The Last Guardian of Time
"Arash, berapa lama lagi kita sampai di stasiun?" tanya Rain yang tak sanggup lagi menahan rasa bosannya.
Mereka kembali sibuk dengan perhatian masing-masing. Rain yang merasa terbuai dengan perumahan di sepanjang jalan telah ia lihat, seketika mata perempuan yang hampir dikuasai rasa ngantuk itu kembali terbuka lebar. Jantungnya berdegup tak beraturan.
Satu menit.
Ah, kurang dari satu menit.
Bagaimana bisa hamparan bukit luas dengan rerumputan tadi tampak nyata?
Di bawah langit berbintang, Rain dan Arash memulai perjalanan menuju puncak Gunung Olympus—tempat legenda dan rahasia tersembunyi. Sebuah kunci kuno dari reruntuhan menjadi awal misteri yang harus dipecahkan. Dengan petunjuk samar dari syair kuno dan buku catatan seseorang, mereka harus menghadapi teka-teki waktu.
Arash terdiam sejenak, seakan mempertimbangkan kata-katanya. Lalu ia bertanya, "Rain, apa kau pernah mendengar syair lama, 'Jika kau yang dipanggil olehnya, kau takkan pernah bisa menghindarinya'?"
Begitu banyak pertanyaan yang terlintas dalam pikiran mereka. Apakah mereka cukup kuat untuk mengungkap rahasia di balik kunci itu? Atau, akankah mereka justru terjebak dalam lingkaran waktu tanpa kepastian? Rahasia apa yang sebenarnya tersembunyi di pucak Olympus? Lalu, siapa yang menunggu mereka di balik gerbang waktu itu?
"Arash, apakah kita ... benar-benar tersesat di hutan rindang yang tak tampak dari puncak gunung itu?"