Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Sejarah Raden Kian Santang Dan Prabu Siliwangi

Dari Sejarah ke Kenyataan: Aku Menjadi Penjahat Raden Wirapati

Seorang mahasiswa sejarah bernama Raden adalah seorang gamer yang telah menamatkan sebuah game berbasis kisah Bandung Bondowoso. Setelah menerima email misterius dari seorang "developer," ia mengabaikannya, mengira itu hanya lelucon. Namun, tanpa disangka, ia terbangun dalam tubuh Raden Wirapati, seorang pangeran dari kerajaan besar yang memiliki banyak musuh. Dalam ingatannya tentang game, Raden tahu bahwa Raden Wirapati akan mati muda karena konspirasi dalam istana. Malam pertama ia sadar di dunia ini, ia hampir diracun oleh pamannya, yang mengincar tahtanya. Namun, dengan pengetahuannya tentang jalan cerita game, ia berhasil menghindari kematian pertama. Kini, Raden harus bertahan di dunia yang penuh intrik politik dan peperangan. Ia memiliki "Sistem Ampas", sebuah sistem yang selalu memberinya misi berbahaya yang mendekatkannya pada kematian. Jika ia menolak misi dengan tingkat kesulitan sedang atau mudah, ia akan kehilangan kejantanannya dan menjadi kasim. Jika menolak misi sulit atau hard, ia akan mati. Sementara itu, ia harus menghadapi Anggraini Prameswari, tunangannya yang awalnya membencinya karena reputasi buruknya. Seiring waktu, Anggraini mulai melihat bahwa Raden berbeda dari rumor yang beredar, dan perlahan-lahan perasaannya berubah. Musuh-musuhnya tidak hanya berasal dari dalam istana. Ada bangsawan ambisius yang ingin merebut tahtanya, jenderal yang ingin menyingkirkannya, serta orang-orang yang mengincar Anggraini. Dengan kecerdasan dan ingatannya tentang game, Raden harus mengubah takdirnya agar tidak berakhir tragis seperti yang terjadi di dalam game.
Azka_Lou · 70 Views

PERJALANAN ANAK DESA

Hutan Sancang, tempat yang dikenal sebagai tanah sakral bagi para pendekar, diselimuti kabut tipis saat fajar menyingsing. Di antara pepohonan raksasa dan akar-akar yang menjalar, seorang bocah lelaki berdiri tegap, tubuhnya kecil namun penuh tenaga, matanya tajam menatap seekor kijang yang tengah minum di tepi sungai. (Cicit burung terdengar bersahutan, air sungai mengalir dengan gemericik lembut…) Namanya Wira, seorang anak yatim piatu yang sejak kecil hidup di alam liar. Tubuhnya berbalut kain sederhana yang sudah usang, tetapi matanya penuh dengan semangat tak terkalahkan. Hari ini, ia harus berburu untuk bertahan hidup. Dengan nafas teratur, ia melangkah perlahan mendekati kijang itu. Namun tiba-tiba… (Dentuman keras! Seperti petir yang menyambar…) Dari dalam semak-semak, seekor harimau kumbang meloncat menerjang kijang itu dengan cakarnya yang tajam. Wira terperanjat, tapi bukan karena takut—melainkan karena kagum. Harimau itu melirik sekilas ke arahnya, seolah memberi peringatan untuk tidak mendekat. Namun, Wira tidak mundur. “Kau hebat,” gumamnya pelan. (Hening. Angin berbisik lembut di antara dedaunan…) Tanpa diduga, langkah kakinya justru membawanya lebih dekat. Harimau itu menatapnya tajam, tetapi bukan dengan amarah—melainkan dengan ketenangan yang menggetarkan jiwa. Saat itu, terdengar suara langkah kaki berat mendekat dari balik pepohonan. (Suara ranting patah, gemuruh langkah mendekat…) Sosok berjubah hitam dengan sorot mata tajam muncul dari balik rimbunan hutan. Wira menatapnya tanpa gentar. Ia tahu siapa pria itu—Prabu Siliwangi, penguasa Pajajaran, seorang raja sakti mandraguna yang konon memiliki ikatan batin dengan harimau putih. “Anak kecil, mengapa kau tidak lari?” suara Prabu Siliwangi bergema seperti petir di langit yang tenang. Wira menatapnya langsung. “Aku tidak takut.” (Guruh menggelegar di kejauhan…) Sang Prabu tersenyum tipis. Ia melihat ke dalam diri bocah itu—bukan sekadar keberanian, melainkan juga ketulusan yang langka. “Kau tidak takut mati?” “Aku hanya takut jika hidupku tidak berarti,” jawab Wira mantap. (Desir angin berhembus lebih kencang, dedaunan berjatuhan…) Mata Prabu Siliwangi berbinar. Di usianya yang telah matang, ia jarang menemukan seseorang seperti Wira—seorang anak yang tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki jiwa yang bersih. “Aku akan mengajarimu ilmu sejati,” ujar sang Prabu. Wira mengernyit, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “Mengajarku?” Prabu Siliwangi mengangguk. “Kejujuran dan keberanianmu lebih kuat daripada pedang mana pun. Kau layak menjadi muridku.”
popyy_5435 · 365 Views
Related Topics
More