Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Chu Chu Lain

I Sell Instant Noodles in the Wasteland

Chu Ling was obsessed with a novel titled 'My Wife is Mute in the Apocalypse' and deeply captivated by the female lead’s wife, Gu Xiyan. Despite being mute, Gu Xiyan relied on her ability to see through people’s hearts to ascend step by step and become the ruler of the post-apocalyptic world. However, Chu Ling was enraged when she realized the female lead used Gu Xiyan as a stepping stone for her own gain. Just as she was about to leave a comment to complain to the author, a truck accident transported her into the novel, where she became a minor cannon fodder character who only had a few lines. To make matters worse, the system that bound itself to her malfunctioned, swapping out the survival system intended for the apocalypse with the 'Shut-in System' "Would you like this braised beef-flavored instant noodle or the pickled cabbage-flavored one?" While trying to survive the apocalypse by selling instant noodles, Chu Ling unexpectedly encountered Gu Xiyan. Knowing what the female lead would do to harm her later, Chu Ling resolved to help Gu Xiyan escape the female lead's clutches! "Gu Xiyan fell for the female lead because the female lead saved her life! So if I save Gu Xiyan instead, she won't fall for her, right? I’m a genius!" From afar, Chu Ling stared at Gu Xiyan, thinking to herself, Wow, Gu Xiyan is so gorgeous. No wonder I like her. Wait, why is Gu Xiyan blushing? Gu Xiyan, mute since childhood, had thought she would spend her entire life that way. She never expected to awaken the ability to read minds. Listening to the vulgar thoughts hidden behind the polite facades of others, she realized that the apocalypse had not only destroyed the world but also corrupted human hearts. But then, a noisy voice repeatedly broke through the mental cacophony. Gu Xiyan pinpointed the source of the voice—a mercenary who had been staring at her. On the surface, the mercenary seemed emotionless, and Gu Xiyan assumed she was just another money-driven individual. Yet the voice in her mind was deafening: [She’s so beautiful! I love her so much! I wonder if she eats instant noodles?] The repeated confessions left Gu Xiyan’s heart numb. [Please note: The cover is AI-generated and does not depict elements from the story] [This novel is translated, 2-3 chapters / 2 days, CT: 狼狼崽子]
Ov4096 · 16K Views

Sialnya Jadi Pengangguran di Dunia Lain

Dunia ini aneh. Tidak, mungkin kita yang tidak cukup peka untuk mendengarnya. Seperti melangkah di atas jalan berdebu yang tidak pernah terlihat jelas ujungnya, atau seperti mencoba membaca buku yang halaman-halamannya telah terlalu lama dibiarkan terlupakan. Semua hal itu—kenapa ia ada, dan apa maknanya—terkadang lebih membingungkan daripada yang bisa diterima oleh akal sehat. Tapi, ada satu hal yang lebih membingungkan daripada apa pun di dunia ini: kenapa hidup selalu menantang kita dengan pertanyaan-pertanyaan besar, sementara jawabannya seakan terbenam di dasar samudra yang tak terjangkau. Alex, seorang pengangguran yang hidupnya seperti tak lebih dari sekadar rutinitas, selalu berpikir bahwa dia sudah tahu segalanya. Ia merasa dirinya telah melihat semua sisi dunia, dari sudut yang paling gelap sekalipun. Baginya, hidup hanyalah sekadar pergulatan dengan kenyataan yang tidak selalu ramah. Hingga suatu malam, saat langit begitu gelap dan bintang-bintang seolah enggan menunjukkan dirinya, Alex menyadari sesuatu yang lebih penting daripada sekadar perjuangan untuk bertahan hidup: takdir yang tak terhindarkan. Ia selalu menganggap dunia ini bisa dikuasai, bahwa ia adalah penguasa dari hidupnya sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu, seiring pijakannya yang semakin lelah, ia mulai meragukan apa yang pernah diyakininya. Dunia ini tidak hanya berbicara tentang apa yang kita inginkan, tetapi tentang apa yang dunia inginkan dari kita. Semua itu terjadi begitu saja, seolah takdir sudah menulis jalan hidupnya jauh sebelum ia bahkan mengerti tentang keberadaannya. Tidak ada yang bisa menduga apa yang akan datang selanjutnya. Termasuk Alex. Ia hanya tahu satu hal: tidak ada yang benar-benar tahu apa yang akan terjadi, kecuali mereka yang berani berjalan jauh dan mendengarkan bisikan-bisikan dunia yang seringkali tak tampak. Hanya mereka yang berani untuk bertanya, berani untuk melihat lebih dalam, berani untuk menatap ke dalam hati yang terperangkap dalam bayang-bayang gelap masa lalu. Dan malam ini, malam yang teramat sepi itu, Alex merasakan bisikan itu. Bisikan dunia yang ingin mengajaknya ke sebuah tempat yang bahkan ia sendiri belum tahu namanya.
Ajo_Pedaww · 92 Views
Related Topics
More