Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Foto Competition

Obsesi Kontrak CEO

[Peringatan: Konten Dewasa, R18+] [Selesai] [Gabung dengan server Discord saya untuk melihat lebih banyak foto Amy dan Henri. https://discord.gg/2uRyaUNAYg] Dia bangkrut dan kehilangan segalanya, tersisa tidak ada selain utang dan kewajiban. Dia kaya dan punya segalanya, ahli waris sebuah perusahaan multi-miliar. Dua orang yang berbeda, ditarik bersama oleh kebutuhan mereka ataukah ini takdir? **** Amelia Bell baru berusia 22 tahun ketika orang tua, kakak, dan kakak ipar nya meninggal dalam kecelakaan mobil. Keponakan-keponakannya yang terluka kini menjadi tanggung jawabnya. Dia menjual segala yang dimilikinya, dia terlilit hutang yang besar dan yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah menangis tersedu-sedu. Dan kemudian terlintas di pikirannya... jawaban atas pertanyaannya... darimana dia akan mendapatkan uang untuk operasi itu? Benar... dia belum melakukan semuanya sejauh ini, dia belum mencoba menjual dirinya sendiri. Itu adalah langkah putus asa tetapi dia tidak punya solusi lain. Dia langsung terlempar kembali dari pikirannya ketika pria itu berteriak. "Ini gila, kualifikasinya sederhana saja tidak mungkin... Sekarang dia meminta saya untuk menemukan seseorang yang murni dan polos kali ini... Meskipun mereka menandatangani kontrak 6 bulan untuk menjadi miliknya, wanita-wanita itu masih jatuh cinta kepadanya meski mereka tahu setelah 6 bulan mereka akan diusir dari hidupnya... ... Saya tidak akan pernah bisa menemukan wanita polos dan murni yang ia cari sekalipun saya menawarkan mereka 5 juta di muka." Tanpa ragu Amy berlari mengejar pria tersebut, naik tangga secepat mungkin. "Permisi, Tuan." "Apa yang Anda butuhkan, Non? Saya sedang buru-buru." "Saya mau pekerjaannya... Kontrak 6 bulan itu, saya bisa melakukannya." "Jadi saya kira Anda juga mendengar bahwa saya membutuhkan seorang wanita yang polos dan murni, bahkan saya sendiri tidak tahu apa maksudnya." "Apakah seorang perawan dihitung? S-saya seorang perawan, mungkin i-itu yang diinginkan bos Anda, kan?" ujar Amy dengan berani. Lalu akhirnya bos, Tuan Welsh, menghadapinya... Dia tidak menyangka dia akan seumuran dengannya, hampir sebaya. Dia membayangkan seorang pria tua atau seseorang yang tidak se-tampan dia. "Anda tidak boleh berhenti bernapas malaikat, itu berbahaya, Anda mungkin pingsan. Siapa tahu apa yang akan saya lakukan pada Anda begitu Anda tidak sadarkan diri." Amy terengah-engah, 'Apa sialan yang baru saja terjadi padaku,' dia mengutuk dalam hati sambil masih menatap pria di depannya. Kemudian dia mendekat kepadanya. "Saya sudah mendengar Anda punya sesuatu untuk saya. Saya tidak sabar untuk menerima hadiahmu, malaikatku. Saya Henri." ******** Cover buku dihasilkan oleh AI dan diedit oleh penulis, tolong jangan gunakan tanpa izin.
Shiroi_Nami · 20.6K Views

