am also a very grudge full woman. Yah terserah lo mau nyumpahin gue apa yang jelas gue I refuse to surrender, even if this is the story about Cinderella and her prince charming.
Masa iya, gue yang lahir dengan seluruh kelebihan gue kalah sama cewek begituan. Yah bukan meremehkan ciptaan Tuhan. Tapi untuk menjadi gue yang sekarang ada banyak kerja keras, dedikasi dan waktu yang gue korbankan.
To be smart I’ve to study earlier, endless tuition, melakukan skin care berjam-jam. How not fair If I still receive a bad ending at the end. Atau lebih parahnya lagi, dengan bodohnya gue menghabiskan my youth on someone who didn’t love me.
Gak mau sama gue? Fine, no problemo, gue cari cowok lain. However, apart from the perfect male lead dimana gue harus mencari pria yang menyaingi si pemeran utama?
Kandidat yang mendekati cuman si Kenzo Putra Anderson. Cuman ya, si Kenzo ini super nyebelin and apparently we didn’t have much good record. Been fighting with him like forever, jadi gue agak gak yakin dia adalah kandidat yang tepat.
Tapi, selain dari keluarga Anderson, siapa lagi yang bisa nyaingin Dixon Aksa Ramiro.
Well, whatever it is, this is me and 99 ways to torture the protagonist! Hahaha!