Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kasih Mu Lebih Dari Mentari

Terkutuk Bersama Mu

[PERINGATAN: KONTEN DEWASA] "Aku mencintaimu, meskipun ada tanda bahaya." ____ Abigail yang terlindungi dan polos menderita penyakit terminal. Dia tahu ia akan segera meninggal, jadi sebelum ia meninggal, ia ingin memenuhi satu-satunya keinginannya - untuk jatuh cinta. Dia ingin merasakan bagaimana rasanya mencintai seseorang secara romantis. Namun, dengan satu syarat aneh - ia ingin seorang pria yang tidak akan jatuh cinta kepadanya karena dia tidak ingin dia menderita ketika dia telah tiada. Dia bertemu dengan Alexander Qinn, pria yang dingin hati dan misterius. Dia memperingatkannya dari awal bahwa dia tidak menjalin cinta dan bahwa dia berbahaya. Namun itu yang menjadikan dia pria yang sempurna untuk Abigail. Dia adalah tipe pria yang dia cari. Alexander akan mengajarkan Abigail yang polos tentang jenis kenikmatan yang ia kenal, sementara Abigail akan menunjukkan kepadanya kegembiraan dari melakukan hal-hal sederhana dalam kehidupan. Dunia mereka yang sangat berbeda bertabrakan, penyakit Abi dan misteri-misteri tentang Alexander akan perlahan terungkap. Dapatkah Abigail menghadapi jenis neraka miliknya? Dapatkah Alexander menangani cahayanya? ___ VOLUME 1 [CERITA UTAMA] - STATUS: SELESAI Kisah seorang gadis yang menderita penyakit terminal dan seorang pria tanpa hati. ____ VOLUME 2 [CERITA SAMPINGAN] - STATUS: SELESAI Kisah seorang pangeran vampir dan gadis manusia yang galak dan kaya raya. ____ VOLUME 3 [CERITA SAMPINGAN] - STATUS: SELESAI Kisah cinta tak berbalas penyihir kuno. ____ VOLUME 4 [CERITA SAMPINGAN] - STATUS: SELESAI Kisah seorang hantu dan pangeran vampir. #dari-musuh-jadi-kekasih ____ Cover adalah milik saya jadi jangan menggunakannya. Akun Instagram: kazzenlx.x Halaman facebook: author_kazzenlx Server Discord: https://discord.gg/UGTA3A4
KazzenlX · 60.1K Views

Dicintai oleh Pria yang Lebih Tua

Hadiah pertunangannya adalah dua juta dolar, tak kurang sepeser pun. Jiang Yu sudah berusia delapan belas tahun dan bisa menikah sekarang. Kirim uangnya ke kartuku, dan urusan ini selesai!" Jiang Yu melihat ibunya yang terus-menerus berbicara di meja negosiasi. Dia menyaksikan ibunya menetapkan harga saat menjual Jiang Yu. Jiang Yu tidak percaya. Delapan belas tahun yang lalu, mereka membawa bayi yang salah pulang dari rumah sakit, dan Jiang Yu, putri asli dari keluarga kaya, berakhir di panti asuhan hingga setahun yang lalu. Jiang Ran, putri palsu dari keluarga Jiang, tumbuh dengan sendok perak di mulutnya. Dengan sumber daya yang lebih unggul sejak muda, dia lebih menonjol dari Jiang Yu dalam segala aspek dan menjadi kebanggaan keluarga Jiang. Jiang Yu, yang sebagian besar waktunya berkeliaran di dunia luar, tidak lebih dari seorang gadis desa yang membuat ibunya menjadi bahan tertawaan di lingkaran sosialita. Namun, Jiang Yu sama sekali tidak tahu betapa besarnya kebencian ibunya padanya. Pada hari dia berusia delapan belas, ibunya 'menjual' dia dengan harga yang ditetapkan. Jiang Yu berkata, "Jika Anda ingin menikahkan putri Anda dengan orang lain, seharusnya itu adalah Jiang Ran. Saya ini putri Anda yang sebenarnya. Anda yang secara keliru membawa Jiang Ran pulang!" Ibunya menjawab, "Diam. Aku berharap aku tidak pernah melahirkanmu. Kamu hanya membawa aib bagi saya!" Jiang Ran berkata, "Kakak, semua yang dilakukan Ibu adalah untuk kebaikanmu. Jangan salahkan Ibu." Ibunya berkata, "Aku yakin dia tidak lebih dari penagih utang yang datang untuk menagih hutangnya padaku! Entah kamu memberiku dua juta dolar, atau kamu menikah dengan patuh!" Jiang Yu meninggalkan rumah dalam keputusasaan. Dengan paduan kebetulan yang aneh, dia tanpa sengaja menikahi seorang CEO. Sejak saat itu, pria berusia tiga puluh tahun itu memanjakan istrinya yang berusia delapan belas tahun sampai ke langit-langit. Gadis kecil itu berkata, "Tuan, ada orang yang mengganggu istri Anda!" Sang pria, "Si bodoh tak kompeten mana yang begitu buta hingga berani mengganggu kamu?"
Mountain Springs · 208K Views