Bytes & Blades: Forge of Champions

In the bustling city of NeoTech, three high schools stand at the forefront of education, each known for producing top-tier students in their respective fields. Our story centers around a group of students who, despite being overshadowed by their more popular peers, find common ground in their passion for engineering, gaming, and logic. Meet Ethan, the tech prodigy from Edison High; Mia, the programming whiz from Turing Academy; Oliver, the strategic mind from Tesla Prep. Fate brings them together in an inconspicuous establishment known as "TechHaven" – a combination of a computer shop, a gaming café, and a study hub. Despite their diverse backgrounds, they share a hunger for knowledge, an affinity for technology, and a love for gaming. As they spend their after-school hours at TechHaven, the group forms a tight-knit team, leveraging their unique skills to tackle both real-world engineering challenges and virtual battles within "CyberSiege," a cutting-edge VRMMORPG that combines engineering puzzles with intense gaming scenarios. Their collective talents catch the attention of a renowned national competition, "Forge of Champions," where schools from across the country compete in a rigorous test of engineering prowess and gaming skills. The competition challenges teams to solve complex real-world problems and then translate their solutions into the virtual realm of CyberSiege. Facing skepticism from their peers and rivals, our group of underdog students decides to enter the competition. They navigate through engineering challenges, coding conundrums, and virtual battlegrounds, showcasing their resilience, creativity, and strategic thinking. Along the way, they encounter unexpected allies and rivals, including a formidable team from a prestigious school led by the charismatic but arrogant Ryan. As the competition intensifies, the group faces setbacks and internal conflicts, testing the strength of their friendship. Yet, with each challenge, they discover new facets of their abilities, unlocking potential they never knew they possessed. The boundaries between the real and virtual worlds blur as they navigate the Forge of Champions, a crucible that will either break them or forge them into true champions. In a climactic showdown, our team faces off against Ryan's formidable squad in both the engineering challenge and the final battle within CyberSiege. The outcome not only determines the winners of the competition but also serves as a testament to the power of collaboration, intelligence, and perseverance. As the underdogs emerge victorious, they become unlikely heroes, inspiring a new wave of appreciation for the power of unconventional thinking and teamwork. The novel concludes with the group realizing that their journey was not just about winning a competition but about proving that wisdom and logic can triumph over popularity and stereotypes, leaving an enduring impact on NeoTech's academic landscape.
BlueEnigmaaa · 19K Views

My Friend's Father

Rencananya, Selin dan sahabatnya Maxi malam itu mau menginap di rumahnya Lucian, bersama Aria (pacarnya Lucian) dan juga Dylan (sahabatnya Lucian) untuk mengerjakan tugas kelompok dari kampus. Mereka sudah kenal Lucian dari semester pertama, tetapi memang tak pernah main ke rumahnya. Hanya saja, mereka tahu bahwa ibunya Lucian sudah lama meninggal dan ia diurus oleh ayahnya seorang. Mereka juga sudah pernah melihat foto ayahnya Lucian, tetapi hanya sebatas selfie. Itu pun foto berdua dengan Lucian. Nah, hari itu mereka sepakat untuk mengerjakan tugas kelompok di rumah Lucian karena infonya, ayahnya Lucian akan kembali besok malam karena masih berada dalam perjalanan bisnis ke luar negeri. Jadi, ketika Selin menumpang mandi di dalam salah satu kamar mandi tamu rumahnya Lucian, Selin benar-benar tak berekspektasi bahwa dia akan melihat wujud ayahnya Lucian yang ternyata bertubuh tinggi dan kekar itu tengah berdiri di depannya, hanya memakai boxer dan membawa handuk, sedikit terkejut karena melihat Selin keluar dari kamar mandi tamunya. Orang yang seharusnya kembali besok malam, mengapa bisa ada di sini?! Lagi pula, buat apa mandi di kamar mandi tamu?! Tapi....sialan. Selin baru sadar bahwa dirinya saat ini hanya memakai handuk! "Astaga! Astaga ya Tuhan, maaf, Om!" teriak Selin sembari berlari terbirit-birit ke luar kamar. Sial, ini luar biasa memalukan! Saat Selin sudah mulai tenang, Selin berjalan di koridor seraya membatin. Bukannya Selin mau berpikiran mesum, tetapi astaga, itu betulan ayahnya Lucian? Ya Tuhan, seksi sekali. Pria dewasa yang matang. Gagah...dan...punyanya juga terlihat besar di boxer itu- -eh, sebentar. Baju ganti Selin ketinggalan di kamar tamu tadi!
jihanvelia · 960 Views

