Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Prabu Sentanu

Prasasti Langit : Bangkitnya Cakra Buana

A reincarnation. A forgotten empire. A second chance beneath a blood-red sky. --- “So… let me get this straight,” Baoyu leaned in, frowning. “You were a royal scholar in the Yuan Dynasty, got framed, died tragically, and then—what—woke up in a jungle palace somewhere in ancient Sunda?” Li Tianhe—well, *Ragaputra* now—half-smiled, toying with the pendant that pulsed faint blue light against his chest. “Technically, it was a forest temple. And I wasn’t just a scholar. I was a tactical advisor, thank you very much.” Baoyu blinked. “Bro, you were twenty and already wearing those weird black robes like you knew how the world worked.” “And now I wear bark-textured armor and argue with spirit tigers.” Tianhe sighed. “Funny how life… or death… works.” --- In a world where ancient China crossed paths with the secretive kingdom of Pajajaran, **fate weaves across dynasties**. *Li Tianhe*—once a disciplined, calm, and brilliant strategist of the Yuan court—meets his end not on the battlefield, but through betrayal, scapegoated for a crime soaked in imperial politics. He never saw it coming. Until he opened his eyes again, reborn beneath the canopy of tropical stars. Now he’s **Ragaputra Maheswara**, the illegitimate son of a vanishing concubine no one dares name, with fragments of ancient texts burned into his soul and a weapon of Sunda origin pulsing at his side. A kujang of blue flame. --- “Let me ask you this,” Tianhe said, staring at the stars with a rare softness in his voice. “If your second life begins in a land that speaks with its forests, writes in forgotten scripts, and remembers history through the bones of kings—do you try to live quietly?” Baoyu shrugged. “Not when your *first* life was a mess because you stayed quiet.” “Exactly.” --- But Pajajaran is not a peaceful kingdom. *It is a crossroad of worlds*: * Riddled with mystical **Wangsakerta manuscripts** * Guarded by the **ghosts of treaties with ancient China** * Haunted by the **mist-shrouded figure of Prabu Siliwangi**, the last king who vanished… but never truly left. And somewhere in those ruins, hidden between **rituals, rebellion, and royal secrets**, lies the truth behind the **Prasasti Langit**—the Sky Inscription—that binds Tianhe’s two lives together. --- So what’s the deal? The Yuan Dynasty thought they erased him. But in the deep woods of Sunda, the sky remembered. And Ragaputra? He’s not just surviving. He’s rewriting the game—one ancient prophecy, one ghost-pact, one flaming kujang at a time. Because this time… He remembers everything. --- *Think of it like Avatar: The Last Airbender meets Nirvana in Fire meets Nusantara’s hidden history—told through daily banter, mystical past lives, political chessboards, and the quiet weight of a boy caught between empires.* Ready to uncover what the sky never forgot?
Harimau_Sholawat · 7.1K Views

