Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Makna Lagu Dandelions

DANDELIONs

In a world where everyone around her shines, **Lily Williams** has always been the invisible one. The middle child in a family of extraordinary talents—her father, a renowned artist; her mother, a celebrated actress; and her sisters, a prodigy pianist and a rising supermodel—Lily feels like a dandelion in a garden of roses: ordinary, overlooked, and easily forgotten. But beneath her unassuming exterior lies a sharp mind and a quiet strength, honed by years of blending into the background and observing the secrets others try to hide. **Eden Blackwood** is the man who has it all. Born into a family of bankers, he broke away to build his own tech empire, determined to prove he’s more than just a “rich boy.” Handsome, successful, and perpetually in the spotlight, Eden is the epitome of charm—but his playboy persona hides a deeper truth. For six years, he’s been in a secret relationship with Lily’s sister, Clara, a decision made to protect her career but one that has left him questioning what he truly wants. When a scandalous misunderstanding forces Eden and Lily into a marriage neither of them wants, their lives are turned upside down. Lily, tired of being overlooked, begins to step out of the shadows, unaware that her newfound confidence will set off a chain of events that will change everything. Eden, torn between his loyalty to Clara and his growing curiosity about Lily, finds himself drawn to the woman he once dismissed as ordinary. But as secrets unravel and jealousies ignite, the fragile bond between Eden and Lily is tested. Clara, desperate to reclaim what she believes is hers, orchestrates a media storm that threatens to destroy them all. Amidst the chaos, Lily must decide whether to fight for the love she never expected or walk away from the man who once saw her as invisible. *Dandelions* is a story of second chances, self-discovery, and the transformative power of love. It’s about finding beauty in the ordinary, strength in vulnerability, and the courage to bloom where you’re planted—even when the world tries to overlook you. **Tone & Style:** - **Emotional**: Deeply character-driven, with a focus on internal struggles and growth. - **Dramatic**: High-stakes conflicts, misunderstandings, and betrayals. - **Romantic**: A slow-burn, enemies-to-lovers romance with plenty of tension
Akinde_Hannah · 1.9K Views

Mozaik Tanya

Bagaimana jika cinta bukan sekadar rasa, melainkan sebuah perjalanan yang penuh luka? Bagaimana jika cinta adalah mozaik-tersebar dalam kepingan kenangan yang tak selalu utuh, yang sering kali tajam dan memberi luka? Gavrielle, gadis muda yang haus akan makna, pernah percaya bahwa cinta adalah genggaman tangan yang erat, suara yang menghangatkan, dan keberanian untuk tetap tinggal. Ia menemukannya dalam diri Althias, kakak kelas yang menjadi pelita di tengah ragu. Namun, dunia tak selalu memberi ruang bagi dua hati yang ingin bersatu. Orang tuanya melihat cinta itu sebagai duri, sebagai pemberontakan yang harus dicabut hingga ke akar. Maka, dengan paksa, ia diasingkan ke kota yang tak menawarkan apa pun selain sepi. Di Surabaya, Gavrielle adalah burung tanpa sarang, melayang tanpa arah, mencari sesuatu yang bisa mengisi kehampaan. Lalu, ia bertemu Gallen Adhaniell Wijaya-sebuah nama yang muncul dari layar ponsel, dari percakapan tanpa wajah, dari pesan-pesan yang menjelma candu. Gallen, dengan caranya yang dingin dan tak terbaca, menarik Gavrielle ke dalam pusaran yang lebih dalam dari sekadar cinta. Bersamanya, Gavrielle belajar bahwa rindu bisa berubah menjadi luka, bahwa pengorbanan tak selalu berbalas pelukan. Ketika cinta berubah menjadi jerat, Gavrielle berjalan terlalu jauh, menyeberangi batas yang seharusnya dijaga. Yogyakarta menjadi saksi atas keberaniannya yang membabi buta, atas keputusasaan yang menuntunnya pada sesuatu yang tak seharusnya terjadi. Dan ketika semuanya terkuak, Gavrielle harus menghadapi konsekuensi yang lebih besar dari sekadar kehilangan. Cinta, ternyata, tak selalu datang sebagai jawaban. Kadang, ia adalah pertanyaan yang menggantung di langit hati, tak terjawab, tak terurai-hanya menjadi mozaik tanya yang berserak dalam ingatan.
Tashaa_Seana · 432 Views

