Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Lomba Lomba Di Masa Pandemi

Cameraman Never Dies

In the greed-filled world of corporate empires and magic knights, Min Jae was a king in business, with pockets so deep he could drown in them. That is, until his life deemed his playthrough unfair and gave him a red card. Poison was his family's best friend, as everyone had at least tasted it once, not twice because they never could. Death was never on his calendar, neither was an offer for a divine gig. Enter the Deity of Stories, a celestial being with a fetish for plot twists, who offers Min Jae a deal he can't refuse: become her divine cameraman. No, not the kind with a lens, but one who records the tales of mortals. In return, he gets a second shot at life, in a world where his dearly departed parents are alive and well, ready to dote on him from birth. Reborn as Judge (because “Min Jae 2.0” sounded too dull), he quickly realizes this new life is no gift. This steampunk utopia, filled with airships, clockwork gadgets, and an alarming lack of Wi-Fi, thrives on manipulation. But who needs the internet when you have a divine camera and the sharp mind to control it all? Judge isn’t just here to record stories; he’s here to write them, casting himself as the mastermind behind every twist and turn. Armed with his divine powers, he navigates complex schemes, power-hungry nobles, and ruthless industrialists, all while keeping his ultimate goal hidden: to ascend to godhood and rewrite his own fate. Of course, he generally makes a glorious mess of things, all while trying to keep his dear parents blissfully unaware of his less-than-angelic schemes. But as the stakes rise and the Deity of Stories watches his every move, Judge must tread carefully. Can he manipulate his way to the top, or will he become just another character in someone else’s plot twist? --- Just a quick disclaimer: The book steers clear of any unwanted adult stuff. However, it does feature a potentially disturbing amount of violence—enough to make you wonder about the author's mental health. So proceed with caution—and maybe a shield!
CloudCatcher · 346.1K Views

Masa Lalu Telah Berlalu, Tak Ada Kebencian Maupun Nostalgia yang Tersisa

Masa Lalu Telah Berlalu, Tak Ada Kebencian Maupun Nostalgia yang Tersisa ###### Pada hari pernikahanku, tunanganku tertangkap basah dengan cinta sejatinya, Lily, di dalam kamar mandi, tubuh telanjang mereka terlihat oleh semua tamu. Hasilnya sudah pasti; pernikahan diganti pengantin wanita saat itu juga. Ayahku mengalami stroke karena syok dan meninggal beberapa hari kemudian. Tak mampu menahan kematian mendadak ayahku dan rumor yang beredar, ibuku melompat dari lantai tiga puluh sebuah gedung tinggi. Selama masa tergelap dalam hidupku, aku mengalami masalah psikologis yang parah. Rylan, adik tunanganku, terus berada di sisiku siang dan malam, menyelamatkanku dari banyak usaha bunuh diri. Butuh waktu dua tahun penuh sebelum akhirnya aku pulih. Pada hari pemulihanku, Rylan menyewa yacht paling mewah di kota, menutupi geladaknya dengan sembilan ratus sembilan puluh sembilan mawar, dan memintaku untuk menikah dengannya. Setelah dua tahun kebersamaan yang konstan, aku sudah lama jatuh cinta pada Rylan. Dengan air mata di mata, aku menerima lamarannya. Pada perayaan ulang tahun pernikahan kami yang kelima, aku membawa hadiah yang telah disiapkan dengan cermat, berharap untuk mengejutkannya. Sebaliknya, aku secara tidak sengaja mendengar percakapan antara dia dan sekretarisnya. "Sudah lima tahun. Demi Lily, aku telah menikahi wanita menjijikkan ini selama lima tahun sekarang. Memikirkan untuk merayakan ulang tahun kami bersamanya nanti membuatku merasa mual." Suara sekretaris itu bergetar: "Mr. Sterling, tolong minumlah sedikit. Jika kata-kata ini keluar di depan istrimu, akan sulit untuk menutupinya." "Dan jika Mrs. Sterling mengetahui bahwa tujuh tahun yang lalu, kami menyewa seseorang untuk melepas tabung oksigen ayahnya..." Rylan tidak menunjukkan kepedulian, bahkan mengenakan ekspresi mengejek. "Demi Lily, aku bersedia melakukan apa saja." "Selain itu, aku sudah menyia-nyiakan seluruh hidupku pada jalang itu."
ManyWriters · 535 Views
Related Topics
More