Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Chandra Nath Aghori

Kindred Hearts Esper Chronicles

In the year 1995, a crystalline meteor hurtled towards Earth and crashed in the forests of Aomori, spreading clouds of mysterious dust upon its impact. These dust clouds contain a mysterious substance that turns children and teenagers alike into Espers, human beings gifted with supernatural powers known as Sigils. Some have telekinetic powers, others can control elemental properties and some of them have mind-control powers. As time passes, Espers faces prejudice from normal people due to their powers, fearing that they might replace them. Some of them even think that Espers must be eradicated. There are even people who want to capture Espers and exploit their Sigils. On that day, an organization dedicated to researching and defending these supernatural youngsters known as Lazuline was formed. They even built a paradise for them known as Azure City, an artificial island located on the temperate waters of Sagami Bay, Japan. However, Azure City was just a temporary solution to the Espers. Eldritch beings known as Deviants invaded the city and the shadow of a mysterious consortium loomed upon its supernatural inhabitants, and they must fight back for their rights to live. These are the stories of their struggles and their daily life amidst the threat posed by the evil forces. Cover illustration by Reei_ReIN Original character design and story concept by Farhan Gustama Hartono and Alfredo Chandra Special thanks to Gregorio Corigliano, Jacob Furrier, Grant Felix, Rizqy Abd, DJLordSuzaku, Bernice Neoh and Tatyina
Fargusno7930 · 21.3K Views

GIVEN TIME

"Bakit mo ginawa yun?" Mahinahong saad ni Mark kay Nathan. "Bakit? Ano bang pake mo?" maangas na sagot niya kay Mark. "Siraulo ka ba!? Muntikan ng mamatay sila Ella panong mawawalan ako ng pake? Pakipaliwanag nga Nathaniel, bakit?" "Di niyo maiintindihan, wala kayong maiintindihan kase wala naman kayo sa sitwasyon ko! Di niyo alam nararanasan ko!" sigaw ni Nathan pabalik, napatakip ako sa bibig ko at pinigilang wag humikbi, ayoko ng ganto, hindi ko gusto to. "P-panong di namin maiintindihan kung kahit minsan di mo magawang magpaliwanag?" Sabat ni Hannah sa pagitan ng kaniyang mga hikbi. Mahinang tumawa si Nathan at tumingin isa isa samin. "Akala niyo masaya? Sa tuwing sinusubukan kong mag open up sa inyo? Anong nangyayare? Nathan pano yung seryoso? Di ba dyan lagi nauuwi?!" saad niya pa sabay tingin sakin. "Ikaw Aprielle? Nung sinabi mo bang naiinis ka kay Steph ginawa ko bang biro yun?" napaawang ang labi ko sa sinabi niya at nanglalambot na tumingin isa isa sa kanila at saka napadako kay Steph. "Di ba sabi mo? Di mo makayang makita si Steph ng ilang oras dahil naiinis ka sa kaniya? Bakit? Kasi nasa kaniya na lahat? Ikaw Jamaica." Lahat sila ay napatingin kay Jamaica samantalang ako ay napaupo na lng sa upuang katabi ko. "Sinubukan mong lumayo dahil sa nangyari sayo, Akala mo di ko alam? Nanahimik lng ako." saad ni Nath habang matamang nakatingin kay Jam pero umiwas lng si Jam at ngumiti. "Atleast ako di kayo naargabyado, walang napahamak kahit isa sa inyo, mas pinili kong lumayo kaysa mapahamak kayo." unti unti yung harang na tinayo ni Jam para di bumigay, nawala at tuluyan ng tumulo yung mga luha niya. "A- alam niyo magsiuwian na lng muna tayo, magpalamig tayo ng ulo. Tsaka natin to pag usapan." saad ni Ate Quiin at saka umalis. "Bakit? Tatakbo ka ulit? Para ano? Matakasan mo lahat—" "Oo! Para matakasan ko ! Anong problema kung takasan ko? Anong problema? Ayaw kong masira pagkakaibigan nating lahat! Kaya heto sinusubukan kong pigilan!" pati si Ate Quiin ay bumigay na. "Sa ilang beses mong pagpigil na mangyare yung gantong bagay, mas lalong lumala, mas lalong nasira." saad ni Nath sabay tayo at iniwan kaming lahat. Lumapit sakin si Steph at hinawakan ang balikat ko pero umiling lng ako at umalis na din. . . . . . They say break up could shatter your whole life But For me, Watching my friends grow apart with each other already breaks my heart. Friend ship over is more heart breaking than break up. If ever If ever I don't want to know them if ever I'll go back time. . . . . I—no they are part of my life, if ever, If ever I could go back time I will fix everything, everything, every inch of it. . . . . .
Ju_Daeyang93 · 22.6K Views

