Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Esrarengiz Kasaba Lebam

Xiao Xing Xing

" Pfffttt ... Kamu bilang ini jahat? Aku tak menyangka kamu senaif ini! Neraka ini kamu yang menciptakan! Kata Feng Jiang Ming Malam itu, Xing Xing berjalan dengan gemetar lalu jatuh di lantai. Sangat sulit mengingat apa yang baru saja terjadi. Pantulan cermin memperlihatkan wanita berpakaian compang camping dengan noda darah. Wajahnya sungguh amat berantakan. Beberapa tanda merah dan lebam ada di tubuhnya. Ya, dia telah pergi dari sejam yang lalu. Pada awalnya Xing - Xing berusaha tegar menghadapi yang barusan di alami. Matanya melekat begitu pintu itu terbuka dengan paksa. Tiga laki - laki bertubuh tegap menggendongku paksa. Belum sempat membuka mulut, milik lelaki itu masuk kedalam semua yang lubang yang ia miliki. . . . Pantulan cermin memperlihatkan kecantikanku yang begitu menawan. Aku sudah siap dengan baju perangku. Xiao Xing Xing ... Itulah namaku! Akulah ratu pertama di kerajaanku. Tiada siapa yang berani menolakku. Bahkan banyak raja yang mendengar tentangku datang untuk berusaha meminangku atau menginginkanku melayani mereka di ranjang. Taktik mereka sungguh kotor dan menjijikan! Mereka akan berakhir bersujud di kakiku meminta pengampunan atau pergi ke liang kubur! . . . Aku berlindung dibalik topeng ini selama hidupku. Aku terperangkap dalam istanaku yang megah yang dibuat ayah dan ibunda. Ibunda telah memutuskan meminum racun begitu Baginda raja gugur di perjalanan menuju medan perang. Kakiku lemas mendengar semua ini. Aku tak punya keberanian mengatakan ini. Akulah sang putra mahkota bertopeng, Feng Jiang Ming yang akan membalas dendam pembunuh Baginda Raja.
lodaniella · 235.4K Views

Fight –Naina

Selalu dekat dengan Artha, itu adalah tujuan utama Naina masuk ke sekolah ini. Jadi jangan salahkan Naina kalau dia terus menempel pada Artha dan itu malah membuat Artha menjadi jauh. Namun di pertengahan kisah, Artha mulai curiga dengan anak baru bernama Naina ini. "Kamu itu terlalu lemah buat jadi anak Tuan Bara," celetuk gadis muda ini. Artha menyudutkan tubuh gadis ini ke tembok. Bibirnya menyunggingkan senyum miring penuh arti. "Kita buktikan aja, yang kamu omongin itu benar atau enggak." Alih-alih merasa takut, gadis ini malah balas menyunggingkan senyum miring. Dan tanpa diduga meluncurkan serangan, ia memutar tangan Artha dan dengan mudahnya membalikkan keadaan, menyudutkan pria tampan ini di tembok bangunan. Tangannya menodong pelipis Artha, seolah-olah itu pistol yang bisa membunuh pria ini dalam hitungan detik. "Dor!" ujar gadis ini, ibu jarinya bergerak seperti menarik pelatuk pistol. "Kamu mati." . . . "Lo itu siapa sebetulnya?" Artha menunduk mensejajarkan wajahnya dengan Naina. "Aku Naina, kamu udah tahu itu." . . . "Plak! Plak! Plak!" Pria tua ini berulangkali memukul puncak kepala gadis belia yang kini sedang berlutut, dengan keras. Kemudian pria ini ikut berlutut, mensejajarkan tubuh mereka. Tangannya yang sudah keriput mengangkat dagu gadis ini, menatap wajah yang kini sudah dipenuhi lebam. "Kalau hubungan kalian berlanjut lebih jauh lagi, saya anggap ini pengkhianatan. Dan hukuman mati adalah bayarannya." . . . "Aku cuma melanjutkan cita-cita bapak." Pria ini mengusap lembut wajah gadis belia yang penuh bercak darah. "Cuma bedanya, bapak menyingkirkan siapa aja yang menghalangi jalannya. Tapi aku gak akan nyingkirin kamu, justru aku mau kita hidup satu atap selamanya." "Kamu gila," gadis ini berucap dengan suara serak dan gemetar. Pria ini menggeleng sambil menempelkan jari telunjuknya dibibir gadis belia ini. "Suuut! Kamu terlalu kasar."
Nurafifah_3936 · 2.1K Views
Related Topics
More