Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Meesho Slate Pencil

Reincarnated as a Mushroom?

BLURB > He was reborn by mistake. Raised with purpose. Loved by a god. Worshipped by monsters. And the galaxy doesn’t stand a fucking chance. Irvine’s soul took one wrong turn through the wheel of karma and woke up in a body grown by an intergalactic hivemind goddess with boundary issues and galaxy-sized ambition. Now he’s the golden child of a psychic swarm that feeds on control and burns whole worlds for affection. With Crystal at the helm, warriors like Kimchi, relic-weapons like Kiya, and a council of psionic horrors eager to call him king, Irvine must choose what kind of god he wants to be. Because when a hivemind learns to love... ...it doesn’t know when to stop. The universe will kneel—or get devoured trying. SYNOPSIS Irvine didn’t ask to be reincarnated, but the cosmos had other plans. And it didn’t hand him a cheat code or a clean slate—just one random boon, selected by an uncaring divine roulette wheel. Good karma? Bad karma? Balanced as all fuck. Now he's reborn in the body of a psionically tuned alien hybrid, raised from psychic infancy by Crystal, the hivemind queen of a race so advanced they’ve abandoned individuality for shared omniscience. All except her baby boy. Irvine is the singularity inside the swarm, the first soul allowed to think, dream, and desire independently. Trained by warriors like Kimchi, advised by bio-symbiotes like Kiya, loved ferociously by hive sisters like Diane, and shadowed by powers ancient and unnamed, Irvine is both weapon and wielder, saint and sacrifice. But empires don’t run on hugs and handjobs. As Crystal expands her dominion—across star systems and sentient nebulae—Irvine must lead the charge through blood, fire, and psionic flame. His soul is still human. His body? Engineered for extinction. His heart? Not entirely his anymore.
LITTLE_LYTA · 103.8K Views

RANTAI KEHENDAK: KEBANGKITAN NAM KING”

Di sebuah dunia yang dibina atas tulang kekaisaran dan kepercayaan kepada keturunan bangsawan, wujud sebuah desa terpencil di langit — peninggalan peradaban dewa kuno — tempat lahirnya seorang anak luar nikah dari Kaisar yang kejam dan seorang pembantu istana yang terbuang. Namanya: Nam King. Dibesarkan dalam hinaan dan kemiskinan, Nam King tidak memiliki apa-apa — kecuali tekad sekuat kehendak dewa. Ketika seluruh dunia mempercayai bahawa hanya keturunan darah murni yang layak menjadi pahlawan, King membuktikan bahawa kekuatan sejati lahir dari penderitaan dan keengganan untuk tunduk. Dengan tubuh muda yang penuh luka dan jiwanya yang tak pernah berhenti bertanya tentang makna kekuatan sejati, Nam King menyertai pengembaraan untuk menembus tembok Akademi Arkaidion — tempat yang melatih legenda dan juga alat sistem kaisar untuk mempertahankan kekuasaan. Di tengah penghinaan, ujian maut, dan tipu daya politik bangsawan, King perlahan membangkitkan kuasa yang terlupakan dunia — kuasa enam elemen purba: bumi, air, api, angin, cahaya, dan kegelapan, serta kekuatan utama yang hanya dimiliki oleh segelintir makhluk agung: KEHENDAK — kuasa yang mampu membengkokkan realiti, melawan takdir, dan menentang dewa sekalipun. Namun ancaman terbesar bukan hanya kekaisaran yang korup. Di balik semesta, bangsa Abyss, makhluk dari dimensi gelap yang menyerupai manusia dan haiwan, sedang mengintai. Mereka menunggu retakan jiwa, untuk menjelma melalui bayang-bayang dunia manusia. Untuk melindungi masa depan, Nam King mencipta sebuah rantai hitam legendaris, penampung kuasa lima roh dewa, yang akan diwariskan kepada generasi terpilih — bukan melalui darah, tetapi melalui pengorbanan, penderitaan, dan tekad yang tidak goyah. Maka bermulalah warisan 100 generasi, yang akan diuji oleh cinta, pengkhianatan, kekuasaan, dan kegelapan — baik dari luar maupun dari dalam diri mereka sendiri. Namun semua ini bermula dengan satu anak... Nam King. Seorang yang bukan siapa-siapa… Yang akan menjadi asal segala legenda.
Afif_San · 24 Views

