Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Lagu Rohani Hidup Ini Adalah Kesempatan Lirik

New Eden: Hidup untuk Bermain, Bermain untuk Hidup

Dalam dunia yang penuh dengan persaingan, satu pria berambisi untuk mencapai puncak. Dalam genre baru VRMMORPG ini, ia berencana untuk menjadi yang terkuat dengan segala cara. Kelas, ras, zona awal, semuanya adalah misteri dalam 'New Eden'. Permainan ini diluncurkan tanpa sedikit pun detail. Satu-satunya hal yang dipromosikan adalah kebebasan dalam memilih keterampilan. Protagonis kita, Alexander, dengan nama pemain Astaroth, selalu bermimpi menjadi atlet E-Sports. Orang tuanya mendukung mimpinya, namun mereka kini telah tiada. Dia bertekad untuk sukses dalam permainan baru ini, jika bukan untuk dirinya sendiri, setidaknya untuk menghormati kenangan orang tuanya. Tanpa mengetahui bagaimana ia ingin memainkan karakternya, Alexander memilih ras awal yang paling misterius. Apakah ini akan menjadi jalannya menuju kesuksesan atau kehancurannya? Asisten permainan jelas berpikir yang kedua. "Lakukan apa yang kau inginkan, petualang muda. Aku hanya ingin menambahkan ini. Jangan kembali dengan keluhan saat kau menyadari telah membuat pilihan yang salah," kata elf itu, menatapnya dengan jelas penuh kebencian. "Kita lihat saja nanti," jawab Alexander datar. "Aku suka tantangan," tambahnya. "Bagus sekali!" elf itu mendengus. "Nikmati petualangan seumur hidupmu, sependek apapun itu," tambahnya dengan sarkastis. Di depannya terbentang jalan yang tidak pasti, penuh dengan cobaan dan kesulitan. Tapi satu hal yang jelas di matanya. Dia akan menjadi pemain terkuat dalam permainan, bahkan jika harus menginjak gunung mayat untuk melakukannya. Telah berakhir hari-harinya bekerja keras tanpa hasil, sekarang saatnya membuat atau menghancurkan!
Galanar · 26.5K Views

Desa Ini Mengubur Rahasia, dan Aku Adalah Tumbal Berikutnya yg Dipilih

--- ## Sinopsis Novel: Desa Ini Mengubur Rahasia, dan Aku Adalah Tumbal Berikutnya yang Dipilih! Risa Anggraini, seorang jurnalis investigasi yang gigih, tak pernah bisa melupakan hilangnya adik perempuannya, Dewi, di sebuah desa terpencil lima tahun silam. Kasus yang ditutup tanpa kejelasan itu menghantui Risa, mendorongnya untuk menjejakkan kaki kembali ke Desa Arakasa—tempat terakhir Dewi terlihat. Desa yang tampak tenang dengan rumah-rumah kayu dan sawah hijau itu segera menunjukkan sisi lain yang mengerikan. Udara lembap selalu membawa aroma kemenyan samar, dan tatapan penduduknya menyimpan kecurigaan yang mencekam. Berbekal rasionalitas dan sedikit harapan, Risa berusaha mencari jejak adiknya, namun setiap pertanyaan justru berujung pada kebisuan atau jawaban samar yang menyesatkan. Pak Karta, sesepuh desa yang tampak bijaksana, justru menjadi sosok paling misterius yang setiap kata-katanya penuh makna tersembunyi. Semakin dalam Risa menggali, ia menemukan bahwa Desa Arakasa memendam rahasia kelam: sebuah **ritual kuno mengerikan yang menuntut tumbal manusia**. **Saat Risa mulai menyadari bahwa ia tidak hanya mencari kebenaran tentang adiknya, tetapi juga sedang berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan dirinya sendiri dari takdir yang sama, mampukah ia mengungkap misteri yang telah dikubur ratusan tahun itu? Atau akankah Risa menjadi tumbal berikutnya, terperangkap selamanya dalam rahasia Desa Arakasa yang tak terampuni?** ---
Taufik_Kurniawan_3639 · 497 Views