PERJALANAN ANAK DESA

Hutan Sancang, tempat yang dikenal sebagai tanah sakral bagi para pendekar, diselimuti kabut tipis saat fajar menyingsing. Di antara pepohonan raksasa dan akar-akar yang menjalar, seorang bocah lelaki berdiri tegap, tubuhnya kecil namun penuh tenaga, matanya tajam menatap seekor kijang yang tengah minum di tepi sungai. (Cicit burung terdengar bersahutan, air sungai mengalir dengan gemericik lembut…) Namanya Wira, seorang anak yatim piatu yang sejak kecil hidup di alam liar. Tubuhnya berbalut kain sederhana yang sudah usang, tetapi matanya penuh dengan semangat tak terkalahkan. Hari ini, ia harus berburu untuk bertahan hidup. Dengan nafas teratur, ia melangkah perlahan mendekati kijang itu. Namun tiba-tiba… (Dentuman keras! Seperti petir yang menyambar…) Dari dalam semak-semak, seekor harimau kumbang meloncat menerjang kijang itu dengan cakarnya yang tajam. Wira terperanjat, tapi bukan karena takut—melainkan karena kagum. Harimau itu melirik sekilas ke arahnya, seolah memberi peringatan untuk tidak mendekat. Namun, Wira tidak mundur. “Kau hebat,” gumamnya pelan. (Hening. Angin berbisik lembut di antara dedaunan…) Tanpa diduga, langkah kakinya justru membawanya lebih dekat. Harimau itu menatapnya tajam, tetapi bukan dengan amarah—melainkan dengan ketenangan yang menggetarkan jiwa. Saat itu, terdengar suara langkah kaki berat mendekat dari balik pepohonan. (Suara ranting patah, gemuruh langkah mendekat…) Sosok berjubah hitam dengan sorot mata tajam muncul dari balik rimbunan hutan. Wira menatapnya tanpa gentar. Ia tahu siapa pria itu—Prabu Siliwangi, penguasa Pajajaran, seorang raja sakti mandraguna yang konon memiliki ikatan batin dengan harimau putih. “Anak kecil, mengapa kau tidak lari?” suara Prabu Siliwangi bergema seperti petir di langit yang tenang. Wira menatapnya langsung. “Aku tidak takut.” (Guruh menggelegar di kejauhan…) Sang Prabu tersenyum tipis. Ia melihat ke dalam diri bocah itu—bukan sekadar keberanian, melainkan juga ketulusan yang langka. “Kau tidak takut mati?” “Aku hanya takut jika hidupku tidak berarti,” jawab Wira mantap. (Desir angin berhembus lebih kencang, dedaunan berjatuhan…) Mata Prabu Siliwangi berbinar. Di usianya yang telah matang, ia jarang menemukan seseorang seperti Wira—seorang anak yang tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki jiwa yang bersih. “Aku akan mengajarimu ilmu sejati,” ujar sang Prabu. Wira mengernyit, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “Mengajarku?” Prabu Siliwangi mengangguk. “Kejujuran dan keberanianmu lebih kuat daripada pedang mana pun. Kau layak menjadi muridku.”
popyy_5435 · 844 Views

Laskar Dewa Series Episode II Sitija (Sang Yadawa Terakhir)