Shotaro: journey of a hero that kept moving forward

"There was once a hero." All have heard that phrase at least once in their lives. Whispered by old men before firelight. Carved into stone beneath crumbled towers. Inscribed on the last pages of dying books. But more often than not, it was just a prelude— a sentence used to dress up myths, to clothe legends in something that sounded like truth. "There was once a hero who defeated the Demon King." "There was once a hero who slew the last of the skyborn dragons." .......... "There was once a hero who was thrown into the abyss... and kept climbing out of it." "There was once a hero who walked with tragedy tied around his waist like a blade." "There was once a hero who changed lives—not with miracles, but with mercy." Shotaro Mugyiwara. A name drowned in dust. A face erased by time. He wakes as a blank slate— somewhere in the shattered lands of Drakastradorn, known also as Aetheria. No memory of who he was. No sense of why he still breathes. Only silence. Only echoes. Only the wind screaming through ruins that remember him better than he remembers himself. This world is not kind. It is carved by Mantra, an energy not of magic, but of something older— from beyond space, beyond time— a power not meant for mortal tongues to name. The land bleeds war. The stars above are scarred. And in this stage of gods and monsters, drama and death... he awakens. ......... "He was always the hero." A child is born in Hokkaido, on the night of January 30, 2008. A birth that was never supposed to happen. From a womb never seeded. A life conjured, not conceived. The world shook the moment he took his first breath. Because something ancient had returned. Something the world had forgotten how to fear. --- "There was once a hero... who was a great diplomat." Who could shape armies not with swords, but with words. Who could bend even fate to a shared purpose. Shotaro Mugyiwara’s life was never normal. And it will never be. Even in a world where he remembers nothing— no comrades, no battles, no lovers, no scars— even with the past ripped from his veins... He walks. He endures. He refuses to kneel. Because the truth is simple. "There was once a hero..." "Who kept moving forward."
Redoman · 77.5K Views

Aran, Pewaris Kekuatan Dewa

Aran, seorang pemuda lemah di desa terpencil, hidup dalam bayang-bayang ejekan dan kekerasan. Tubuhnya ringkih, tak punya bakat bertarung, membuatnya jadi sasaran bully teman-temannya dan diremehkan warga desa. Di tengah hinaan, hanya Lira, seorang gadis pemberani yang diam-diam mengaguminya, selalu membela Aran dengan tulus. Namun, hidup Aran berubah drastis saat sekelompok pembenci memukulinya habis-habisan dan membuangnya ke hutan belantara yang diselimuti misteri, tempat yang ditakuti karena legenda makhluk gaib dan kekuatan kuno.Tanpa sepengetahuannya, di dalam hutan itu, sesuatu membangunkan kekuatan terpendam dalam diri Aran—kekuatan dewa yang tak tertandingi, mengalir dalam darahnya sejak lahir. Ketika sadar, Aran kembali ke desa, menjalani hari-harinya seperti biasa, tak menyadari potensi dahsyat yang kini bersemayam di tubuhnya. Ejekan dan bully terus berlanjut, hingga suatu hari, amarah Aran memuncak. Di depan mata semua orang, kekuatannya meledak, mengguncang desa dan membuat semua orang tercengang. Aran, pemuda tampan yang selama ini dianggap lemah, ternyata menyimpan rahasia besar: dia adalah titisan dewa.Perjalanan Aran kini dimulai, bukan hanya untuk membuktikan dirinya, tetapi juga mengungkap asal-usul kekuatannya, menghadapi musuh yang jauh lebih besar, dan melindungi mereka yang dicintainya—termasuk Lira, yang selalu percaya padanya. Akankah Aran mampu mengendalikan kekuatan dewa dalam dirinya, atau justru terjebak dalam kutukan yang menyertainya? Novel ini adalah kisah epik tentang keberanian, cinta, dan kebangkitan dari seorang yang dianggap tak berarti menjadi legenda.
Rai_Shan · 4K Views

