Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Tangan Terpotong Pisau

Sumpah Cinta Berdarah

Ringkasan Novel "Sumpah Cinta Berdarah" Ezra dan Selena adalah sepasang kekasih yang menjalani kehidupan mereka dengan bahagia. Namun, kebahagiaan itu berubah menjadi mimpi buruk ketika arwah Dion dan Natasya, dua jiwa penuh dendam, kembali dari alam kematian. Dion dan Natasya dulunya adalah pasangan yang memiliki kisah tragis. Natasya tewas tertabrak mobil sebelum menikah dengan Dion, dan kini arwahnya menyalahkan Dion atas kematiannya. Mereka kembali ke dunia dengan satu tujuan: mengambil alih tubuh Ezra dan Selena untuk melanjutkan kehidupan mereka yang terputus. Dion dan Natasya berhasil merasuki tubuh Ezra dan Selena, memaksa mereka menjadi tahanan dalam tubuh sendiri. Dengan tubuh baru mereka, Dion dan Natasya mencoba menjalani kehidupan yang mereka impikan. Mereka bermesraan, bersenang-senang, tetapi ada satu hal yang tidak bisa mereka dapatkan—Natasya tidak bisa hamil. Meskipun tubuh yang ia tempati adalah tubuh Selena yang masih hidup, arwahnya sendiri sudah mati. Keinginan mereka untuk memiliki keluarga pun musnah, membuat hubungan mereka perlahan membusuk. Namun, kekuatan Ezra dan Selena tidak bisa diremehkan. Dengan tekad yang kuat, mereka mulai merebut kembali tubuh mereka. Setelah pertarungan batin yang mengerikan, mereka berhasil mengusir Dion dan Natasya, mengambil alih tubuh mereka lagi. Tetapi kemenangan ini bukan akhir dari penderitaan mereka. Selena mulai membenci Ezra karena bayi mereka yang dikandungnya gugur akibat peristiwa tersebut. Di sisi lain, Ezra menyalahkan Selena karena lebih peduli pada kebenciannya daripada menyelamatkan hubungan mereka. Hubungan mereka yang dulu penuh cinta berubah menjadi penuh dendam dan amarah. Sementara itu, arwah Dion dan Natasya juga tidak menemukan kedamaian. Bukannya pergi ke alam baka, mereka justru semakin tenggelam dalam kebencian. Mereka saling menyalahkan atas nasib tragis yang menimpa mereka. Natasya menyalahkan Dion karena ia belum menikah dan mati sia-sia, sementara Dion hanya menganggap semua ini adalah takdir yang tidak bisa diubah. Pertarungan antara mereka pun meledak, bahkan setelah kematian. Tidak berhenti di situ, Dion dan Natasya kembali merencanakan sesuatu yang mengerikan. Mereka berusaha merasuki tubuh Ezra dan Selena sekali lagi, tetapi kali ini dengan tujuan yang berbeda—mereka ingin membuat Ezra dan Selena saling membunuh. Jika keduanya mati, Dion dan Natasya bisa mengambil alih tubuh mereka selamanya. Namun, kali ini arwah mereka tidak lagi mampu mengendalikan tubuh Ezra dan Selena. Meski begitu, pengaruh mereka telah meracuni pikiran pasangan itu. Tanpa perlu dirasuki, Ezra dan Selena benar-benar ingin saling membunuh. Selena menyerang Ezra dengan pisau, mencoba membunuh pria yang dulu sangat ia cintai. Ezra tidak tinggal diam, ia melawan dengan sekuat tenaga. Pertarungan mereka berlangsung brutal, penuh amarah dan dendam yang telah terpendam lama. Akhirnya, tanpa campur tangan arwah, hanya satu yang bisa bertahan hidup. Ketika cinta berubah menjadi kutukan, darah adalah harga yang harus dibayar. Dan meskipun pertarungan ini berakhir, arwah Dion dan Natasya masih mengintai… menunggu kesempatan berikutnya untuk kembali. Sumpah Cinta Berdarah belum benar-benar berakhir.
Mrz_Sel · 6 Views