Nath and Seth

Seth Leone Cempaka dan Nathan Eliot adalah teman dekat dari kecil hingga banyak orang yang mengira mereka adalah anak kembar. Seth adalah lelaki yang tampan, ia merupakan kapten tim basket di sekolahnya, begitu populer dan dicintai, berbeda dengan Nath yang hanya memiliki Seth seorang dengan kepribadiannya yang cenderung tertutup. Seth dan Nath memiliki keistimewaan yang ajaib sekaligus menyakitkan, yaitu kemampuan mentransfer rasa pedih apabila salah satu dari mereka jatuh sakit. Karena keistimewaan itulah hubungan mereka semakin dekat hingga keduanya merasa benih-benih asmara. Walau malu-malu, Nath menerima apa yang ia rasa, ia mengakui rasa sukanya pada Seth. Namun, berbeda dengan Seth yang selalu berkilah, menolak dan membohongi hatinya. Suatu hari Seth dan Nath beradu mulut karena tiba-tiba Nath mengutarakan perasaannya pada Seth. Seth menolak mentah-mentah rasa cinta Nath dan pergi meninggalkan Nath ke acara prom night bersama Thalia. Seth tak sengaja meninggalkan kado untuk Thalia di rumah Nath, karena merasa bersalah, Nath menyusulnya ke acara itu. Namun, kejadian naas menimpa Nath. Ia tertabrak mobil yang membuatnya koma. Semenjak itu, hidup Seth terpukul, tiap detiknya terasa dihantui oleh kenangannya bersama Nath. Lantas, ia berteriak kepada Tuhan, meminta agar diberikan kesempatan kedua. Berjanji akan memberikan kehidupan yang layak untuk Nath. Walaupun mereka tak diizinkan bersama. Do'a Seth terkabulkan, ia kembali ke masa di mana dirinya masih berusia enam tahun, di mana ia harus mengubah masa depan Nath, tetapi itu tidak semudah yang ia bayangkan. Ia baru menyadari bahwa masa sekolah Nath sering dirundung dan dikucilkan, seketika Seth terasa ditampar. Yah, bagaimana bisa ia menyebut dirinya seorang sahabat bagi Nath. Seth membuang kesempatannya untuk bergabung di tim basket dan memilih ikut Nath dalam kelas merajut. Awalnya Seth menikmati kebersamaannya dengan Nath. Namun, ia merasakan tubuhnya kian memudar seiring waktu. Pada suatu hari Seth menemukan catatan harian Nath yang berisikan gambar seorang gadis berkuncir kuda bernama Maudy. Sekarang Seth sadar, kalau Nath mencintai dan bersama Maudy pada akhirnya. Maka dirinya akan menghilang. Namun, bukankah itu adalah kebahagiaan Nath? Seth merasa, jika Nath akan bahagia jika bersama Maudy ketimbang dirinya. Namun, sebelum Seth benar-benar menghilang. Nath mengungkapkan perasaan yang sebenarnya pada Seth. Jika ia tak mencintai Maudy, karena bagi Nath ia menyukai Seth seorang. Entah untuk masa lampau atau masa depan. Nath mengajak Seth untuk menghadiri acara prom night, awalnya Seth ragu. Namun, setelah dibujuk, Seth akhirnya setuju dengan satu syarat, yaitu tidak boleh menyebrang jalan sendirian. Acara prom night berjalan dengan lancar, mereka berdua menghabiskan malam dengan tawa dan kebahagiaan, tetapi tiba-tiba saja Nath terjatuh karena terpeleset di tangga. Tidak ada luka serius, hanya saja luka kecil yang perlu diobati. Seth berlari ke apotek terdekat untuk membeli Betadine dan handyplaster. Namun, dari arah seberang sebuah truk melaju kencang, Nath berlari ke arah Seth sembari berteriak parau. Nath dari arah belakang mencoba mendorong tubuh Seth, tetapi terlambat, mereka berdua tertabrak hingga terlempar sejauh lima meter. Tubuh Seth maupun Nath basah akan darah segar. Saat Seth berkedip ia berpindah ke sebuah tempat yang ia duga rumah sakit dengan Nath yang juga terbaring di sebelahnya. Menatap Seth dengan mata sembab." "Seth, apapun yang terjadi kemarin, besok, lusa dan masa depan. Aku senantiasa mencintaimu." "Terimakasih Seth, telah membuat hidupku dipenuhi pelangi. Namun, Seth, kembalilah ... diriku di dimensi yang berbeda membutuhkanmu. Biarkan Seth di sini beristirahat dalam keabadian."
Addiin · 3.8K Views
Related Topics
More