Dari Gavin, oleh Gavin, dan Untuk Gavin!

Kalau julukan 'Jomblo Ngenes' itu berwujudkan manusia, Gavinlah manusia sial itu. Gimana nggak, dari zaman sekolah sampai sekarang, masa iya nggak pernah deket sama cewek? Saking pemalu dan pendiamnya, dia bahkan jarang ngobrol sama cewek. Dia selalu sama Revan. Playboy kelas kerapu yang kelakuannya kayak influencer endorse kondom. Dia mancing sama Revan, traveling sama Revan, hiking sama Revan, pokoknya mainnya sama Revaaaan mulu, sampe kerja pun bareng Revan. Untung nggak homo. Minusnya, dia jadi ikutan rada-rada. Dia yang tipikal cowok lurus berkacamata, gara-gara bergaul sama Revan dari zaman sekolah, ya kelakuannya jadi kayak monyet, nyaris niruin Revan. Kehidupan Gavin berjalan damai-damai aja... sampe suatu hari, datanglah seorang cewek bernama Nadine. Nadine itu cantik, imut, dan centil; dia adalah anggota divisinya Revan yang naksir sama Gavin secara terang-terangan. Bukan naksir dengan kalem ala-ala drama Korea, ...tapi naksir yang levelnya sampe teriak-teriak: "PAK GAVIN, AKU SUKA SAMA BAPAK!!! BAPAK GANTENG BANGET, ASTAGAAI!!!" Selaku jomblo dari orok, Gavin panik nggak, tuh? Panik, dong! Apakah Gavin siap menghadapi kenyataan bahwa hidupnya mungkin nggak selamanya dari Revan, oleh Revan, dan untuk Revan? ****** Ini adalah spin-off dari ceritaku yang sudah terbit berjudul 'My Man'. Bercerita tentang Gavin, kakaknya Talitha, bersama dengan sohibnya yang bernama Revan. Buku ini ditulis dengan bahasa yang santai (tidak baku).
jihanvelia · 1.7K Views