Gadis Kelam

Natalia, seorang gadis muda, hidup dalam bayang-bayang masa lalu yang kelam. Sejak kematian tragis ayahnya, Rahmat, karena insiden yang melibatkan dirinya, Natalia dihantui oleh perasaan bersalah. Ia percaya bahwa tindakan yang ia lakukan saat itu adalah bentuk kasih sayang, tetapi kenyataan berkata lain—Rahmat kembali dari alam kematian dengan niat membalas dendam. Bersama teman-temannya—Bayu, Zayne, Reza, Rina, dan Karin—Natalia memutuskan untuk pergi berkemah di hutan, berharap bisa mengalihkan pikirannya dari teror yang mengintainya. Namun, perjalanan mereka berubah menjadi mimpi buruk ketika satu per satu teman-temannya dibantai secara brutal oleh sosok Rahmat yang telah menjadi makhluk mengerikan dengan wajah hancur. Bayu adalah korban pertama, kehilangan kepalanya setelah keluar dari toilet. Zayne, yang berusaha melindungi Natalia, terluka dan akhirnya tewas dalam pelarian mereka. Reza dibunuh dengan sadis saat bersandar di dinding kayu, dan Rina, yang tersandung saat berlari, langsung ditikam tanpa ampun. Kini hanya tersisa Natalia dan Karin. Di tengah ketakutan mereka, Natalia dan Karin menemukan mobil yang masih bisa digunakan dan bertemu seorang pendaki. Mereka meminta pria itu mengemudikan mobil untuk kabur. Namun, saat perjalanan di jalan raya yang sepi, Rahmat tiba-tiba muncul di luar jendela mobil, menyebabkan kecelakaan hebat. Natalia, satu-satunya yang selamat, harus berjalan kaki pulang ke rumahnya. Namun, rumah yang ia tinggali tidak lagi seperti dulu. Ibunya dan keponakannya menghilang tanpa jejak. Natalia mencoba mencari mereka, tetapi semuanya sia-sia. Saat ia memasuki kamarnya, pintu mendadak terkunci, jendela tak bisa dibuka, dan dalam ketakutan yang semakin mencekam, Rahmat muncul di hadapannya dengan wajah hancur dan pisau di tangannya. "Ini adalah pisau yang kau gunakan, Natalia," kata Rahmat, tanpa perlu menjelaskan lebih jauh. Natalia sudah tahu bahwa ini adalah akhir baginya. Ia terpojok di dinding, dan Rahmat terus mendekat. Dari luar rumah, terdengar teriakan mengerikan. Warga sekitar mendobrak masuk, tetapi yang mereka temukan hanyalah ruangan kosong dengan darah berceceran, seolah sesuatu telah diseret ke dunia lain. Natalia telah menghilang—diseret oleh ayahnya menuju kegelapan yang abadi. Novel Gadis Kelam pun berakhir dengan teror yang terus menggantung, meninggalkan pertanyaan apakah Natalia benar-benar telah pergi... atau ia masih ada di suatu tempat, menunggu untuk kembali.
Mrz_Sel · 394 Views