Sinopsis Bag III Prabu Bhomabomantara yang Berhasil menjebak Raden Sitija Bertarung Dengan Prabu Narakasura Kembali Melancarkan Rencana Keduanya.Rencana Untuk Menikahi Putri Prabu Krentangyana, Yaitu Dewi Hyangyanawati.Karena Mengetahui Bahwa Sang Putri Adalah Titisan Batari Kamakhya.Seorang Batari Cantik Jelita Jelmaan Dewi Sathi.Istri Pertama Batara Guru (Dewa Siwa). Akhirnya Membuat Sri Krishna Meminta Putranya Yang Bernama Raden Samba Dari Dewi Jembawati, Permaisuri Keduanya.Untuk Mendahului Rencana Prabu Bhomabomantara.Karena Sri Khrisna Menyuruh Raden Samba Mencari Kejelasan Asal Usulnya Yang Ternyata Adalah Juga Salah satu Rudra Titisan Batara Guru.Raden Samba Akhirnya Meminta Bantuan Dari Raden Guritno (Gatotkaca) Beserta Keenam Mahasenopati Utamanya, Ditya Prabakesha, Ditya Pancatyana, Ditya Yayahgriwa,Ditya Anchakagra, Ditya Maudara Dan Ditya Amisundha.Untuk Menggagalkan Rencana Prabu Bhomabomantara yang Akan Melamar Kekasihnya.Sementara Sri Khrisna Dengan Istri Ketiganya Dewi Satyabhama Menyusun Rencana Rencana Untuk Membunuh Prabu Bhomabomantara Yang Membuat Raden Sitija Putra Mereka Berdua Terjebak Dalam Pusaran Anjang -anjang Kencana (Langit Tanpa Batas).Dengan Meminta Dewi Satyabhama Yang Memiliki Busur Sarngha Dan Anak Panah Naracha . Dengan Dibantu Oleh Keponakannya Raden Guritno (Gatotkaca) Dan Raden Antareja Mereka Mengumpulkan Pasukan Dari Semua Wangsa Yadawa Untuk Menyerang Prabu Bhomabomantara Kearah Bukit Nilakaliphura. Sinopsis Bag IV Dengan petunjuk dari Arya Susena(Raden Sitija/Bhoma), I Wayan Wira dan Rekan rekanya justru menemukan jalan membongkar kejahatan sebuah organisasi kriminal terlarang internasional.Organisasi terlarang Yang berusaha masuk ke wilayah Indonesia.Kemudian atas perintah atasan masing -masing Atasannya. Pada akhirnya A.K.P I Wayan Wira dan Kolonel I Made Suta diberikan mandat untuk membentuk instansi khusus yang masih dalam pengawasan Badan Agen Rahasia Negara .Bernama Liga Perwira Dan Ksatria Republik Dengan merekrut Anak buah dari semua institusi negara. Juga merekrut Arya Susena dan Kelima Sepupunya yang menyebut dirinya sebagai Bomanarakasura. Seluruh Anggota Liga Perwira Dan Ksatria Republik Yang Dipimpin Oleh Brigjend Suta Menyatakan Perang Dengan Organisasi Terlarang Pemegang Rumput Eurekha. Organisasi Terlarang Yang Beranggotakan Para Pemuja Iblis dan Para Pembunuh Berantai Dari Berbagai Penjuru Dunia. Dengan Dibantu Oleh Seluruh Laskar Dewa Yang Dipimpin Oleh Agent Bhoma (Sitija),Raden Wisangkhanta Seorang Mahasenapati Jagad Raya dan Mahasenapati Bumi Beserta Seluruh Agent Rahasia Dunia Mencoba Membongkar dan Mengobrak-Abrik Semua Tempat Di Berbagai Negara Yang Diyakini Sebagai Induk Dari Organisasi Terlarang Rumput Eurekha. Sementara Raden Wisanggeni Beserta Ketiga Sepupunya. Raden Antasena, Raden Srenggini Dan Resi Mayangkara Memburu Keberadaan Keponakan Mereka Putra Raden Guritno (Gatotkaca)yang bernama Mahasenapati Wesi Aji Di Wilayah Setra Gandhamayit. Kerajaan Makhluk Astral DiWilayah Pathala Bumi.Sedangkan Anchakagra dan IPTU Artha Diutus Oleh A.K.B.P Wira Mencari Tahu Keberadaan Orang Tua Kandung Putri Agent Bhoma Yaitu Hita Padmarani. Menemui Banyak Hambatan Dari Beberapa Pihak Dari Ayah Angkat Hita Padmarani.Dilain Dimensi Belahan Dunia Tersembunyi yang Diciptakan Mahasenapati Wesi Aji. Mahasenapati Wesi Aji yang Menawan Maharesi Aswatama Mulai Menggunakan Kekuatan Inti Wirabadhra. Pemberian Batara Guru Untuk Membuka Kerangkeng Para Ghana (Hantu )Jahat Dan Para Asura Raksasa Dari Kaum Danawa.Para Asura Danawa Yang Tertidur Untuk Menghancurkan Seluruh Bumi. Dengan Menggunakan Nyawa Para Pengikutnya Di Organisasi Terlarang Rumput Eurekha. Agent Bhoma Dan Seluruh Punggawanya Akhirnya Bisa Menemukan Keberadaan Mahasenapati Wesi Aji Dan Mengeluarkannya Dari Dimensi Yang Diciptakannya.
Hendry_Octavian · 18K Views

Laskar Dewa Series Sitija (Sang Yadawa Terakhir)

