Souls Who Time Travelled
Kota-kota cerdas berdiri megah, dengan infrastruktur yang terhubung secara digital, mengatur aliran energi, transportasi, dan layanan publik dengan presisi. Jalan-jalan dipenuhi kendaraan yang meluncur tanpa suara, sementara di atas, pesawat supersonik dan kereta hyperloop mempersingkat jarak antar kota dan negara.
Revolusi industri telah mencapai puncaknya, dengan pabrik-pabrik yang dikendalikan oleh robot dan sistem produksi yang mampu mengatur diri sendiri. Manufaktur telah menjadi lebih efisien, lebih cepat, dan lebih ramah lingkungan, tetapi di balik kemajuan itu, manusia semakin tersingkir dari proses produksi.
Namun, kemajuan teknologi ini tidak datang tanpa konsekuensi. Persaingan antarnegara dalam bidang AI, robotika, dan persenjataan telah memicu perlombaan senjata baru. Negara-negara besar saling bersaing untuk mengembangkan teknologi pertahanan yang lebih unggul, menciptakan ketidakstabilan global yang semakin mengkhawatirkan.
Di tengah semua ini, manusia tetap menjadi aktor utama, meskipun semakin tergantung pada teknologi yang mereka ciptakan. Dunia ini telah menjadi panggung di mana setiap negara dari berbagai benua berlomba-lomba untuk menjadi penguasa tertinggi, dengan teknologi sebagai senjata dan inovasi sebagai strategi.
Namun, di balik kemajuan yang gemilang, tersembunyi ancaman kehancuran yang tak terelakkan. Peperangan berskala besar bukan lagi sekadar mimpi buruk, tetapi kenyataan yang mungkin terjadi, di mana teknologi akan menentukan siapa yang akan bertahan dan siapa yang akan musnah.
*Karya Original, bukan terjemahan*
*Bad Writing*