Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Lirik Lagu Teman Tapi Mesra

Menyelimuti Surga | Edisi Revisi

novel ini menceritakan tentang Ye Fan, seorang mahasiswa biasa yang hidupnya mendadak jungkir balik! Gimana enggak, pas lagi asyik mendaki Gunung Tai, eh dia malah tiba-tiba nyasar ke dunia lain! Gila, kan?! Gunung Tai yang tadinya cuma gunung biasa, eh ternyata jadi portal ke dunia yang beda banget. Nah, di dunia baru ini, Ye Fan nemuin dirinya di tengah peradaban kultivasi yang kuno, tapi juga brutal dan bahaya banget. Bayangin aja, ini dunia di mana kekuatan spiritual dan jurus-jurus sakti jadi penentu segalanya. Para kultivator di sini latihan keras biar bisa jadi super kuat, bahkan sampai bisa abadi! Tapi jangan salah, di balik itu semua, banyak banget intrik, persaingan sengit, dan ancaman dari makhluk-makhluk aneh atau kelompok-kelompok yang suka berantem. Di lingkungan yang keras ini, Ye Fan mau enggak mau harus berjuang mati-matian buat bertahan hidup tiap hari. Dia kan awalnya enggak punya kekuatan apa-apa, enggak ngerti juga aturan main di dunia ini. Jadi, dia harus belajar cepat, adaptasi sama segala tantangan yang datang, dan siap-siap sama bahaya yang ngumpet di mana-mana. Perjuangannya bukan cuma biar enggak mati kelaparan atau dibunuh, tapi juga buat ngerti kenapa dia bisa nyasar ke sana dan gimana caranya biar bisa abadi, impian terbesar para kultivator. Ceritanya bakal ngajak kita ikut petualangan yang seru banget, bawa Ye Fan keliling benua-benua asing dan dimensi-dimensi rahasia. Dia bakal terlibat di pertarungan yang bikin deg-degan, nguji seberapa kuat dia lawan musuh-musuh yang jauh lebih jago, dan bahkan bikin teman-teman tak terduga. Enggak cuma itu, novel ini juga bakal ngajak kita menjelajah alam semesta yang luas dan penuh misteri, ngebongkar rahasia-rahasia kosmik, peradaban kuno, dan kekuatan-kekuatan dahsyat yang nentuin nasib dunia kultivasi ini. Pokoknya seru abis, deh!
Dante_Story2 · 1.2K Views

Diklaim oleh Saudara yang Salah

Aurora Crestwood telah jatuh cinta pada sahabatnya Liam selama sepuluh tahun. Sepuluh tahun menjadi tempat bersandar, menerima telepon larut malam, dan memberikan dukungan emosional setiap kali dia putus cinta. Sepuluh tahun menyaksikannya mengejar wanita beracun yang sama yang terus mematahkan hatinya. Ketika Selena Beaumont mengumumkan pertunangannya dengan orang lain, Aurora berpikir dia akhirnya bebas. Tapi Liam punya rencana lain. Dia ingin menggagalkan pernikahan itu, melakukan usaha terakhir yang putus asa untuk mendapatkan wanita yang tidak pernah benar-benar menginginkannya. Dan dia ingin Aurora membantunya melakukannya. Melawan penilaian baiknya, dia setuju. Yang tidak dia duga adalah bertemu dengan Kian Vance. Saudara Liam yang terasing itu adalah segala hal yang bukan Liam—berbahaya, langsung, dan sama sekali tidak tertarik bermain-main. Dia juga teman pengantin pria, yang menjadikannya ancaman terbesar bagi rencana sabotase mereka. Tapi ketika Kian memandang Aurora, dia tidak melihat sahabat setia Liam. Dia melihat seorang wanita yang telah menyembunyikan jati dirinya terlalu lama. "Aku akan mencurinya darimu," kata Kian kepada saudaranya dengan kepastian yang dingin. Ketika Kian mengusulkan taruhan—jika pernikahan itu gagal, Aurora menjadi miliknya—dia seharusnya pergi. Dia seharusnya fokus membantu Liam mendapatkan wanita yang dia obsesikan. Dia seharusnya tetap menjadi gadis baik seperti yang selalu dia lakukan. Sebaliknya, dia berjabat tangan dengan iblis itu sendiri. Sekarang Aurora terjebak di antara dua bersaudara, pernikahan yang mungkin tidak terjadi, dan pria berbahaya yang melihat menembus dinding yang telah dia bangun dengan hati-hati. Kian berjanji untuk menunjukkan padanya apa artinya benar-benar diinginkan, tapi ketertarikannya datang dengan harga. Saat akhir pekan pernikahan bergerak menuju kekacauan, Aurora harus memutuskan: akankah dia terus bermain aman, atau akhirnya menerima api yang telah dia sembunyikan?
Ava Reed · 4.9K Views