Sinopsis I dan II Sinopsis I Laskar Dewa Sitija (Sang Yadawa Terakhir) Raden Sitija atau Prabu Bomanarakasura seorang Raja di kerajaan Trajutrisna. sebuah kerajaan yang seluruh penduduknya adalah kaum Ditya(Raksasa). Awal mula dia bergelar Bomanarakasura dia diutus oleh Para Dewa guna menakhlukan dua negara raksasa yaitu kerajaan Prajatista dan Surateleng yang dipimpin oleh dua orang raja yang juga pamannya sendiri Prabu Bomabomantara dan Prabu Narakasura. Keduanya adalah putra angkat Prabu Basudewa dan Dewi Mahendra yang akan merongrong kerajaan Dwarawati.dengan bekal ajian Pancasona pemberian Batara Guru (Dewa Siwa) dan Bunga WijayaMulya pemberian Sang Ibu dengan dibantu keempat punggawa raksasa beserta tunggangannya. Seekor burung Elang raksasa (Garuda Wilmuna), Ditya Ancakagra, Ditya Yayahgriwa, Ditya Maudara,dan Ditya Amisundha. Keempat Punggawa raksasa yang dihidupkan dari dua sesajen yang ditemukan di perbatasan kerajaan . Dua Raja itu Akhirnya berhasil dibunuh oleh Raden Sitija. Dan akhirnya menjadi Ilmu kanuragan di dalam tubuhnya ajian Bomantara ada di tangan kanan dan Narakasura berada di tangan kiri. Juga menjadi taring dikedua giginya.Raden Sitija adalah putra sulung dari Sri khrisna seorang awatara(Titisan)Wisnu dengan Dewi Satyabhama atau Dewi Pertiwi(Dewi bumi) Raden Sitija masih mempunyai satu saudari. salah satu saudarinya adalah Dewi Siti Sundari Istri pertama dari Abimanyu putra Raden Arjuna atau Raden Janaka dengan Dewi Sembadra. Berita kematiannya disebuah cerita urban yang berjudul Gojali suta (Samba Juwing)atau Bhomakawya masih menjadi kontroversi misteri yang belum bisa dipecahkan. Ada semacam konspirasi dari campur tangan Sang Ayah yaitu Sri Khrisna di kisah itu. Karena seluruh Kaumnya bangsa Yadawa musnah dan binasa karena terlibat pertempuran Saudara.Kejadian seusai perang besar Bharatayudha. Sampai sekarang keberadaan Raden Sitija masih menjadi misteri. Dan misteri tentangnya akan terungkap di cerita ini. Sinopsis Bag II A.K.P. I Wayan Wira Seorang Anggota Kepolisian negara .Ketika menjalani liburan bersama keluarganya di rumah Mendiang sang Kakek Professor I Wayan Dharma .Di wilayah Uluwatu, Jimbaran, Bali.Ketika hendak membersihkan lemari tua milik Sang Kakek. Wayan Wira menemukan buku harian usang di dalam sebuah kotak tersembunyi. Bersamaan juga dengan Ruangan rahasia di dalam kamar sang kakek.Ruangan yang ternyata adalah bekas Laboratorium tempo dulu.Pada akhirnya Wayan Wira juga mendapatkan sebuah buku tua .Sebuah hasil Tesis penelitian Sang kakek.Tesis yang menyimpulkan bahwa ada keberadaan Makhluk Abadi di sekitar manusia. Bersama rekan rekannya akhirnya A.K.P Wayan Wira dan Seorang Sahabatnya Seorang Polisi Militer yang bernama Kolonel I Made Suta akhirnya berhasil menemukan Keberadaan Mereka. di sekitar wilayah Gianyar. Karena Mereka mencurigai Seorang Pengusaha kaya bernama Arya Susena. Dikarenakan Sering memakai Identitas palsu berkali kali. Yang pada akhirnya dengan petunjuk Arya Susena, I Wayan Wira dan Rekan rekanya justru menemukan jalan membongkar kejahatan sebuah organisasi kriminal terlarang internasional.Organisasi terlarang Yang berusaha masuk ke wilayah Indonesia.Kemudian atas perintah atasan masing -masing Atasannya. Pada akhirnya A.K.P I Wayan Wira dan Kolonel I Made Suta diberikan mandat untuk membentuk instansi khusus yang masih dalam pengawasan Badan Agen Rahasia Negara .Bernama Liga Perwira Dan Ksatria Republik Dengan merekrut Anak buah dari semua institusi negara. Juga merekrut Arya Susena dan Kelima Sepupunya yang menyebut dirinya sebagai Bomanarakasura.
Hendry_Octavian · 107.1K Views