The fate of darkness

Laurent bukanlah pahlawan. Dia bukan seseorang yang akan mengulurkan tangan untuk menolong tanpa alasan. Hidup dalam bayang-bayang tragedi masa kecilnya, ia tumbuh dengan luka yang tidak pernah sembuh-dendam yang terus membara. Kehilangan kedua orang tuanya di tangan Elric, sahabat yang berkhianat, meninggalkan luka yang lebih dalam dari sekadar kematian. Namun, hidupnya berubah lebih buruk ketika kekuatan gelap yang tak terkendali mulai mengalir dalam dirinya. Kekuatan yang melukai, menghancurkan, bahkan membunuh tanpa ia sadari. Kekuatan yang membuatnya lebih berbahaya dari siapa pun yang pernah ia benci. Mencari jawaban, Laurent melangkah ke dunia yang lebih kelam dari yang ia bayangkan. Rahasia darahnya, warisan ras kuno, dan konspirasi yang lebih besar dari balas dendamnya sendiri mulai terungkap. Namun, dunia tidak menawarkan pilihan yang mudah. Mereka ingin menggunakannya-sebagai senjata, sebagai alat, sebagai kunci yang dapat mengubah segalanya. Tapi Laurent tidak akan membiarkan dirinya dikendalikan. Ketika bayangan masa lalu dan kekuatan kegelapan terus menelannya, ia harus memilih: tunduk pada takdir yang dipaksakan padanya atau menghancurkan segala sesuatu yang menghalanginya, termasuk batasan moral yang pernah ia pegang. Dalam dunia di mana tidak ada yang benar-benar baik atau jahat, Laurent akan berjalan di jalannya sendiri-dengan atau tanpa darah yang tertumpah di tangannya. Ini cerita pertama author, harap maklumi jika alurnya berserak. Alurnya suka gonta-ganti jika tidak sesuai dengan keinginan sang author, jdi wlau sudah di publis tpi jika kedepannya author tidak suka dengan alurnya akan author ganti. Ini murni pemikiran author sendiri!
Anushka_Mythrandir · 31 Views

The last law

The Last Law (Hanya ada satu hukum: Bertahan atau mati.) Dunia telah berubah menjadi ladang kematian. Setelah perang nuklir meledakkan peradaban, yang tersisa hanyalah gurun radioaktif, reruntuhan kota yang sunyi, dan manusia-manusia yang saling menerkam demi setetes air. Tidak ada lagi negara, hukum, atau belas kasihan—yang ada hanyalah kekuatan dan kelicikan. Di tengah dunia yang hancur, Raine hanya punya satu tujuan: bertahan hidup. Tidak ada ambisi besar, tidak ada dendam atau misi penyelamatan—hanya dirinya, pisau di pinggang, dan insting yang selalu berbisik bahwa satu kesalahan bisa berarti kematian. Kelompok tirani menguasai sumber daya yang tersisa, menjadikan air lebih berharga daripada nyawa. Mereka adalah kelompok berdarah dingin, dan Raine jelas harus berhati hati agar terhindar dari kematian,tapi bayangan mereka selalu mengintai, siap merebut apapun yang bisa dipakai untuk bertahan hidup. Setiap hari adalah perjudian antara melawan, bersembunyi, atau melarikan diri. Namun, di dunia yang telah mati ini, sesuatu masih bergerak. Desas-desus beredar—tentang tempat yang belum tersentuh kehancuran, tentang sesuatu yang seharusnya tidak ada di dunia ini. Raine tidak peduli. Dia tidak ingin terlibat. Tapi saat hidupnya yang selama ini bersembunyi terguncang oleh peristiwa yang tak terduga, dia dihadapkan pada pilihan: tetap bertahan di bayang-bayang atau melangkah menuju sesuatu yang bisa mengubah segalanya. Di dunia tanpa hukum, berapa harga yang harus dibayar untuk tetap hidup?
LALU_GAMING · 123 Views