Kitab Perjalanan Vinia | All Story

Vinia, seorang peramu obat yang melarikan diri dari Kerajaan Garamon, menemukan kehidupan baru di Kerajaan Rattas sebagai Kepala Medis Istana. Di sana, ia mendapat kesempatan untuk membawa perubahan dan menyembuhkan banyak orang. Namun, kedamaian itu tidak bertahan lama ketika Garamon mendeklarasikan perang terhadap Rattas. Meski terlibat dalam peperangan, Vinia tetap bertekad untuk memberikan kontribusi lebih besar, baik sebagai penyembuh maupun pejuang. Di tengah konflik ini, Vinia harus menghadapi pilihan sulit, di mana ia tidak hanya melawan musuh dari luar, tetapi juga mengatasi perasaan dan luka batin yang ia bawa. Setelah perang melawan Garamon berakhir, Vinia dan Tarek mulai menjalani kehidupan baru di Kerajaan Rattas. Hubungan mereka berkembang dari sekadar rekan seperjuangan menjadi pasangan yang saling mendukung. Sementara itu, Pangeran Ardent mulai menjalin hubungan dengan Putri Yuli dari Lunur, yang datang untuk kerja sama diplomatik. Di tengah tugas mereka melatih kesatria dan tabib baru, Vinia dan Tarek juga mempersiapkan pernikahan mereka, yang menjadi sorotan seluruh kerajaan. Puncaknya, pernikahan mereka berlangsung meriah di taman istana, disaksikan oleh rakyat dan bangsawan, sementara Pangeran Ardent akhirnya mengungkapkan perasaannya kepada Putri Yuli. Di malam terakhir sebelum memulai hidup baru, Vinia dan Tarek mengenang perjalanan mereka di atas menara tempat mereka biasa bersama. Dari peperangan hingga cinta yang tumbuh perlahan, mereka menyadari bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang bertahan hidup, tetapi juga menemukan makna keberanian, pengorbanan, dan kebahagiaan sejati. Dengan langit malam Yorket sebagai saksi, Kitab Perjalanan Vinia pun mencapai akhir yang indah.
wibikpratamadidok · 921 Views

Sialnya Jadi Pengangguran di Dunia Lain

Dunia ini aneh. Tidak, mungkin kita yang tidak cukup peka untuk mendengarnya. Seperti melangkah di atas jalan berdebu yang tidak pernah terlihat jelas ujungnya, atau seperti mencoba membaca buku yang halaman-halamannya telah terlalu lama dibiarkan terlupakan. Semua hal itu—kenapa ia ada, dan apa maknanya—terkadang lebih membingungkan daripada yang bisa diterima oleh akal sehat. Tapi, ada satu hal yang lebih membingungkan daripada apa pun di dunia ini: kenapa hidup selalu menantang kita dengan pertanyaan-pertanyaan besar, sementara jawabannya seakan terbenam di dasar samudra yang tak terjangkau. Alex, seorang pengangguran yang hidupnya seperti tak lebih dari sekadar rutinitas, selalu berpikir bahwa dia sudah tahu segalanya. Ia merasa dirinya telah melihat semua sisi dunia, dari sudut yang paling gelap sekalipun. Baginya, hidup hanyalah sekadar pergulatan dengan kenyataan yang tidak selalu ramah. Hingga suatu malam, saat langit begitu gelap dan bintang-bintang seolah enggan menunjukkan dirinya, Alex menyadari sesuatu yang lebih penting daripada sekadar perjuangan untuk bertahan hidup: takdir yang tak terhindarkan. Ia selalu menganggap dunia ini bisa dikuasai, bahwa ia adalah penguasa dari hidupnya sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, seiring pijakannya yang semakin lelah, ia mulai meragukan apa yang pernah diyakininya. Dunia ini tidak hanya berbicara tentang apa yang kita inginkan, tetapi tentang apa yang dunia inginkan dari kita. Semua itu terjadi begitu saja, seolah takdir sudah menulis jalan hidupnya jauh sebelum ia bahkan mengerti tentang keberadaannya. Tidak ada yang bisa menduga apa yang akan datang selanjutnya. Termasuk Alex. Ia hanya tahu satu hal: tidak ada yang benar-benar tahu apa yang akan terjadi, kecuali mereka yang berani berjalan jauh dan mendengarkan bisikan-bisikan dunia yang seringkali tak tampak. Hanya mereka yang berani untuk bertanya, berani untuk melihat lebih dalam, berani untuk menatap ke dalam hati yang terperangkap dalam bayang-bayang gelap masa lalu. Dan malam ini, malam yang teramat sepi itu, Alex merasakan bisikan itu. Bisikan dunia yang ingin mengajaknya ke sebuah tempat yang bahkan ia sendiri belum tahu namanya.
Ajo_Pedaww · 161 Views

