Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Lupin Vs Cat Eyes

MANUSIA VS DEWA

Di dunia yang terdiri dari tiga lapisan - Surga, Bumi, dan Neraka, dewa-dewa yang berkuasa atas Surga telah lama menindas dan memanfaatkan umat manusia di Bumi. Mereka mengambil putri-putri dari Bumi untuk dijadikan istri mereka, dan mengambil hasil panen untuk kesenangan mereka. Umat manusia di Bumi hidup dalam ketakutan dan penindasan. Mereka tidak berani melawan dewa-dewa, karena mereka memiliki kekuatan yang sangat kuat dan tidak terkalahkan. Namun, di sebuah desa kecil di Bumi, ada seorang bayi yang lahir dengan kekuatan supernatural yang tidak biasa. Bayi itu bernama Arkeus, dan ia adalah anak dari seorang pejuang yang berani dan seorang wanita yang lembut dan bijaksana. Ayah Arkeus, yang bernama Thane, adalah seorang pejuang yang berani dan memiliki kekuatan yang sangat kuat. Ia telah melawan dewa-dewa dalam beberapa pertempuran, namun ia tidak pernah menang. Thane meninggal dalam pertempuran terakhirnya melawan dewa-dewa, meninggalkan Arkeus yang masih bayi dan ibunya yang sedih. Ibu Arkeus, yang bernama Aria, adalah seorang wanita yang lembut dan bijaksana. Ia memiliki kekuatan supernatural yang tidak biasa, namun ia tidak pernah menggunakan kekuatan itu untuk melawan dewa-dewa. Aria lebih memilih untuk hidup dalam damai dan harmoni dengan alam, dan ia mengajarkan Arkeus tentang kekuatan dan keberanian. Arkeus tumbuh menjadi seorang pemuda yang kuat dan berani, dengan kekuatan supernatural yang semakin kuat. Ia memiliki motivasi yang kuat untuk melawan dewa-dewa dan membebaskan umat manusia dari penindasan mereka. Namun, Arkeus tidak tahu bahwa dewa-dewa memiliki rahasia yang tidak diketahui oleh umat manusia, dan bahwa Iblis memiliki motif yang tidak terduga. Arkeus juga tidak tahu bahwa ia memiliki peran yang sangat penting dalam perjuangan melawan dewa-dewa dan Iblis.
GREAT_WOLF · 0 Views

The Eyes of Laceration

“Kuha!” I gasped and backed away, plunging out my lance out of ‘Amaranth’s’ chest. Blood seeped out of my mouth in quite literally deathly amounts. But I did not waver, I might be close to dying, my body is collapsing, but my will isn’t. “Major… no, Kiera.” I spoke, although barely. “Always remember; there are no victors in war, only survivors with scars.” My knees buckled, and I fell to one. “Also, write it on my tombstone: …” I struggled and stood back up again. Coughing up blood, I glared unto the now heavily injured Omega class with hate so pure, passion instilled, and commitment to burn. “… on the day of December 31st, year 2060, Harbinger of Humanity’s Ordinance, died with badassery, slaying a god.” For a good 5 seconds, I was met with silence before I received an answer. “…Alright. I will make sure. Now go and kick its ass.” A deep sigh resounded in my ears. I smirked, for one final attack, I let my Exsia run rampant and uncontrolled. Amaranth glared at me with contempt as it also began to prepare its final attack. “Arrogant human, I admit that you posses sufficient might to harm me. But you fall short from killing me, feel the wrath of heaven, be torn asunder repeatedly again!” A giant sword of pure crimson energy appeared behind it as I felt the Exsia fluctuations from it. Again, white flames burst out from my frame, burning to its brightest state. “A star is most brilliant before its death, heaven may fall, but I stand tall: BERNSTEIN!!!” I shouted, as I lunged forward unto the devastating attack in front of me, capable of leveling entire countries, but my attack did not waver and a bright white light engulfed my vision, taking me into its embrace. Then I heard a gentle whispering voice. [What would you wish for if you could live your life again?]
Nakamura_Shun · 3.7K Views
Related Topics
More