Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Doraemon Air Pistol

Celestial Embers Chronicles

The Trials are about to begin; Seraphim looks to the past to learn about her uncertain future. Being a Celestial Arborist has never been easy; and soon she learns there are more secrets to unfold. Will she abandon everything she knows in search of the truth? Check out our other story Snow White and Her Vampire King. Updates on Mondays. http://wbnv.in/a/1dibx6X “Harriette,” she whispered, her voice trembling, “we need to go. Now.”  The temperature dropped around them, Seraphim could see her breath, and her breathing was ragged as it drew in the sharp air.  Harriette’s body began to quiver as she too, sensed the shift in the air. But before they could move, a figure emerged from the shadows of the trees. It was unlike anything Seraphim had ever seen—a towering, hunched creature cloaked in darkness. Its eyes glowed faintly, twin orbs of eerie green light. The gaze seemed to pierce through her, seeping into her very soul. “Don’t look at it!” Seraphim hissed, grabbing Harriette’s arm and pulling her back. “Whatever you do, don’t meet its eyes!” The sisters stumbled backward, the creature’s guttural growl vibrating through the air. Seraphim’s heart pounded as she tried to remember the stories she had heard—legends of beasts that roamed beyond the wall, their gaze capable of paralyzing even the bravest of souls. They turned to flee, crashing through the underbrush in a desperate attempt to escape. But the creature was fast, its heavy footsteps thundering behind them.
AnnaliseKarmot · 9.9K Views

The Guardian of Dark Night

Duan Holster 24 tahun berambut hitam dan mata hitam seorang mahasiswa tingkat akhir yang tinggal bersama neneknya. Duan bekerja sebagai penjaga toko, setelah mengakhiri kelas, setiap siang hari hingga malam, Duan bekerja selama 10 jam. Pada suatu hari Sebuah serangan terjadi dalam serangan pada toko tempatnya bekerja, tiga perampok datang ke tokonya, satu dari jauh menodong pistol, dua orang mencoba mendekat dengan salah satunya membawa pisau. "Beri semuanya atau mati" Rampok meminta. "Tolong tenang, ambil saja ini semua". Sepertinya pekerjaan ku berakhir disini pikir Duan. Pria terakhir mencoba mengambil uang dalam penyimpanan. "Minggir jangan melakukan apapun" Pach!!, sebuah pukulan mendarat di pipi Duan dan Dia terlempar membenturkan kepala belakang mengenai meja kasir di belakangnya. 'Sial ambil saja tidak usah memukul' pikir Duan dalam benaknya. Duan berdiri dengan sedikit linglung, pria yang membawa pisau mencoba menusuknya, Duan menghindarinya ke kanan menyerempet lengan kirin, Duan memposisikan kaki kanannya ingin maju ke depan tapi merasakan bahaya, Dia melompat mundur dan dan suara bang bang kaca disamping Duan sebelum pecah. Duan dengan reflek langsung menunduk 'Sial kenapa bergerak sih' mereka waspada terhadap perlawanan Duan. Duan memberi sarat dengan mengangkat dua tangan keatas mencoba berdiri untuk menyerah tapi di abaikan oleh pria membawa pisau. Wuss wuss wuus, tiga tusukan yang cepat dilakukan ke arah dada nya. 'uhh!!!' tusuk terakhir mengenai ulu hati dan suara pistol meletus 'bang! bang!' peluru mengenai kepalanya dan Duan terjatuh terkapar dengan wajar menghadap lantai, darah mulai membanjiri area tersebut. Delapan detik sebelum kematian kenangan terlintas dalam pikirannya 'aku tidak memiliki banyak kenangan indah untuk dibawa mati' Dia yang di besarkan oleh neneknya saja yang tidak memiliki teman seorang pun karena terlalu lusuh. Setelah kegelapan pun datang di pikirannya dan Duan mati, setelah beberapa waktu berlalu, Dalam kegelapan Duan Merasakan hangat. Matanya terbuka!!!
Nugo8588 · 417 Views
Related Topics
More