Kepada Dia Yang Tak Pernah Melihatku

Sebagai vokalis utama dan visual dari grup idol paling bersinar di Korea, SOLARIS, Kim Minkyu hidup di bawah cahaya paling terang. Ia dipuja jutaan penggemar, terpampang di billboard seluruh kota Seoul, dan setiap lagunya merajai tangga lagu. Namun tak ada yang tahu bahwa cahaya itu pelan-pelan membakar sisi dalam dirinya. Tekanan untuk sempurna, jadwal tak manusiawi, dan hidup yang diatur sampai ke cara tertawa—membuat Minkyu merasa hampa. Dan pada suatu sore yang nyaris meremukkan segalanya, ia berlari keluar dari ruang latihan... Menuju gang kecil yang tak tercatat di peta, dan masuk ke sebuah yayasan sunyi bernama Haru Sarang. Di tempat itulah, ia bertemu Seo Yeri. Seorang terapis sensorik muda yang tak bisa melihat dunia, namun mampu mendengar kegelisahan dalam suara, dan memahami luka tanpa harus melihatnya. Yeri tak tahu siapa Minkyu. Ia tak bisa melihat wajah tampannya, tak kenal nama SOLARIS, dan tak peduli pada dunia penuh kamera. Tapi di tengah aroma lilin dan tawa anak-anak difabel, ia menawarkan satu hal yang Minkyu tak pernah temukan di dunia gemerlapnya: ketulusan yang tak memerlukan nama panggung. Cinta mereka tumbuh diam-diam—dalam senyap yang hanya dimengerti oleh dua jiwa yang sama-sama lelah. Namun saat dunia mulai mencium aroma rahasia itu, dan saat seseorang dari dunia sunyi Yeri mulai mencintainya juga… pertanyaan itu pun datang: Berapa banyak yang harus dikorbankan demi cinta yang tak bisa dilihat… tapi paling dalam dirasakan?
Arutala_80 · 133 Views

Asralux Pahlawan Dari Kegelapan

Asralux: Pahlawan dari Kegelapan Episode 1 – "Yang Dibuang" By Bagas D --- Langit mendung menggantung muram di atas Akademi Pahlawan Arkhaya, tempat para calon penyelamat bangsa digembleng dan dilahirkan. Hari ini adalah hari kelulusan. Hari penuh sorak-sorai. Tapi tidak baginya. Di tengah lapangan besar yang dikelilingi pilar-pilar emas, Ardan berdiri dengan kepala menunduk, tubuhnya penuh luka, pakaiannya compang-camping, dan kedua tangannya gemetar memegang selembar kertas lusuh. Sementara teman-teman seangkatannya berdiri dengan penuh kebanggaan, mengenakan jubah pahlawan dan menerima simbol kehormatan, Ardan hanya berdiri sendiri—dalam diam dan kehinaan. > “ARDAN.” Suara keras sang Kepala Dewan menggema dari podium. Semua perhatian langsung tertuju padanya. > “Nilaimu... adalah yang TERENDAH dalam sejarah akademi kami.” “Tidak hanya gagal. Kau memalukan.” Riuh rendah tawa dan bisikan menyakitkan menyeruak. > “Dia tuh? Yang dulu katanya latihan tiap malam? Hah!” “Mana sekarang tekadmu itu, Ardan?” Ardan hanya diam. Tapi dalam dadanya, ada yang terbakar. Luka demi luka yang tak terlihat di tubuhnya, tapi mengoyak jauh lebih dalam: harga diri. Lonceng besar berbunyi. Sebuah kristal kehormatan dilemparkan ke arah kakinya. Retak. Pecah seperti mimpi-mimpinya. > “Mulai hari ini, namamu dihapus dari catatan kami. Kau bukan lagi calon pahlawan. Kau… dibuang.” --- Senyap. Bahkan angin pun seolah menolak menyentuhnya. Ardan memungut kristal yang retak itu. Darah menetes dari telapak tangannya yang terluka. Tak ada tepuk tangan. Tak ada air mata. Tak ada siapa pun yang berdiri untuknya. > “Apa artinya jadi kuat… jika tak ada yang melihat?” “Apa gunanya semua latihan malam, semua luka, semua keyakinan… kalau ujungnya aku tetap dianggap gagal?” Ia melangkah pergi melewati gerbang Akademi. Setiap langkahnya seperti membelah dunia. Orang-orang menatapnya dengan jijik. Seorang anak kecil melempar batu kecil ke arah kakinya. Ibunya langsung menarik si anak menjauh. > “Jangan dekat-dekat! Dia buangan!” “Katanya dia gagal jadi pahlawan, bahkan tak bisa angkat pedang dengan benar!” Ardan berjalan terus. Tak ada tempat untuknya di balik dinding emas Akademi. Tak ada tempat untuk orang seperti dia—orang dengan tekad tapi tanpa nama. --- Di kejauhan, seorang perempuan berkerudung hitam berdiri di atas menara. Matanya bersinar redup. Ia memperhatikan langkah Ardan dengan seksama. > “Akhirnya… matahari telah jatuh ke bayang-bayang.” “Dan dari kegelapan… lahirlah cahaya baru.” --- Senja tiba. Ardan duduk di atas tebing, melihat ke arah kota Arkhaya yang indah dari kejauhan. Langit berubah merah, seperti simbol perang batin dalam dirinya. Tangannya masih berdarah memegang pecahan kristal. Tapi dia tak melepaskannya. Karena itulah satu-satunya bukti bahwa ia pernah mencoba. Bahwa ia belum selesai. > “Jika dunia tak menginginkanku… aku tak akan memohon diterima.” “Aku tak perlu jadi cahaya mereka… Aku akan jadi cahaya dalam kegelapan.” “Dan saat mereka memohon pertolongan… biarlah bayangan yang menjawab.” --- [TO BE CONTINUED]
Bagas_Dwi_0738 · 322 Views
Related Topics
More