Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Kelbor Hal

Kesempatan Dalam Ketidaksempurnaan

Malam perkotaan selalu penuh dengan cahaya yang memukau terpancar dari gedung-gedung pencakar langit, namun tidak dengan mata Revan, redup bagaikan langit saat itu. Tertutup dengan awan tebal yang tidak bisa menunjukan terangnya. “Aku gagal ... “ Begitu gumam Revan, sambil termangu memikirkan masa depan yang dia rasa layak ditertawakan oleh realita. Hari ini mungkin hari yang bersejarah bagi Revan, bukan karena hal lain melainkan dia ditinggalkan oleh orang yang tidak pernah dia duga, Michele. Michele dan Revan sudah saling mengenal dari awal perkuliahan yang kemudian mereka saling tertarik satu sama lain dan menjalin hubungan sampai malam kemarin sebelum Michele memutuskan untuk mengakhiri semuanya. Hubungan mereka sudah memasuki tahun ke 9, namun berakhir karena Revan tidak bisa membuktikan menjadi orang yang dapat menjamin kepastian hubungan dan masa depan bersama Michele. Penyesalan selalu menjadi hal pahit yang tidak pernah memandang apapun, dan ini merupakan penyesalan terbesar Revan dalam hidupnya. Bukan karena Michele meninggalkan dia, melainkan karena kenapa dia menjadi seorang pecundang seperti sekarang ini. Entah dari kapan, Revan telah menjadi orang yang dia tidak duga sama sekali. Terjebak dalam pemikiran cepat menjadi kaya sehingga sering terjurumus dalam investasi bodong yang menawarkan keuntungan berkali lipat. Dia berjudi dengan masa depannya sendiri. Emosi yang sering meledak karena gagal kerap kali dilampiaskan kepada orang terdekatnya, Michele. Padahal Michele selalu ada untuk menenangkan Revan, bahkan membantu dalam memberi modal karena dia begitu percaya bahwa Revan akan sukses suatu saat nanti. Revan lupa bahwa tidak semua orang bisa beruntung dengan modal kecil untuk mendapatkan keuntungan yang dapat dinikmati seumur hidup. Dia lupa bahwa, dengan hanya membaca artikel online dan buku tentang investasi hampir mustahil bisa membuat dia kaya tanpa bekerja. Bukan berarti hal itu tidak mungkin terjadi, tapi hal itu sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi dan Revan merupakan salah satu ketidakmungkinan itu. Revan merasa gagal, dengan umur yang memasuki 30 tahun dia tidak bisa memberikan sebuah jaminan bagi dirinya apalagi Michele. Dia tidak pernah sekalipun menyalahkan Michele, dia hanya merasa bahwa kenapa dia sangat terlambat untuk sadar yang berujung mengecewakan orang terdekatnya. “Andai semuanya bisa terulang kembali” Hanya itu yang bisa Revan eluhkan sebelum akhirnya dia menutup mata dalam tidurnya. --- “Revan, Revan, Bangun siap-siap Sekolah! Jangan sampai terlambat!” Suara yang familiar yang tiba-tiba mengagetkan Revan. “Apa yang terjadi?” Gumam Revan tak percaya terhadap kondisi yang dia alami sekarang. Rasa tidak percaya dan rasa mau percaya bercampur aduk. Tidak percaya karena hal ini tidak mungkin terjadi, mau percaya karena Revan berharap hal ini benar-benar terjadi. “[suara pintu terbuka] Revan! Ehh, kamu sudah bangun ternyata? Sana cepat mandi! Papamu sudah siap-siap untuk pergi ke kantor, sekalian ngantar kamu ke sekolah” Ujar ibu Revan yang sekaligus menyadarkan revan dari lamunannya. “[sambil melihat sekililingnya] Apa yang terjadi?” Revan mendapati hp yang dia pakai adalah HP sewaktu dia SMA Kelas 1, Nokia X2. Entah apa yang terjadi, sambil dia tidak percaya dengan keadaan ini namun yang pasti, dia kembali ke 15 tahun yang lalu, Tahun 2010 di umur dia yang ke-15.
NESERT · 576 Views

The Last Expression

Revan Kylo was born with a gift that felt more like a curse—his face could never show emotion, even though his heart was full of them. He felt joy, sadness, and anger, but the world only saw emptiness. From childhood to adulthood, his life was a stage of tragedy, leaving him shunned, abandoned, and forgotten. Everything changed when a mysterious portal transported him to another world—a realm of magic, mystery, and gods who toyed with human fate like pieces on a chessboard. In this new world, Revan found a fleeting happiness he'd never known. A woman named Liora Caelum, with her warmth and tenderness, taught him the meaning of love, family, and even how to smile. For the first time, Revan laughed. But that happiness was short-lived. A curse from the ruler of the gods took everything away—his loved ones, his newfound joy, and the hope that had just begun to grow in his heart. Left alone, Revan vowed to take revenge on the gods and reclaim something precious: the ability to express emotion on his face. Traversing dimensions, uncovering the secrets of the universe, and defying fate, Revan transformed from an ordinary young man into a force even the gods feared. Along his journey, he gradually regained his expressions—smiles, tears, and rage—leading to the ultimate climax: the final expression that would decide the fate of everything. "If I must defy the gods to become fully human, then I will shatter their thrones and tear down their heavens." The Last Expression is an epic tale of tragedy, vengeance, and the quest to become human in a world of divine chaos. Will Revan find his freedom, or will he become the monster he swore he’d never be?
MAS_HAL · 7.8K Views
Related Topics
More