Ingin Selalu Bersamamu

Pria bersetelan formal menjeda langkah, memandang isi kamar putranya. Berantakan. "Tidak biasanya kamar kamu seperti ini, apa yang terjadi sampai hati mengobrak-abrik barang-barang?" tanyanya. Rakha menoleh sendu ke ambang pintu dengan perasaan hancur berkeping." "Papa sudah pulang," Rakha menggumam pelan. Miko melangkahi bantal tergeletak di sisi pintu, memindahkan gulungan selimut ke tempat tidur dan banyak lagi kegiatan dilakukannya membereskan kamar. "Belajarlah menjadi lelaki dewasa. Jangan melampiaskan emosi ke benda-benda di sekitar, ini mencerminkan sikap kekanak-kanakan," tegur Miko. "Papa tidak tahu alasan aku marah," lirih Rakha. Selesai merapikan isi kamar, Miko duduk di sofa. "Kemari. Ada sesuatu penting ingin Papa bicarakan," ucap Miko sungguh-sungguh. Rakha menolak bangkit. "Prihal bisnis lagi? Aku tidak semangat diskusi lain kali saja membahasnya." "Bukan. Ini tentang perjodohanmu dengan putri teman Papa," jelas Miko. "Hatiku sedang patah tidak sebaiknya Papa menghibur aku dengan gurauan atau lelucon, bukan menambah beban pikiranku dengan memberitahu aku hendak dijodohkan," miris Rakha. Miko merogoh saku jas kantornya, beranjak mendekat dan menyodorkan sebuah foto kehadapan Rakha. "Perhatikan baik-baik. Dia yang akan menjadi istrimu," kata Miko. Rakha mengambil foto tersebut, menatap datar gambar perempuan berwajah anggun yang tengah tersenyum lembut. "Armala satu-satunya putri tunggal Adinata dan Farah. Kamu dan dia sama-sama anak pertama bedanya kamu memiliki adik. Armala tidak. Kalian dijodohkan tanpa sepengetahuan Mama dan adikmu agar pernikahan kalian berjalan lancar tanpa hambatan," terang Miko. "Papa tidak ada bedanya dengan Mama dan Luna, mengatur aku sesuka hati," sedih Rakha. "Berhenti protes. Terima pilihan Papa. Jika Aqeela mencintai kamu mana mungkin dia meninggalkanmu untuk Fattah. Jika Aqeela tulus mencintai, seratus lelaki yang datang menawarkan cinta sudah pasti ditolak demi menjaga perasaanmu. Tetapi kenyataannya Aqeela tidak menolak Fattah," sambung Miko. "Dari mana Papa tahu Aqeela mengkhianati Aku? Apa mungkin dibalik kandasnya percintaanku ada campur tangan—" "Menuduh Papa?" sela Miko. "Aku tidak menuduh hanya saja terasa janggal di saat hubunganku dan Aqeela rusak, Papa mengungkapkan perjodohan ini seperti jauh hari sudah direncakanan tapi kalau Papa tidak terlibat dalam hal ini dari mana Papa mengetahui semuanya?" terheran Rakha. "Dimas memberitahu segalanya," jawab Miko. Rakha merosotkan bahu, usaha menyembunyikan masalah dari Papa berakhir percuma karena Dimas suka rela membocorkannya. "Selama ini kamu memberikan yang terbaik kepada Aqeela, tidak perlu menyesal ditinggal pergi. Tidak ada gunanya meratapi kepergian cinta. kamu pantas hidup bahagia, membuka lembaran baru dengan Armala," lanjut Miko. Rakha mengusap air mata, mengangguk siap menjalani kehidupan baru bersama Armala.
Penabiru · 8.6K Views
Related Topics
More