Obsesi Sang Kakak
"kenapa? apakah kakak di keluarkan oleh pihak sekolah karena kakak ketauan sering berkelahi?"
"tentu saja tidak, kamu tidak usah kwatir dan belajar dengan baik, jangan biarkan siapapun menyakitimu di sekolah mengerti?"
"iya, tapi kenapa kakak keluar dari sekolah?"
"karena aku akan bekerja mulai sekarang"
"bekerja? apakah kakak berhenti sekolah karena sudah mendapatkan pekerjaan?"
"ya bisa di bilang seperti itu"
"tapi kak, kamu masih belum menjawab pertanyaan ku, kenapa kakak bisa masuk ke sekolah dan ke luar seenaknya? bukankah itu perlu beberapa prosedur yang cukup membuat pusing?"
*****
ruby ingat apa yang di katakan oleh sahabatnya sintia, jika ingin pindah ke sekolah mereka sekarang perlu beberapa prosedur yang cukup sulit dan biaya yang sangat mahal, karena sekolah mereka adalah sekolah elit dan sekolah terbaik di Jerman.
apa lagi ini bukan murid pindahan biasa, karena sebenarnya dia tau jika kakaknya tidak pernah sekolah secara formal sebelumnya, walaupun dia tahu jika kakaknya sangat rajin belajar sendiri di ruang belajarnya hingga tengah malam dan memiliki buku yang sangat banyak dalam berbagai macam bahasa asing.
"hmm ya kakak di bantu oleh beberapa orang teman"@
"hah? kakak memiliki teman?"
ruby menatap kakaknya aleska dengan tatapan yang menyelidik, karena dia belum pernah melihat dan mendengar jika kakaknya memilki seorang teman.
"ya kira kira begitu lah"
melihat ruby yang percaya begitu saja apa l apapun yang di lakukannya saat ini adalah untuk melindungi ruby. dan pujian dari ruby sangat berarti untuknya, seperti dia sudah melakukan suatu hal yang benar dan berguna. walaupun banyak pujian dari pihak luar kepadanya tapi itu malah membuat aleska merasa muak akan pujian mereka, sangat berbeda saat ruby yang memberikan pujian tersebut.
"ah, ingat kedepanya jika bertemu, panggil dia ayah"
aleska memberi tahu ruby sambil memencet hidung adiknya ruby dengan gemas. hari ini dia sangat bahagia, karena dia bisa mengantar ruby ke sekolah dengan usaha nya sendiri walaupun sebenarnya dia memiliki beberapa mobil tapi itu tentu saja menjadi salah satu rahasianya, sekarang dia bisa mengantar dan menjemput ruby ke sekolah dan tidak akan membiarkan ruby berjalan kaki dan naik bus umum lagi setiap hari untuk pergi ke sekolah.
"ah kakak ini sakit"
ruby mengeluh sakit karena hidung nya di pencet oleh aleska.
"tapi apa yang tadi kakak katakan? apakah tentang ayah seseorang?"
"ah lupakan saja"
@
aleska langsung masuk ke dalam mobil dan ruby langsung menyusul kakaknya dan duduk di samping pengemudi.
"kakak ayo kita berangkat sekarang"
dengan tingkah imut dan suara manjanya ruby mengajak aleska untuk segera berangkat ke sekolah,
jika setiap hari begini terus bagaimana aleska dapat menahan perasaanya kepada ruby.
aleska menggeleng geleng kan kepalanya berusaha tidak memikirkan ruby, tapi saat dia akan menginjak pedal gas, dia melihat ruby malah tidak memasang sabuk pengamannya.
sehingga aleska merebahkan badannya ke arah ruby untuk mengambil sabuk pengaman yang ada di samping ruby. karena gerakan aleska yang tiba tiba malah membuat ruby terkejut dan tidak sengaja bibirnya menempel pada pipi aleska, ternyata niatan aleska yang ingin segera bergegas pergi untuk menghindari ruby malah membuat situasi semakin sulit untuk di kendalikan nya. tapi aleska berusaha tetap terlihat tenang memasangkan kembali sabuk pengaman ruby, seolah olah tidak terjadi apapun.