Kesempatan Dalam Ketidaksempurnaan

Malam perkotaan selalu penuh dengan cahaya yang memukau terpancar dari gedung-gedung pencakar langit, namun tidak dengan mata Revan, redup bagaikan langit saat itu. Tertutup dengan awan tebal yang tidak bisa menunjukan terangnya. “Aku gagal ... “ Begitu gumam Revan, sambil termangu memikirkan masa depan yang dia rasa layak ditertawakan oleh realita. Hari ini mungkin hari yang bersejarah bagi Revan, bukan karena hal lain melainkan dia ditinggalkan oleh orang yang tidak pernah dia duga, Michele. Michele dan Revan sudah saling mengenal dari awal perkuliahan yang kemudian mereka saling tertarik satu sama lain dan menjalin hubungan sampai malam kemarin sebelum Michele memutuskan untuk mengakhiri semuanya. Hubungan mereka sudah memasuki tahun ke 9, namun berakhir karena Revan tidak bisa membuktikan menjadi orang yang dapat menjamin kepastian hubungan dan masa depan bersama Michele. Penyesalan selalu menjadi hal pahit yang tidak pernah memandang apapun, dan ini merupakan penyesalan terbesar Revan dalam hidupnya. Bukan karena Michele meninggalkan dia, melainkan karena kenapa dia menjadi seorang pecundang seperti sekarang ini. Entah dari kapan, Revan telah menjadi orang yang dia tidak duga sama sekali. Terjebak dalam pemikiran cepat menjadi kaya sehingga sering terjurumus dalam investasi bodong yang menawarkan keuntungan berkali lipat. Dia berjudi dengan masa depannya sendiri. Emosi yang sering meledak karena gagal kerap kali dilampiaskan kepada orang terdekatnya, Michele. Padahal Michele selalu ada untuk menenangkan Revan, bahkan membantu dalam memberi modal karena dia begitu percaya bahwa Revan akan sukses suatu saat nanti. Revan lupa bahwa tidak semua orang bisa beruntung dengan modal kecil untuk mendapatkan keuntungan yang dapat dinikmati seumur hidup. Dia lupa bahwa, dengan hanya membaca artikel online dan buku tentang investasi hampir mustahil bisa membuat dia kaya tanpa bekerja. Bukan berarti hal itu tidak mungkin terjadi, tapi hal itu sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi dan Revan merupakan salah satu ketidakmungkinan itu. Revan merasa gagal, dengan umur yang memasuki 30 tahun dia tidak bisa memberikan sebuah jaminan bagi dirinya apalagi Michele. Dia tidak pernah sekalipun menyalahkan Michele, dia hanya merasa bahwa kenapa dia sangat terlambat untuk sadar yang berujung mengecewakan orang terdekatnya. “Andai semuanya bisa terulang kembali” Hanya itu yang bisa Revan eluhkan sebelum akhirnya dia menutup mata dalam tidurnya. --- “Revan, Revan, Bangun siap-siap Sekolah! Jangan sampai terlambat!” Suara yang familiar yang tiba-tiba mengagetkan Revan. “Apa yang terjadi?” Gumam Revan tak percaya terhadap kondisi yang dia alami sekarang. Rasa tidak percaya dan rasa mau percaya bercampur aduk. Tidak percaya karena hal ini tidak mungkin terjadi, mau percaya karena Revan berharap hal ini benar-benar terjadi. “[suara pintu terbuka] Revan! Ehh, kamu sudah bangun ternyata? Sana cepat mandi! Papamu sudah siap-siap untuk pergi ke kantor, sekalian ngantar kamu ke sekolah” Ujar ibu Revan yang sekaligus menyadarkan revan dari lamunannya. “[sambil melihat sekililingnya] Apa yang terjadi?” Revan mendapati hp yang dia pakai adalah HP sewaktu dia SMA Kelas 1, Nokia X2. Entah apa yang terjadi, sambil dia tidak percaya dengan keadaan ini namun yang pasti, dia kembali ke 15 tahun yang lalu, Tahun 2010 di umur dia yang ke-15.
NESERT · 576 Views
Related Topics
More