NITYASA : THE SPECIAL GIFT

When death is a blessing. Bagaimana jika lingkup sosial kita di isi oleh orang-orang menakjubkan? Diantaranya adalah orang yang mempunyai anugerah di luar nalar. Salah satunya seorang bernama Jayendra yang berumur lebih dari 700 tahun dan akan selalu bertambah ratusan bahkan ribuan tahun lagi. Dia memiliki sebuah bakat magis yang disebut Ajian Nityasa. Kemampuan untuk berumur abadi. Mempunyai tingkat kesembuhan kilat ketika kulitnya tergores, tubuh kebal terhadap senjata dan racun, fisik yang tidak dapat merasakan sakit, serta tubuh yang tidak menua. Namun dari balik anugerah umur panjangnya itu, gejolak dari dalam batinnya justru sangat berlawanan dengan kekuatan luarnya. Pengalaman hidup yang dia lewati telah banyak membuatnya menderita. Kehidupan panjang tak bisa menjaminnya untuk bisa menikmati waktunya yang melimpah. Kebahagiaan tak lagi bisa dia rasakan. Dari semua alasan itu, maka baginya kematian adalah hal yang sangat ia damba. Tetapi malaikat pencabut nyawa bahkan tak akan mau mendekatinya yang telah dianugerahi umur abadi. Pusaka yang menjadi kunci satu-satunya untuk menghilangkan Ajian Panjang Umur itu telah lenyap ratusan tahun lalu. Maka jalan tunggal yang harus ditempuh adalah kembali ke masa lalu. Tidak, dia tidak bisa kembali. Orang lain yang akan melakukan itu untuknya. Seorang utusan akan pergi ke masa lalu bukan untuk merubah, tetapi untuk menguji seberapa besar batasan kepuasan manusia. Masa lalu berlatar pada awal abad 13 di Kerajaan Galuh pada masa kepemimpinan Maharaja Prabu Dharmasiksa. Di zaman itulah misi yang semula hanya untuk mengambil sebuah pusaka seolah berubah menjadi misi bunuh diri. Kebutaan manusia akan sejarah membuatnya terjebak pada konflik era kolosal yang rumit. Mampukah mereka melakukannya? Atau akan terjebak selamanya?
Sigit_Irawan · 211K Views

