An Unfulfilled Heart
Candy membuka kasar pintu ruangan Papahnya, setelah satu jam yang lalu ia tiba di korea. Ia terpaksa mengambil penerbangan pertama, saat tiba-tiba papahnya menelponnya.
"Kau sudah tiba? Cepat juga." Ujar Mr. Hans terlihat santai, menandatangani berkas-berkas menumpuk di hadapannya.
"Tolong, Jelaskan!" Ujar Candy dingin. Sejujurnya ia muak dengan tingkah santai yang dimiliki Daddy nya.
Mr. Hans melepas kacamata yang menjadi teman setianya bekerja, ia sedikit merilexkan tubuh kakunya. Matanya menatap putri kecilnya, yang kini tengah menjadi wanita dewasa.
"Kau seperti ibumu."
Candy menatap tak suka Daddy nya, saat ia membahas soal Mom. "Jangan sebut dia... -lagi."
"It's Ok. Kita mulai darimana?"
"Aku tidak ingin membuang waktu yang berharga, hanya untuk berbicara omong kosong denganmu."
Mr. Hans - menatap diam Mr. Hans. Entah kenapa hatinya mencelos, mendengar kata-kata anaknya sendiri.
"Khhmm- Mr. Hans berdehem, mencoba menetralkan perasaannya. -seperti apa yang kita bicarakan di telpon 3 jam yang lalu." Mr. Hans menatap putrinya serius "kali ini aku tidak main-main." Sambungnya dingin.
Candy terkekeh kecil, mendengarnya. "Itu tidak akan pernah terjadi. Kau tau itu.!"
"Hmm, terserah. Tapi aku sudah menyiapkan semuanya. S-E-M-U-A-N-Y-A dan itu tidak ada bantahan." Ujarnya penuh penekanan.
"Dad~ aku tidak bisa."
"Ini yang terbaik untukmu, aku tidak tau sampai kapan waktuku. Kau tau bagaimana kondisi jantungku 'kan? Kau harus segera menikah."
Yang terbaik..
Entah apa yang dipirkan pria dihadapannya ini, padahal ia ingin menikah dengan pria yang ia cintai.
"Terserah.!" Ujar Candy kesal, ia menyerah dengan keputusan p Dady nya. Tanpa menunggu tanggapan dari nya lagi, ia segera berdiri berniat untuk pergi.
Hingga, saat tangannya hendak meraih kenop pintu- terhenti.
"Apa kau baik-baik saja?"
Tubuhnya kaku- satu tetes air mata lolos begitu saja dari kedua matanya.
"Bawahanku mengatakan, bahwa 2 minggu belakangan ini kau selalu mengunjungi rumah sakit."
Candy tetap diam ditempatnya, kedua tangannya mulai bergetar.
"Kau menemuinya? Bukankah ia Dokter Jantung. Apa kau juga-
"Berhenti mengikutiku!" Potongnya dingin.
Candy segera membuka pintu tinggi itu- keluar.
Biarlah..
Ini menjadi rahasianya,tanpa ada seorang pun tahu- termasuk papahnya.
Biarlah..
Jadi kisah- yang akan ia simpan sendiri dalam diamnya.
Maafkan aku,
Hanya ini caraku, menjalani hidupku.