Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Ryuichi Tenkai

The Theory of Nihility: Chaos and Creation

There was once a God in the realm where only Divine Beings lived. He didn't know where he came from, for he did not have parents. He was all alone. One day, he found a companion - someone who he shouldn't have met by the laws of their world. As it goes, with time they fell in love. But there was a problem - she was the Devil, and he was a God. He committed the 'sin' by setting her free. Stripped of his divinity and sent to hell for eternity. She gave up her divine form and newfound freedom to accompany him as a spirit. It was tragic. As soon as she got her freedom, she had to give it up again. The Gods thought he could never escape from hell, but they made a fatal mistake. The 'hell' wasn't merely hell, it was a place where beings transcending Gods were born. The strongest curse in their arsenal was breakable. In fact, in ancient times it wasn't a curse but a sacred method for ascension from Godhood. The Nine Cycles of Samsara. The nine cycles to temper one's Soul. With each cycle, one would have an exponentially stronger soul than before. It was once an essential part of Soul Cultivation. But they thought it was a curse... Having broken the 'Curse' and surviving the Nine Cycles of Samsara, Asura Ryuu and Asura Tenka reincarnate in one of the lower Celestial Planes. The new life gives them new opportunities. Who wouldn't want a new life, especially when rising from 'hell'? Although the Gods thought they banished Asura Ryuu for good, they didn't even imagine what it would bring to their realm. With Destiny having taken a liking to him, Asura Ryuu would surely not be an ordinary being in his tenth life, would he? A pair of Heavenly Dragons, Asura Ryuu and Asura Tenka, set off on their new journey together, with Destiny in their grasp this time. Come join them, as they write the story of their lives and the theory of their own - The Theory of Nihility. The Avatars of Chaos and Creation shall share their story with us!
Abcccdfef · 230.1K Views

Love at The End of Spring

Bagi Ryuichi Kenzo kau adalah hangat. Padamu aku temukan dunia yang ramai dan selalu bahagia. Kau adalah rumah. Tempat aku menitipkan tawa kanak-kanakku, juga menyimpan mimpi tentang sebuah masa depan. Suatu hari, mungkin rumah ku tidak lagi kau. Tidak bisa dan tidak mungkin. Kau hanya lah rumah tempat aku menyimpan berpuluh-puluh frame yang tidak akan lapuk karena waktu. Tempat aku selalu kembali meski mungkin kau tidak lagi berada di sana. Hari itu Kenzo mengingat hari kelulusannya. Penampilan fisik Kenzo saat itu tidak jauh berbeda dari berandalan pinggir jalan, dan tidak banyak orang yang mau bergaul dengannya. Namun pada hari kelulusannya itu, seorang adik kelas perempuan mendekatinya dengan takut-takut, matanya berair, mukanya setengah tertutup rambut, merah karena malu, suaranya bergetar tidak terkontrol ketika ia meminta kancing kedua Kenzo. “Kancing yang terdekat dengan hatimu,” kata gadis itu terbata-bata. “Karena sudah lama aku menyukaimu.” Rasanya, Kenzo setengah sadar ketika ia memberikan kancingnya pada gadis yang ia bahkan tidak tahu namanya itu. Gadis itu berlari pergi segera setelah mendapatkan kancing Kenzo. Seolah ia akan meledak jika berdiri di depan Kenzo lebih lama lagi. Kenzo berdecak tidak peduli setelahnya, dalam hati menertawakan dirinya sendiri untuk ikut dalam tradisi bodoh itu. Ia tidak peduli dengan kelulusan, apa lagi dengan pernyataan cinta yang tidak jelas seorang gadis. Ia hanya ingin cepat pulang dan menemui Kazura lagi. Namun Kazura yang menunggu di rumah tampaknya tidak secuek itu tentang kancing Kenzo. Ia tidak langsung menangis saat melihat kancing kedua Kenzo telah di berikan pada orang lain. Ia mencengkeram lengan seragam Kenzo begitu erat, ujung hidungnya memerah dan matanya berair, ia masih terlalu kecil, tetapi Kenzo melihat kilatan di mata Kazura saat itu. Kilatan Cinta. Kilatan yang sama seperti yang di pancarkan oleh gadis malu-malu yang mendapatkan kancing keduanya. Kilatan Kazura lebih polos dan kekanakan, tetapi itu adalah kilatan yang sama. Kazura segera menangis meraung setelahnya, memaksa Kenzo mengambilnya kembali dari gadis tadi. Namun nama gadis itu pun ia tidak tahu. Wajahnya pun ia tidak ingat. Kenzo tidak pernah mendapatkan kancing keduanya kembali untuk di berikan kepada Kazura. Bersamaan dari itu, kilatan itu perlahan-lahan hilang dari mata Kazura. Kenzo tidak tahu ke mana, atau sejak kapan. Tetapi, terkadang ia mengakui ingin melihatnya lagi. Ia hampir pada tahap saat ia merindukan kilatan itu. Namun, ia tak kan pernah mengakuinya, bahkan tidak kepada dirinya sendiri. Kazura adalah adiknya.
Ahra_August · 25.5K Views
Related Topics
More