Beast Callers

In a world where mystical beasts shape the fabric of society, the bond between human and creature can determine destinies—or destroy them. At the age of 10, every child awakens their talent by forging their first beast contract. For Aeris, it wasn’t a mighty predator but a frail Dandelion Sprout, marking him as a failure in the eyes of the world. Yet Aeris harbors an extraordinary secret: the ability to see the evolution paths of every beast, an unassuming gift with the potential to reshape their entire world. Aeris has spent most of his life on the move, avoiding attention and quietly mastering the art of nurturing even the weakest beasts into formidable allies. But his carefully guarded peace begins to unravel when he settles in a new town, only to encounter whispers of a mysterious figure leading a beast rebellion against humanity. This figure is Lyra, a fierce and enigmatic leader who shares a connection with Aeris that runs deeper than either expected. As tensions rise, Aeris and Lyra find themselves on opposite sides of a growing conflict. Lyra seeks retribution for humanity’s exploitation of beasts, while Aeris envisions a path of coexistence. When rogue tamers emerge with forbidden methods threatening the delicate balance between humans and beasts, the two must set aside their differences to face a greater threat. Yet their opposing ideals—and the weight of unspoken truths—risk tearing them apart. Beast Caller is a tale of quiet resilience, fractured bonds, and the enduring hope for a better world.
SaltdFsh · 849 Views

LOVE IN TWO ERAS

Cinta sejati sering kali teruji oleh waktu, perbedaan, dan sejarah. *Love in Two Eras* mengisahkan perjalanan cinta yang melampaui batasan dua zaman: era kolonial 1920-an dan era modern 2020-an. Di tahun 1920-an, Maya, seorang wanita muda Indonesia, jatuh cinta kepada Johannes, seorang pria Belanda yang bekerja di perkebunan teh. Hubungan mereka, yang dianggap terlarang oleh masyarakat dan keluarga, penuh dengan lika-liku dan pengorbanan. Di tengah tekanan politik dan budaya zaman penjajahan, cinta mereka diuji oleh perbedaan ras, status sosial, dan takdir yang tidak berpihak. Ketika Johannes pergi tanpa kepastian untuk kembali, Maya harus memilih antara setia pada cintanya atau menerima realitas yang pahit demi melanjutkan hidupnya. Satu abad kemudian, Alia, seorang arkeolog muda, menemukan surat-surat dan peninggalan dari kisah cinta Maya dan Johannes. Penemuan ini membawa Alia dalam perjalanan emosional untuk mengungkap misteri cinta yang terkubur oleh waktu. Sambil menyusuri jejak Maya dan Johannes, Alia mulai merasakan keterikatan yang mendalam dengan cerita mereka, seolah kisah itu adalah cerminan hidupnya sendiri. Melalui dua perjalanan cinta di era yang berbeda, *Love in Two Eras* menghadirkan sebuah cerita yang menggugah hati tentang pengorbanan, keberanian, dan makna sejati cinta yang melampaui ruang dan waktu. Apakah cinta sejati akan selalu menemukan jalannya, atau terkadang takdir memiliki rencana yang berbeda? Novel ini menyajikan jawabannya dengan penuh kehangatan dan keindahan.
Novie_Pay · 3.1K Views

