Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Amane Kanata

The Tale of Revenge [BL]

Hello! My name is Aman Vasuki. I belong to the Royal Family of Vasuki Clan which is the Clan of Shapeshifting Serpents. Currently, I am working as a caretaker of a human boy named Mei Wei. Why? Because I am going to kill his father…. Aman's life was like a dream. He belonged to the Royal Family of a Clan of Shapeshifting Serpents. He had a loving family, supportive friends and riches of the world. All in all, he lived a dream like life. But one day this dream got shattered… On the night of blood moon, when he was stripped off his powers, four humans ruined him. They took what was most precious to him…. But, now he is back to get his revenge on the very people that snatched his world from him. But why does Mei Wang's son always give him a look which is filled with love? And why does his heart suddenly start feeling calm when he is close to Mei Wei? Excerpt: The cold wind was blowing with a swoosh sound. The area was dead silent despite four people being there and a fifth pair of eyes looking at them. Aman's upper human body was glistening with a little sweat, Meanwhile his lower body was turned into a fiery red snake's. The golden pattern on it shining under the moonlight. In this snake tail, he was holding a trembling human. He was trembling with fear of death. Aman brought him closer and looked at him closely. He turned back, his long red hair blowing with the wind, suddenly he laughed out loud but this laugh was not heartily but bone chilling, "I am so happy to see the fear of death in your eyes, SAGE SAETANG!" He laughed again, "I think this look of fear suits all three of you. You know, when I killed your friend Melvin he was even crying and even begging me to spare him. Unfortunately, death is inevitable. Is it not?" Aman asked Sage, as he brought him closer and rubbed his hair with his hand like a child. He was smiling but his eyes were filled with killing intent. The rub resulted in Sage's scalp becoming numb, he furiously nodded, "of course his pathetic twin brother did not fare any better. I did not get the feeling of originality, you know." Aman pouted, showing his dissatisfaction, "wailing and gaping like a fish out of water. He even offered me that he would give all of his properties to me? But what use could I have of that. This look of fear provides me with much satisfaction than any riches in the world." "And now, now the same look is in your eyes. I bet you can see death standing somewhere. But why are you not pleading? At least cry a little," Aman told Sage whose mouth was still sealed. Cold flashes in his eyes and he started tightening the coiling of his tail around Sage's body, "forget it. Do as you please. After all it's your own death. But don't blame me if Mei Wang cries louder and surpasses you when I kill him." He showed a smile that made Sage's stomach flip, "I can't wait anymore to kill-" "AMAN!!" The shout was loud enough but Aman could even feel the emotions hidden in it, shock, betrayal, disbelief and extreme hurt. His whole demeanour fell on the ground, he also changed back into a complete human. Sage also fell on the hard ground with him. Aman looked up and there he was. Standing in front of him was Mei Wei…. **** How would Mei Wei react? And will their relationship survive this? What did those four people do to destroy Aman's life? Why does he want to take revenge? Is it possible for 4 mere humans to ruin a supernatural being? Or someone entirely unexpected is the mastermind behind? Join me to witness Aman's Tale of Revenge and find out all the answers to all of your questions.... Warning:- This story contains mature scenes; explicit violence, death, rape, male pregnancy and torture. If you are not comfortable or you are underage please stay away. **Although in every mature themed chapter there is a warning and a minor friendly summary available. *the cover photo credit goes to @unlomio on twitter. Thanks @ImagineTishaD for helping me.*
themysteryboy07 · 339.8K Views

CEO itu bukan bos aku.

Lyn asyik menikmati kopi Americano yang dibeli bagi menghilangkan ketagihan kafein yang sangat dicintainya, seawal pagi yang sangat sibuk hanya sekarang sempat mencari kesukaanya itu,sambil matanya liar memerhati manusia yang lalu lalang menjalani kehidupan masing-masing.Cemburu melihat pasangan yang bermanja dan bermesra,dia mengalih pandangan matanya melihat jam di pergelangan tangan ."Sudah jam 9 malam, ahh cepatnya masa berlalu, baru nak mencuci mata sebentar",fikir Lyn yang lelah mengadap hari-hari yang sama setiap hari.Sudahlah hidupnya serasa tiada kebebasan tiada kesempatan untuk berlibur dan hampir tiap masa walau hari cutinya,ketuanya,Tuan Arman Shah yang sangat-sangat cerewet dan sentiasa mencari salah sentiasa mengarahkan dia untuk melaksanakan tugasan mengikut rentak dan suka beliau.Memang la dia di bayar untuk setiap kerja lebih masa tapi.... 'Aku pun manusia juga yang nak memanjakan diri dan menghabiskan masa dengan keluarga dan teman, tiada masa untuk bersosial hanya kerja dan kerja..'. Dia baru berkhidmat tidak sampai tempoh sebulan untuk sang ketua. Sebelumnya dia berkhidmat dengan Puan Kasmah.Andaian diri bila berubah ketua hidupnya lebih aman kerana selalunya ketua perempuan yang lebih cerewet namun dia silap kerana ketua yang baru ini walau nampak sebaik malaikat, bak kata orang tua-tua pijak semut pun tak mati. Mampu kah Lyn untuk terus menjadi setiausaha kepada Tuan Arman Shah, CEO muda yang berkaliber dan gila bekerja?
NorST · 264.2K Views