AJI SAKA-ASAL MULA HURUF JAWA

AJI SAKA - ASAL MULA HURUF JAWA Alkisah, Tersebutlah seorang pemuda sakti yang tinggal di desa Medang Kawit. Aji Saka namanya. Ia mempunyai dua pembantu yang sangat setia. Dora dan Sembada nama keduanya. Suatu hari Aji Saka berniat ke wilayah Medang Kamulan. Ia mendengar perilaku Raja Medang Kamulan yang bernama Prabu Dewata Cengkar yang sangat jahat. Prabu Dewata Cengkar gemar memangsa manusia. Setiap hari ia harus makan daging manusia. Patih Medang Kamulan yang bernama Jugul Muda harus sibuk mencari manusia untuk dipersembahkan kepada rajanya yang sangat kejam itu. Rakyat Medang Kamulan sangat ketakutan dan mereka memilih untuk mengungsi dari Medang Kamulan dibandingkan harus menjadi santapan Prabu Dewata Cengkar. Aji Saka berniat menghentikan kekejaman penguasa kerajaan Medang Kamulan yang gemar memakan manusia itu untuk selama-Iamanya. Dalam perjalanan menuju kerajaan Medang Kamulan, Aji Saka dan dua pembantunya tiba di daerah pegunungan Kendeng. Aji Saka meminta Sembada untuk tinggal di daerah itu dan menyerahkan keris saktinya. Katanya, "Kutitipkan keris sakti pusakaku ini kepadamu. Sekali-kali jangan engkau serahkan keris sakti pusakaku ini kepada siapa pun kecuali hanya kepadaku saja! Aku sendiri yang akan datang mengambil keris pusakaku ini.” Sembada mengiyakan pesan Aji Saka. Aji Saka bersama Dora melanjutkan perjalanan. Di sebuah tempat, Aji Saka meminta Dora untuk tinggal karena ia akan ke kerajaan Medang Kamulan seorang diri. Syandan, Aji Saka bertemu dengan Patih Jugul Muda yang tampak kebingungan karena tidak mendapatkan seorang manusia pun yang dapat dipersembahkan untuk Prabu Dewata Cengkar. "Jika itu yang menjadi kebingunganmu, serahkan aku kepada rajamu, wahai Patih Jugul Muda," kata Aji Saka. Patih Jugul Muda sangat keheranan mendengar ucapan Aji Saka. Jika orang lain akan lari terbirit-birit jika hendak dijadikan korban guna memuaskan nafsu Prabu Dewata Cengkar itu, Aji Saka malah menawarkan dirinya! Patih Jugul Muda lantas membawa Aji Saka ke istana kerajaan Medang Kamulan. Berbeda dengan orang-orang lainnya yang sangat ketakutan ketika dihadapkan pada Prabu Dewata Cengkar, Aji Saka tampak tenang. Sama sekali ia tidak menunjukkan ketakutan. Katanya di hadapan Raja Medang Kamulan yang sangat kejam itu, "Sebelum hamba Paduka makan, perkenankan hamba mengajukan satu syarat terlebih dahulu." "Syarat?" Prabu Dewata Cengkar melototkan kedua bola matanya, "Syarat apa yang engkau kehendaki?" "Hamba meminta imbalan tanah seluas surban yang hamba kenakan ini," jawab Aji Saka. Tak terkirakan gembiranya hati Prabu Dewata Cengkar mendengar syarat yang diajukan Aji Saka. Syarat yang sangat mudah menurutnya. Hanya dengan memberikan imbalan tanah seluas surban yang dikenakan Aji Saka ia telah dapat memangsa Aji Saka. Maka katanya kemudian dengan wajah berseri-seri, "Aku akan penuhi permintaanmu! Lekas engkau buka surbanmu itu dan gelarlah. Aku telah sangat lapar!" Aji Saka membuka surbannya dan mulai menggelarnya. Sangat mengherankan, surban itu ternyata sangat panjang. Surban seolah-olah tidak putus-putusnya digelar hingga wilayah Kerajaan Medang Kamulan pun kurang panjang. Surban bagai terus memanjang hingga membentang dari istana kerajaan menjangkau wilayah gunung, sungai, hutan, dan bahkan hingga ke Iembah- lembah. Semua tidak menyangka jika surban yang dikenakan Aji Saka itu begitu panjang lagi luas. Begitu pula dengan Prabu Dewata Cengkar tidak menyangkanya. Cerita selanjutnya Dipart yang ke 2 oke... ." ." .
Widian_Mahendra · 11.4K Views

