Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Shy Aka Lia

Tuesdays With You ! AKA-Miraii

Dans un lycée où les journées se suivent et se ressemblent, Yu Hashibara et Yka Komichi, deux amis d'enfance, naviguent entre cours, amitiés et rêves encore flous. Yu, discret et rêveur, passe son temps à écrire. Fasciné par les mots, il aspire à devenir un écrivain reconnu, mais ses textes restent enfermés dans un monde qui lui est propre, loin des émotions profondes que recherchent les éditeurs. Yka, à l'inverse, est extravertie et toujours prête à encourager les autres, même si elle-même manque de confiance en ses propres écrits. Sous le pseudonyme d'Aky Michiko, elle écrit en secret mais évite soigneusement le sujet de l'amour, en a-t-elle peur ? Tout bascule lorsque Yu est sélectionné pour un prestigieux concours d'écriture. Son éditeur lui lance un défi inattendu : écrire une histoire d'amour capable de toucher le cœur des lecteurs. Mais il y a un problème. Yu ne comprend rien à l'amour. Et Yka non plus. Dans une tentative de relever ce défi ensemble, ils se lancent dans une quête improbable : observer, analyser et peut-être même expérimenter ce sentiment insaisissable. Entre discussions maladroites, situations imprévues et révélations troublantes, ils vont peu à peu se confronter à ce qu'ils cherchaient à éviter depuis toujours. Mais alors qu'ils explorent l'amour à travers les autres, ne risquent-ils pas de découvrir des vérités qu'ils n'étaient pas prêts à affronter... sur eux-mêmes ?
nohansophie · 332 Views

TEROR MAHLUK PENJILAT DARAH PEMBALUT

Malam itu, hujan turun semakin deras di kota kecil tempat Lia tinggal. Gemericik air yang menetes dari genting membuat suasana semakin mencekam. Hawa dingin merayap melalui celah-celah jendela kamar kosnya yang sederhana. Lia baru saja selesai mandi, air masih menetes dari rambutnya yang basah. Dengan cepat, ia merapatkan handuk ke tubuhnya sebelum mengenakan pakaian tidur. Namun, ketika ia hendak membuang pembalut bekas ke tempat sampah di kamar mandi, ia merasakan sesuatu yang aneh. Sebuah aroma menyelinap di udara. Bukan bau darah biasa, melainkan sesuatu yang lebih busuk, seperti daging yang membusuk di tempat lembab. Lia bergidik, bulu kuduknya berdiri seketika. Ia menahan napas, mencoba mengabaikan rasa tidak nyaman yang mulai merayap di tubuhnya. Dengan cepat, ia membuang pembalut itu ke dalam tempat sampah dan menutupnya rapat. Namun, perasaan tidak enak tidak hilang begitu saja. Seolah-olah ada sesuatu yang sedang mengawasi dari sudut kamar mandi. Lia menelan ludah, matanya bergerak mengamati sekitar, tetapi tidak ada yang berubah. Kamar mandi tetap seperti biasanya. Cermin di hadapannya berembun, meskipun ia tidak menggunakan air panas. Jantung Lia berdegup lebih cepat. Ia melangkah mendekat dan mengusap embun di permukaan cermin dengan tangannya. Samar-samar, tampak sebuah jejak... seperti lidah yang menjilati kaca. Lia terpaku, darahnya seakan membeku di dalam tubuhnya. Ia mengedip beberapa kali, berharap itu hanya bayangannya sendiri. Tapi tidak, jejak itu tetap ada, bahkan semakin jelas. Seolah-olah sesuatu—atau seseorang—benar-benar menjilati cermin dari dalam. Ia mundur perlahan, tangan gemetar meraih gagang pintu. Ia buru-buru keluar dari kamar mandi dan mengunci pintunya. Namun, ketika ia berbalik menuju ranjangnya, ia mendengar sesuatu. Sebuah suara isapan pelan, seperti seseorang sedang menjilati sesuatu dengan penuh nafsu. "Slepp... slepp..."
Endonesie_Media · 253 Views
Related Topics
More