Kesempatan Kedua : Miliarder Tak Terduga

Ringkasan Novel: Kesempatan Kedua: Miliarder Tak Terduga Arga, pria biasa yang baru saja bercerai, hidupnya berubah drastis saat ia mengetahui bahwa ayahnya ternyata seorang miliarder pemilik Nusantara Jaya Grup, sebuah perusahaan besar di bidang properti dan investasi. Tak pernah ada petunjuk tentang kekayaan keluarganya; ayahnya selalu tampil sederhana dan tertutup. Setelah kematiannya, Arga ditunjuk sebagai pewaris tunggal, mewarisi perusahaan dan kekayaan besar yang selama ini tersembunyi. Saat menggali lebih dalam, Arga menemukan misteri besar yang terkait dengan ayahnya: sebuah proyek rahasia bernama Proyek Langit Biru. Proyek ini berfokus pada pengembangan sebuah pulau terpencil yang didanai dari rekening pribadi ayahnya dan melibatkan nama-nama besar, termasuk Rendi Suprapto, pengusaha properti yang dianggap sebagai pesaing utama ayahnya. Dalam perjalanannya, Arga menyadari bahwa proyek ini adalah bagian dari visi besar ayahnya untuk menciptakan perubahan sosial di Indonesia, sekaligus “hadiah” yang diwariskan untuk masa depan. Namun, warisan ini membawa Arga ke dalam dunia penuh intrik, konspirasi, dan pengkhianatan. Banyak pihak berkepentingan yang mengincar kekayaan dan rahasia yang diwariskan padanya, dan Arga mendapati dirinya dikelilingi oleh orang-orang yang ia tak yakin dapat ia percaya, termasuk anggota tim manajemen perusahaan dan sekutu ayahnya yang memiliki agenda tersembunyi. Arga bertemu dengan Andi Mardika, arsitek yang membantu pembangunan proyek tersebut, dan secara bertahap, ia mulai memahami kompleksitas jaringan yang dibangun ayahnya. Dalam prosesnya, Arga menghadapi tantangan moral dan dilematis antara menjalankan warisan ayahnya dengan idealismenya sendiri atau mengambil langkah lebih aman untuk melindungi dirinya dan keluarganya. Meskipun ia diliputi kebimbangan, Arga berusaha mempertahankan nilai-nilai kejujuran dan integritas yang ditanamkan oleh ayahnya, sambil berjuang untuk menemukan siapa dirinya sebenarnya di tengah segala kekayaan dan kekuasaan yang ia warisi. Pada puncaknya, Proyek Langit Biru akhirnya terungkap sebagai proyek ambisius yang ingin menciptakan ekosistem mandiri untuk mendukung kaum termarjinalkan di Indonesia. Proyek ini memiliki risiko besar, namun sekaligus menjadi kesempatan bagi Arga untuk memperbaiki masa lalunya dan melanjutkan visi besar ayahnya. Dalam sebuah pertarungan sengit dengan pihak-pihak yang berusaha mengambil alih proyek itu, Arga memutuskan untuk mengambil peran sebagai pemimpin sejati dan membawa perusahaan ke arah yang lebih positif dan manusiawi. Di akhir perjalanan, Arga menyadari bahwa warisan yang ia terima bukanlah beban, melainkan kesempatan untuk membuat perbedaan nyata bagi masyarakat, sekaligus kesempatan bagi dirinya untuk bangkit dari masa lalu yang kelam. Warisan ini menjadi kesempatan kedua yang membawanya pada jati diri baru dan pemahaman mendalam tentang arti keluarga, kekuasaan, dan tanggung jawab sejati.
seiman21 · 424 Views
Related Topics
More