PRAHARA DI KAHURIPAN

Pada saat Prabu Dharmawangsa Teguh Anantawikrama dari Kerajaan Medang Kemulan merayakan pesta pernikahan kedua puterinya yaitu Dewi Sri Anantawikrama dan Dewi Laksmi dengan Pangeran Airlangga dari kerajaan Bedahulu di Bali, tiba-tiba menyerbu prajurit raja Wura-wari dari kerajaan Lwaram Dalam penyerbuan itu Prabhu Dharmawangsa Teguh dan permaisuri serta seluruh menteri dan bangsawan kerajaan tewas. Istana Watu Galuh dihancurkan. Airlangga dan kedua isterinya didampingi pelayan setianya, Mpu Narottama dan beberapa pengawal berhasil meloloskan diri dan berlindung di Gunung Prawito. Tiga tahun hidup di hutan Prawito sebagai pertapa, tahun 931 Saka Airlangga kedatangan serombongan orang dipimpin oleh beberapa pendeta untuk menyampaikan keinginan rahayat Medang agar Airlangga kembali membangun kerajaan baru meneruskan dinasti Ishyana. Dengan bantuan para pendeta, reshi dan brahmana, Airlangga menyusun kekuatan membangun kerajaan Medang. Diantara para reshi terdapat Mpu Bharada penasehat spiritual mendiang prabu Dharmawangsa Teguh, dibantu oleh Ki Ageng Loh Gawe, pertapa di Gunung Anjasmara Pada tahun 931 Saka istana Wotan Mas selesai dibangun dan Airlangga diangkat sebagai raja dengan gelar Abhiseka Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa. Kerajaan yang baru bernama Kahuripan. Atas jasanya membantu pembangunan kerajaan Kahuripan, Prabu Airlangga menghadiahkan tanah perdikan di desa Giri Lawangan kepada Ki Ageng Loh Gawe. Dalam kunjungannya ke Wotan Mas, Ki Ageng Loh Gawe mengajak muridnya bernama Ki Puger berusia 20 tahun. Mengetahui Ki Puger murid Ki Ageng Loh Gawe yang ikut membantu membangun Wotan Mas, Prabhu Airlangga meminta agar Ki Puger bersedia dinikahkan dengan sepupu raja yang bernama Dewi Centini Luh Satiwardhani atau Ni Luh Sati. Setahun setelah perkawinan itu lahirlah seorang anak laki-laki yang diberi nama Aryosetho Jayawardhana. Tahun 954 Saka atau 1032 M Giri Lawangan diserbu gerombolan pimpinan Gagak Lodra. Sehari sebelum itu Ki Puger dan keluarganya pergi meninggalkan Giri Lawangan menuju ke pertapaan Kaliwedhi untuk menghindarkan Aryosetho Jayawardhana dari penyerbuan Gagak Lodra karena ia dipilih oleh para dewa sebagai cikal bakal yang kelak akan menurunkan raja-raja besar di tanah Jawa. Di Kaliwedhi Aryosetho digembleng dengan keras oleh Reshi Sethowangi. Berkat ketekunannya ia memperoleh ilmu mahadahsyat ciptaan Sang Hyang Wishnu yang bernama Bhayu Selaksha dan menerima pedang sakti Sosronenggolo Setahun kemudian Aryosetho bersama Ki Puger turun gunung membantu Prabu Airlangga merebut kembali tahta kerajaannya yang direbut oleh Ratu Arang Ghupito. Berkat perjuangannya Aryosetho berhasil membantu Prabu Airlangga merebut kembali tahta kerajaannya. Dalam perjalanan dari kraton Dhaha kembali ke Kahuripan, ia dan prajuritnya berhasil menumpas gerombolan Gagak Lodra. Selesai menjalankan tugasnya Aryosetho mengajak sahabat masa kecilnya ke Kaliwedhi menjemput calon istrinya yang bernama Dyah Ayu Rogopadmi Aninditho Prameshwari alias Dewi Condrowulan. Beberapa waktu lamanya di Kaliwedhi, Aryosetho kembali ke Giri Lawangan memboyong Dewi Condrowulan yang telah menjadi istrinya dan hidup sebagai pertapa. Setelah 93 tahun pernikahannya Dewi Condrowulan di karuniai seorang putri. Namun kebahagiaan bersama sang putri yang dinantikan selama puluhan tahun hanya berlangsung selama 40 hari, setelah hari itu Dewi Condrowulan harus menyerahkan putrinya untuk diasuh oleh orang lain seperti dirinya dulu ditemukan Reshi Sethowangi di tengah hutan. Bayi tanpa nama itu diserahkan kepada Mpu Purwo, seorang pertapa sakti yang kemudian memberinya nama Ken Dedes. Ken Dedes kelak akan melahirkan keturunannya menjadi raja besar di kerajaan Singhasari dan Majapahit. Aryosetho dan Dewi Condrowulan telah berhasil menjalankan tugas yang diberikan oleh Dewata Agung sebagai pepunden cikal bakal raja-raja besar di tanah Jawa.
Uud_Bharata · 58.5K Views