SUKMA BUMI : BUKU I - Dunia Yang Tak Pernah Kita Minta

Deskripsi Cerita: Sukma Bumi: Buku I – Dunia yang Tak Pernah Kita Minta Genre: Dark Fantasy, Drama Filosofis, Adventure, Mystery/Mythpunk, Political Allegory Tone: Gelap, puitis, dan eksistensial, kisah ini meresapi konflik ideologis dan emosional yang mendalam. Atmosfernya membangun dunia yang memudar antara kenyataan dan mitos, di mana tidak ada pahlawan sejati—hanya jiwa-jiwa yang terluka mencari makna dalam reruntuhan. Sinopsis Utama: Dalam dunia Ranadipa yang menolak takdir, dan bumi yang menyimpan luka purba, sekelompok jiwa terjebak di antara kehancuran dan kemungkinan. Ribuan tahun lalu, Sihir Leluhur yang menyinari Ranadipa menghilang, meninggalkan jejaknya hanya dalam naskah kuno dan dongeng terlupakan. Kini, Sukma Bumi—kesadaran purba dunia—mulai retak, dan pertarungan bukan lagi antara baik dan jahat, melainkan antara apa yang pantas dan apa yang pernah diyakini. Brama Aksatara, anak dari garis darah yang hilang, dibesarkan di Lembah Luput, sebuah desa terpencil yang tak dikenal kekuasaan. Ia tak tahu siapa dirinya—hanya bahwa dunia ini tak pernah terasa seperti rumah. Ketika keruntuhan mulai terasa—dari bangkitnya Ragaswana, sosok reinkarnasi pengkhianat purba, hingga invasi brutal Gurnaka dari Dinasti Raksa Gunung—Brama tak punya pilihan selain berjalan menuju pusat kehancuran: Altar Sukma Bumi, tempat roh dunia terikat. Bersama Anindya Kiranamaya, putri bangsawan dengan darah murni Adikara yang mampu membuka rahasia bumi; Sekarwangi, eks-bangsawan Adikara yang tenang namun penuh rahasia dan pelindung sejarah kelam; serta tokoh-tokoh lain yang tak pasti niatnya seperti si kembar Liyan dan Kalasuta dari suku Garbanan, Brama menapaki jalan panjang. Perjalanannya bukan tentang menyelamatkan dunia, melainkan menyelami apakah dunia ini layak diselamatkan. Namun, saat kekuatan gelap yang lebih tua dari legenda mulai bergerak—Bayangkalpa, entitas tanpa bentuk dari luar batas kesadaran—mereka semua harus menjawab satu pertanyaan mendasar: Jika dunia bisa dibangun ulang, atas dasar apa ia harus didirikan? Tema Besar: * Kebenaran Tidak Absolut, tapi Konsekuensial: Cerita ini menantang gagasan tentang kebenaran tunggal, menunjukkan bahwa setiap ideologi memiliki konsekuensi yang jauh melampaui niat awalnya. * Dunia Tidak Selalu Butuh Diselamatkan—Kadang Hanya Butuh Diubah: Pertanyaan sentral yang menggantung adalah apakah intervensi manusia, bahkan dengan niat baik, benar-benar bermanfaat bagi dunia yang memiliki kehendaknya sendiri. * Mitologi Sebagai Penjara atau Jendela: Legenda dan sejarah kuno bisa menjadi belenggu yang mengikat masa kini, atau kunci untuk memahami dan mungkin membentuk masa depan. * Setiap Ide Besar Mengorbankan Manusia Kecil: Cerita ini mengeksplorasi harga yang harus dibayar oleh individu, terutama yang lemah, demi visi besar atau ideologi para pemimpin. * Tidak Semua Kelahiran adalah Harapan—Kadang Ia adalah Kutukan yang Tertunda: Mempertanyakan gagasan tentang kelahiran dan penciptaan, menunjukkan bahwa awal yang baru bisa membawa beban atau kehancuran yang lebih besar.
D_SOE · 1.2K Views
Related Topics
More