Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Snake Eyes Storm Shadow

SHADOW JUDGMENT

Sinopsis: Kota Blackridge adalah neraka bagi yang lemah. Kejahatan merajalela. Para politisi korup. Polisi hanya boneka para mafia. Hukum? Itu cuma lelucon. Tapi ada satu nama yang membuat para penjahat ketakutan. "DANTE REAPER"—DETIK TERAKHIR BAGI PENJAHAT Dia bukan detektif biasa. Dia adalah pemburu, hakim, dan algojo dalam satu tubuh. Jika dia mengejarmu, tidak ada penjara yang menunggumu—hanya kuburan. Dante memiliki kemampuan supernatural untuk melihat dosa seseorang hanya dengan menatap matanya. Ia bisa merasakan setiap kejahatan yang mereka lakukan, setiap nyawa yang mereka renggut, setiap kebohongan yang mereka sembunyikan. Dan jika mereka bersalah… Mereka akan mati. Setiap malam, dia keluar memburu para predator yang mengira mereka tak tersentuh: Bos mafia yang mengendalikan kota. Polisi korup yang menjual hukum kepada yang membayar lebih tinggi. Psikopat yang menganggap nyawa manusia sebagai hiburan. Politisi yang menjual rakyat demi kekuasaan. Namun, pembunuhan demi pembunuhan mulai menarik perhatian seseorang yang lebih berbahaya. "SPECTER"—pembunuh bayaran terbaik di dunia. Seseorang telah membayarnya untuk memburu Dante dan menghentikan misinya. Tapi Specter bukan pembunuh biasa. Ia adalah hantu yang tidak pernah gagal dalam pekerjaannya. Sekarang, Dante tidak hanya harus menghabisi para penjahat, tetapi juga bertahan dari pemburu yang lebih berbahaya dari semua musuh yang pernah ia hadapi. Siapa yang akan bertahan sampai akhir? Dan apakah keadilan yang ditegakkan dengan darah benar-benar bisa disebut keadilan? ---
AL_GAMING_1485 · 786 Views

The Eyes of Laceration

“Kuha!” I gasped and backed away, plunging out my lance out of ‘Amaranth’s’ chest. Blood seeped out of my mouth in quite literally deathly amounts. But I did not waver, I might be close to dying, my body is collapsing, but my will isn’t. “Major… no, Kiera.” I spoke, although barely. “Always remember; there are no victors in war, only survivors with scars.” My knees buckled, and I fell to one. “Also, write it on my tombstone: …” I struggled and stood back up again. Coughing up blood, I glared unto the now heavily injured Omega class with hate so pure, passion instilled, and commitment to burn. “… on the day of December 31st, year 2060, Harbinger of Humanity’s Ordinance, died with badassery, slaying a god.” For a good 5 seconds, I was met with silence before I received an answer. “…Alright. I will make sure. Now go and kick its ass.” A deep sigh resounded in my ears. I smirked, for one final attack, I let my Exsia run rampant and uncontrolled. Amaranth glared at me with contempt as it also began to prepare its final attack. “Arrogant human, I admit that you posses sufficient might to harm me. But you fall short from killing me, feel the wrath of heaven, be torn asunder repeatedly again!” A giant sword of pure crimson energy appeared behind it as I felt the Exsia fluctuations from it. Again, white flames burst out from my frame, burning to its brightest state. “A star is most brilliant before its death, heaven may fall, but I stand tall: BERNSTEIN!!!” I shouted, as I lunged forward unto the devastating attack in front of me, capable of leveling entire countries, but my attack did not waver and a bright white light engulfed my vision, taking me into its embrace. Then I heard a gentle whispering voice. [What would you wish for if you could live your life again?]
Nakamura_Shun · 3.9K Views
Related Topics
More