KUJANG DEWA

Tokoh dalam cerita ini adalah fiktif belaka, bersifat untuk menghibur semata dan suatu bentuk kebanggaan saya terhadap sejarah nusantara. Cerita ini hanya permainan kata-kata, hanya cerita yang ngaya wara, dilebih-lebihkan dan tidak perlu diyakini kebenarannya. Tetapi paling tidak ada segi positif dalam perjalanan hidup beberapa tokoh yang ditampilkan. Menghargai sesama, tidak merasa derajatnya lebih tinggi dari orang lain, pengabdian tidak selalu berbuah imbalan yang nyata tetapi kemaslahatan dan ketenteraman hati. Bahwa pengabdian dengan tujuan yang benar dan hati tulus, hanya Yang Maha Kuasa yang Maha Mengetahui. Dendam bukanlah jalan keluar yang baik. Menyimpan dendam adalah merusak kesucian hati. Ikhlas dan ikhtiar adalah jalan terbaik dalam menyongsong luasnya cakrawala hidup. Keadilan bisa diperjuangkan, tetapi menghakimi sendiri bukanlah penyelesaian. Motivasi pengarang hanya ingin menambah khasanah cerita lokal yang berbudaya, disamping membangkitkan kembali kenangan kita akan era kejayaan cersil lokal. Cerita fiksi ini berlatar tanah Pasundan di jaman Kerajaan Pajajaran setelah kejayaan Prabu Siliwangi akankah bangkit sepeninggalnya. Tokoh dalam serial ini Adalah Yayan Permana yang merupakan keturunan dari Eyang Permana Tunggal seorang Pertapa Sakti yang merupakan Mahaguru dari Prabu Siliwangi kala itu... Simak ceritanya, bagaimanakah Kujang Dewa yang akan mengemparkan dunia persilatan di tanah Pasundan ini, akankah Kerajaan Pajajaran bangkit kembali atau hanya sisa-sisa peninggalan saja.....
edy_supratman · 10.9K Views

Raja Akshara

berlatar belakang kerajaan kuno di babad tanah Jawa, sebuah kerajaan di lereng gunung Lawu yang di pimpin oleh seorang raja yang bijaksana bernama raja Batara Lawu, yang harus menerima pengkhianatan dari pihak keluarga sendiri sehingga sang raja bijaksana Batara Lawu mati terbunuh oleh adik kandung sang raja yang di bantu oleh kerajaan Tengger dan kerajaan Dadap. sebelum meninggal sang raja berhasil menyembunyikan sang ratu yang sedang hamil tua. ratu berhasil kabur dari kerajaan nya di bantu oleh Adipati dan prajurit kerajaan yang sangat setia kepada sang raja. sang ratu kembali ke kerajaan asal nya bersama dengan Adipati dan prajurit kerajaan yang setia. ratu akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki penerus raja Batara Lawu yang di beri nama Rajasa Akshara Azmathkan. Akshara di gembleng menjadi pria yang kuat dan pintar, sehingga dia layak untuk dijadikan sebagai penerus kerajaan nya. Akshara yang mengetahui jika ayah nya di bunuh pamannya sendiri, langsung marah dan bersiap untuk melakukan balas dendam kepada sang paman nya itu. tapi Akshara tau apa yang akan terjadi jika dia yang sekarang ini, memaksa untuk menyerang bekas kerajaan nya itu. ilmu yang di miliki nya belum pantas untuk bersaing dengan pamannya sendiri, lantas sang kakek menyuruhnya untuk belajar ilmu Kanuragan yang lain agar dirinya bisa menjadi lebih kuat dan sakti. sang kakek menyuruhnya pergi ke gunung Arjuno dan berguru kepada temannya yang bernama prabu Setro Tirto Mulyo. Di sini lah perjalanan Akshara di mulai. Akshara muda mengembara keseluruh tanah Jawa untuk memperoleh kesaktian dan kekuatan untuk melakukan balas dendam kepada sang paman nya itu, sekaligus mengembalikan kejayaan kerajaan mendiang ayahnya itu. cerita ini di bumbui dengan kisah cinta dan humor receh yang bisa membuat pembaca tersenyum dan menikmati alur cerita nya.
Puji_Rahayu_5586 · 21.9K Views
Related Topics
More