Kacamata Untuk Emily

Julian, seorang bocah miskin yang tinggal sederhana bersama neneknya didesa. Dia dikucilkan oleh teman-temanya, bahkan orang disekitarnya karena kemiskinannya. Pada suatu hari, ada murid pindahan yang bernama Emily. Emily merupakan seorang gadis yang lugu, berambut pendek, dan berkacamata. Ia berasal dari keluarga yang mampu. Mereka berteman dari kecil hingga dewasa. Namun saat SMA, Emily tiba-tiba pergi meninggalkan Julian tanpa penjelasan. Hal tersebut membuat luka mendalam di hati Julian. Bertahun-tahun kemudian, dengan tekad dan kerja kerasnya, Julian bangkit dari keterpurukan. Kini, dia bukan lagi anak miskin yang diremehkan, melainkan pria sukses dengan karier gemilang dan bisnis yang berkembang pesat. Julian juga memiliki ambisi untuk mendirikan perusahaannya sendiri. Ketika hidup Julian sudah berubah, Emily kembali hadir di dalam kehidupannya. Tapi, kali ini dengan nasib yang terbalik. Apa yang membuat Emily kembali datang ke kehidupan Julian? Lalu bagaimanakah kisah mereka didalam menghadapi bayang-bayang masa lalunya? Dan konflik apa saja yang akan ditemui Julian dalam menggapai cita-citanya untuk mendirikan perusahaannya sendiri? Ikuti kisah selengkapnya di dalam Novel ini. Novel Kacamata untuk Emily ini memadukan berbagai genre meliputi "Romance, Slice Of Life, Remaja, Pengembangan Karir, CEO, dan Bisnis Fiksi." Dibalut dengan gaya penulisan menggunakan sudut pandang orang pertama, dan dialog yang ekspresif sebagai pembentuk cerita, serta story progress yang "Slow Pacing" membuat novel ini diharapkan dapat memberikan pengalaman membaca yang lebih realistis, dan imersif. [NOTE] Tentang novel ini: Disini anda akan merasakan suasana seolah-olah menjadi sang MC, karena novel ini ditulis menggunakan sudut pandang orang pertama. Nikmati bagaimana tokoh tersebut menjalani kehidupannya didalam cerita dan rasakan pengalaman emosionalnya seperti saat merenung, merasakan sesuatu, dan bereaksi terhadap sebuah situasi. Bukan hanya itu, Novel ini juga menggunakan dialog sebagai pembentuk dan penggerak cerita sehingga suasana cerita terasa lebih realistis dan dinamis. Lalu, Novel ini juga memiliki set progress cerita "Slow Pacing" yang akan membuat para pembaca merasakan bagaimana hubungan tiap karakter tumbuh dan berkembang secara lebih dalam pada tiap bab. Alih-alih mengejar Plot yang cepat, Pembaca justru dapat menikmati detail setiap adegan, gerak tubuh, ekspresi wajah, bahkan keheningan di antara para tokoh secara kompleks. Lalu, biarkan cerita terungkap secara perlahan. Resolution sering akan anda temui diakhir bab daripada Cliffhanger, karena ini digunakan sebagai kesimpulan perkembangan sang MC dalam cerita. Karena plot novel ini memang fokus kepada sang MC . Semoga ini bisa memberikan pengalaman membaca yang unik dan bermakna bagi para pembaca Novel "Kacamata Untuk Emily"
TriYulianto · 6.8K Views

Pappus & Sonder

R18. The consequences of sex ripple through a lifetime for four college-aged friends, Ruby, Coral, Josh and Luke. Steamy, juicy, racy, yet sensually romantic. Let’s start with wistful Luke, your reflective narrator—the shy watcher. Next, the lovey-dove Coral, the group's collective adhesive. A modern girl with a regency heart, whom Ruby has the hots for. God, she is gorgeous. Coral’s action boyfriend, over-eager Josh, is a hunk who only has sex on his mind and is hopeful Coral will be his first! And risqué Ruby. The little minx is sassy, sharp, conniving, and considering getting inked as the story commences. There is plenty of wayward troupe fun and raucous laughs through high school and college in 1970s Melbourne. Whoops, an overdose of selfishness by everyone at eighteen, and relationships mess because pleasure ignited by pleasure’s ignition is always a pleasure for two or more until someone muddies it with words or actions. So, adult theme warning, erotic impulses are indulged. However, they generate contemplative introspection on friendship, passion, self-centeredness, cheating, brooding, contrition, resilience and love over the next forty years. The story unfolds like recall, intentional or spontaneous, rolling in and out of our minds, non-chronologically. Our yearnings are tattooed under our skin. From there, they will swell back. Ready, set, go, read the ripples! Author Note: The novel is complete, and all 133 chapters will be uploaded and remain unlocked. Dedication For anyone who gifts a second chance Epigraph “all those kids” It is attributed to H.S.Truman, by Henry A. Wallace, diary entry of 10 August 1945. Acknowledgement To the women who shaped my contemplative life and the women, I owe contrition. To my wife, who frames the frame of my life and my daughters, who asked me the perennially unanswerable questions about love and relationships, which triggered me to write the story. To my editors; Nikki, who sparked the novel’s ripples through time and Jennifer, who drew out of me a more engaging and cohesive narrative. To Sonder, coined in 2012 by John Koenig, The Dictionary of Obscure Sorrows. To dandelion pappus; blown free of yearnings. I include the following here because its prudent as a writer: This novel is entirely a work of fiction. The names, characters and incidents portrayed in it are the work of the author’s imagination. Any resemblance to actual persons, living or dead, events or localities is entirely coincidental. Except where real place names and actual tragic events are used with sensitivity.
Luke_Moore_3311 · 77.1K Views
Related Topics
More