Asralux Pahlawan Dari Kegelapan

Asralux: Pahlawan dari Kegelapan Episode 1 – "Yang Dibuang" By Bagas D --- Langit mendung menggantung muram di atas Akademi Pahlawan Arkhaya, tempat para calon penyelamat bangsa digembleng dan dilahirkan. Hari ini adalah hari kelulusan. Hari penuh sorak-sorai. Tapi tidak baginya. Di tengah lapangan besar yang dikelilingi pilar-pilar emas, Ardan berdiri dengan kepala menunduk, tubuhnya penuh luka, pakaiannya compang-camping, dan kedua tangannya gemetar memegang selembar kertas lusuh. Sementara teman-teman seangkatannya berdiri dengan penuh kebanggaan, mengenakan jubah pahlawan dan menerima simbol kehormatan, Ardan hanya berdiri sendiri—dalam diam dan kehinaan. > “ARDAN.” Suara keras sang Kepala Dewan menggema dari podium. Semua perhatian langsung tertuju padanya. > “Nilaimu... adalah yang TERENDAH dalam sejarah akademi kami.” “Tidak hanya gagal. Kau memalukan.” Riuh rendah tawa dan bisikan menyakitkan menyeruak. > “Dia tuh? Yang dulu katanya latihan tiap malam? Hah!” “Mana sekarang tekadmu itu, Ardan?” Ardan hanya diam. Tapi dalam dadanya, ada yang terbakar. Luka demi luka yang tak terlihat di tubuhnya, tapi mengoyak jauh lebih dalam: harga diri. Lonceng besar berbunyi. Sebuah kristal kehormatan dilemparkan ke arah kakinya. Retak. Pecah seperti mimpi-mimpinya. > “Mulai hari ini, namamu dihapus dari catatan kami. Kau bukan lagi calon pahlawan. Kau… dibuang.” --- Senyap. Bahkan angin pun seolah menolak menyentuhnya. Ardan memungut kristal yang retak itu. Darah menetes dari telapak tangannya yang terluka. Tak ada tepuk tangan. Tak ada air mata. Tak ada siapa pun yang berdiri untuknya. > “Apa artinya jadi kuat… jika tak ada yang melihat?” “Apa gunanya semua latihan malam, semua luka, semua keyakinan… kalau ujungnya aku tetap dianggap gagal?” Ia melangkah pergi melewati gerbang Akademi. Setiap langkahnya seperti membelah dunia. Orang-orang menatapnya dengan jijik. Seorang anak kecil melempar batu kecil ke arah kakinya. Ibunya langsung menarik si anak menjauh. > “Jangan dekat-dekat! Dia buangan!” “Katanya dia gagal jadi pahlawan, bahkan tak bisa angkat pedang dengan benar!” Ardan berjalan terus. Tak ada tempat untuknya di balik dinding emas Akademi. Tak ada tempat untuk orang seperti dia—orang dengan tekad tapi tanpa nama. --- Di kejauhan, seorang perempuan berkerudung hitam berdiri di atas menara. Matanya bersinar redup. Ia memperhatikan langkah Ardan dengan seksama. > “Akhirnya… matahari telah jatuh ke bayang-bayang.” “Dan dari kegelapan… lahirlah cahaya baru.” --- Senja tiba. Ardan duduk di atas tebing, melihat ke arah kota Arkhaya yang indah dari kejauhan. Langit berubah merah, seperti simbol perang batin dalam dirinya. Tangannya masih berdarah memegang pecahan kristal. Tapi dia tak melepaskannya. Karena itulah satu-satunya bukti bahwa ia pernah mencoba. Bahwa ia belum selesai. > “Jika dunia tak menginginkanku… aku tak akan memohon diterima.” “Aku tak perlu jadi cahaya mereka… Aku akan jadi cahaya dalam kegelapan.” “Dan saat mereka memohon pertolongan… biarlah bayangan yang menjawab.” --- [TO BE CONTINUED]
Bagas_Dwi_0738 · 360 Views

Mahar dari Langit

Sinopsis Mahar dari Langit Putri Langit, gadis Bugis yang cantik dan calon dokter gigi. Anak bangsawan dan pengusaha kaya raya di Makassar, berusaha sekuat tenaga memperjuangkan cintanya. Menerobos kerumitan adat Uang Panai’ yang membelenggu kuat keinginannya untuk bersatu dengan pujaan hatinya. Samudera, pemuda yatim piatu biasa dari kampung terpencil di lereng pegunungan Wilis, Madiun Jawa Timur, dibebani tanggung jawab terhadap banyak hal yang menyangkut kehidupan dan sekolah adik-adiknya., memperjuangkan cintanya habis-habisan demi bisa bersanding dengan Putri. Melewati berbagai tantangan yang tidak mudah. Takdir mempertemukan dirinya dengan Andi Muhammad Langit, ayah Putri, seorang bangsawan yang berpegang teguh pada adat istiadat orang Bugis, di sebuah event raksasa yang mempertaruhkan harga diri, gengsi dan sirri. Andi Hasan, pemuda bangsawan Bugis super kaya yang congkak dan selalu memaksakan keinginannya. Mengejar Putri hingga ujung dunia untuk memenuhi ambisinya mempersatukan kerajaan bisnis yang menggurita dari sektor tambang hingga industri perkapalan. Puang Maharani, Ibu yang semula penurut dan patuh kepada suaminya, berubah menjadi singa betina yang garang agar bisa mempertahankan dan memperjuangkan putrinya dari cengkeraman adat yang bisa merenggut kebahagiaan putrinya. Benturan dan pertentangan antara hidup dan cinta dengan adat istiadat pada masing-masing suku di Indonesia sangat beragam. Namun Uang Panai’ salah satu di antaranya yang sanggup memisahkan cinta menjadi serpihan patah hati dan potongan-potongan duka lara. Perjuangan tak kenal menyerah, do’a-do’a tak lekang dari pasrah, ternyata mampu terbawa hingga pintu langit. Saat Yang Maha Menciptakan Cinta, ikut campur tangan agar pagar berduri dari adat yang bisa melukai, tidak lagi menghalangi bersatunya dua hati. Jakarta, 30 Maret 2024
mim_yudiarto · 248 Views
Related Topics
More