TEROR MAHLUK PENJILAT DARAH PEMBALUT

Malam itu, hujan turun semakin deras di kota kecil tempat Lia tinggal. Gemericik air yang menetes dari genting membuat suasana semakin mencekam. Hawa dingin merayap melalui celah-celah jendela kamar kosnya yang sederhana. Lia baru saja selesai mandi, air masih menetes dari rambutnya yang basah. Dengan cepat, ia merapatkan handuk ke tubuhnya sebelum mengenakan pakaian tidur. Namun, ketika ia hendak membuang pembalut bekas ke tempat sampah di kamar mandi, ia merasakan sesuatu yang aneh. Sebuah aroma menyelinap di udara. Bukan bau darah biasa, melainkan sesuatu yang lebih busuk, seperti daging yang membusuk di tempat lembab. Lia bergidik, bulu kuduknya berdiri seketika. Ia menahan napas, mencoba mengabaikan rasa tidak nyaman yang mulai merayap di tubuhnya. Dengan cepat, ia membuang pembalut itu ke dalam tempat sampah dan menutupnya rapat. Namun, perasaan tidak enak tidak hilang begitu saja. Seolah-olah ada sesuatu yang sedang mengawasi dari sudut kamar mandi. Lia menelan ludah, matanya bergerak mengamati sekitar, tetapi tidak ada yang berubah. Kamar mandi tetap seperti biasanya. Cermin di hadapannya berembun, meskipun ia tidak menggunakan air panas. Jantung Lia berdegup lebih cepat. Ia melangkah mendekat dan mengusap embun di permukaan cermin dengan tangannya. Samar-samar, tampak sebuah jejak... seperti lidah yang menjilati kaca. Lia terpaku, darahnya seakan membeku di dalam tubuhnya. Ia mengedip beberapa kali, berharap itu hanya bayangannya sendiri. Tapi tidak, jejak itu tetap ada, bahkan semakin jelas. Seolah-olah sesuatu—atau seseorang—benar-benar menjilati cermin dari dalam. Ia mundur perlahan, tangan gemetar meraih gagang pintu. Ia buru-buru keluar dari kamar mandi dan mengunci pintunya. Namun, ketika ia berbalik menuju ranjangnya, ia mendengar sesuatu. Sebuah suara isapan pelan, seperti seseorang sedang menjilati sesuatu dengan penuh nafsu. "Slepp... slepp..."
Endonesie_Media · 241 Views

Beyond Time and Space Detective

Pada tahun 1982, terjadi kasus besar di Kota Jin yang mengakibatkan banyak korban tewas. Para pelaku melarikan diri, dan pelaku utama, Yin Jiaming, tertembak dan jatuh ke laut. Tiga puluh sembilan tahun kemudian, sebuah film yang diadaptasi dari kasus tersebut, “The Great Heist of Jin City,” menjadi hit box office, menarik perhatian ahli patologi forensik Ye Huairui. Sebulan kemudian, Ye Huairui pindah ke sebuah vila tua, hanya untuk mengetahui bahwa itu dulunya adalah kediaman Yin Jiaming. ==== Pada tengah malam, setelah badai petir, Ye Huairui menemukan sebaris tulisan di mejanya: “Siapa kau!!?” Ye Huairui berpikir, apakah tempat ini berhantu? Dia menulis balasan: “Entah kau hantu, atau kau pembunuhnya.” Pesan di meja berubah menjadi: "Aku bukan hantu, dan aku juga bukan pembunuh! Aku tidak membunuh siapa pun!!" Ye Huairui: … Hubungan luar biasa lintas waktu dan ruang mempertemukan dua orang yang terpisah tiga puluh sembilan tahun di rumah tua misterius itu. Maka dimulailah perjalanan investigasi lintas waktu. “Yin Jiaming telah dizalimi; pelaku sebenarnya masih bebas.” Dengan bantuan seorang ahli patologi forensik jenius dari tiga puluh sembilan tahun di masa depan, dapatkah Yin Jiaming membuktikan ketidakbersalahannya dan menulis ulang nasib buruknya? ==== Kebenaran tidak akan diubah, hanya dikubur. Kisah cinta melampaui ruang dan waktu tentang kematian dan penebusan, dan pada akhirnya, aku akan menggenggam tanganmu erat. ==== Kata-kata pertama yang diucapkan Yin Jiaming kepada Ye Huairui adalah: “Ruirui, kemarilah peluk aku.” Ye Huairui merentangkan tangannya: “Kemarilah. Jika kau tidak bisa memelukku, berarti kau pengecut.”
Elhafasya · 19.4K Views
Related Topics
More