Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Penyangga Buku Berdiri

Abisal Bangkit

``` Memiliki masa kecil yang dilalui dalam belenggu, Alice adalah anak yang tidak mengenal cinta atau kegembiraan. Dihina oleh keluarganya sambil disiksa atas nama kebaikan yang lebih besar selama bertahun-tahun, dia menjadi mati rasa terhadap semua perasaan dan pikiran. Itu berlangsung hingga suatu hari, seorang pria berpakaian hitam menawarinya kesempatan untuk melarikan diri. Dahulu kala, tersebar luas desas-desus tentang neraka yang tak berujung, tanah kematian yang mulia dan peluang yang mengerikan. Orang-orang bodoh pergi mencarinya, dan orang-orang cerdas tidak pernah berani memasukinya. Hanya ketika misteri-misteri yang buruk dari tempat itu meluap ke bumi semua orang mendengar namanya — Jurang. Setetes darahnya saja bisa memberikan seseorang kekuatan untuk mengendalikan bayangan, bergerak lebih cepat dari suara, atau kekuatan yang lebih besar dari pria terkuat. Namun, semua itu datang dengan harga; darah tersebut pasti akan memastikan siapa pun yang meminumnya menjadi bagian dari Jurang, terkecuali satu orang — Alice. Dibuang oleh darahnya sendiri, itulah takdirnya untuk membusuk dalam sangkar emas. Namun, hari yang menentukan itu mengubah segalanya. Diberikan kesempatan kedua dalam hidup, kesempatan untuk mengubah jalannya hidup dan menuntut balas terhadap keluarganya, kesempatan untuk terjun ke dalam Jurang dan mendapatkan kekuatan untuk mengatur takdirnya sendiri, Alice menggandeng tangannya, tidak menyadari takdir yang terbentang di depannya. Discord: https://discord.gg/vrdTSkj8Va Catatan Penulis: Inilah buku ketiga saya, akan mengambil apa yang saya pelajari dari sebelumnya untuk memperbaiki. Buku ini akan fokus pada plot, aksi, kedalaman ikatan karakter dan secara keseluruhan nada yang lebih gelap pada dunia fantasi yang kejam yang saya persiapkan untuk buku ini! Jika Anda mencoba membaca buku ini, saya harap Anda menikmatinya! Pengalaman dan nada yang sangat berbeda dibandingkan dengan Nanomancer Reborn. ```
Reili · 12.2K Views

SUKMA BUMI : BUKU I - Dunia Yang Tak Pernah Kita Minta

Deskripsi Cerita: Sukma Bumi: Buku I – Dunia yang Tak Pernah Kita Minta Genre: Dark Fantasy, Drama Filosofis, Adventure, Mystery/Mythpunk, Political Allegory Tone: Gelap, puitis, dan eksistensial, kisah ini meresapi konflik ideologis dan emosional yang mendalam. Atmosfernya membangun dunia yang memudar antara kenyataan dan mitos, di mana tidak ada pahlawan sejati—hanya jiwa-jiwa yang terluka mencari makna dalam reruntuhan. Sinopsis Utama: Dalam dunia Ranadipa yang menolak takdir, dan bumi yang menyimpan luka purba, sekelompok jiwa terjebak di antara kehancuran dan kemungkinan. Ribuan tahun lalu, Sihir Leluhur yang menyinari Ranadipa menghilang, meninggalkan jejaknya hanya dalam naskah kuno dan dongeng terlupakan. Kini, Sukma Bumi—kesadaran purba dunia—mulai retak, dan pertarungan bukan lagi antara baik dan jahat, melainkan antara apa yang pantas dan apa yang pernah diyakini. Brama Aksatara, anak dari garis darah yang hilang, dibesarkan di Lembah Luput, sebuah desa terpencil yang tak dikenal kekuasaan. Ia tak tahu siapa dirinya—hanya bahwa dunia ini tak pernah terasa seperti rumah. Ketika keruntuhan mulai terasa—dari bangkitnya Ragaswana, sosok reinkarnasi pengkhianat purba, hingga invasi brutal Gurnaka dari Dinasti Raksa Gunung—Brama tak punya pilihan selain berjalan menuju pusat kehancuran: Altar Sukma Bumi, tempat roh dunia terikat. Bersama Anindya Kiranamaya, putri bangsawan dengan darah murni Adikara yang mampu membuka rahasia bumi; Sekarwangi, eks-bangsawan Adikara yang tenang namun penuh rahasia dan pelindung sejarah kelam; serta tokoh-tokoh lain yang tak pasti niatnya seperti si kembar Liyan dan Kalasuta dari suku Garbanan, Brama menapaki jalan panjang. Perjalanannya bukan tentang menyelamatkan dunia, melainkan menyelami apakah dunia ini layak diselamatkan. Namun, saat kekuatan gelap yang lebih tua dari legenda mulai bergerak—Bayangkalpa, entitas tanpa bentuk dari luar batas kesadaran—mereka semua harus menjawab satu pertanyaan mendasar: Jika dunia bisa dibangun ulang, atas dasar apa ia harus didirikan? Tema Besar: * Kebenaran Tidak Absolut, tapi Konsekuensial: Cerita ini menantang gagasan tentang kebenaran tunggal, menunjukkan bahwa setiap ideologi memiliki konsekuensi yang jauh melampaui niat awalnya. * Dunia Tidak Selalu Butuh Diselamatkan—Kadang Hanya Butuh Diubah: Pertanyaan sentral yang menggantung adalah apakah intervensi manusia, bahkan dengan niat baik, benar-benar bermanfaat bagi dunia yang memiliki kehendaknya sendiri. * Mitologi Sebagai Penjara atau Jendela: Legenda dan sejarah kuno bisa menjadi belenggu yang mengikat masa kini, atau kunci untuk memahami dan mungkin membentuk masa depan. * Setiap Ide Besar Mengorbankan Manusia Kecil: Cerita ini mengeksplorasi harga yang harus dibayar oleh individu, terutama yang lemah, demi visi besar atau ideologi para pemimpin. * Tidak Semua Kelahiran adalah Harapan—Kadang Ia adalah Kutukan yang Tertunda: Mempertanyakan gagasan tentang kelahiran dan penciptaan, menunjukkan bahwa awal yang baru bisa membawa beban atau kehancuran yang lebih besar.
D_SOE · 1.5K Views

Karina Buku 1: Awal Perjalanan Para Yang Terpilih

Bumi, sebuah planet yang damai, tak pernah menduga bahwa ancaman besar tengah mengintai dari luar angkasa. Alien misterius, yang selama ini hanya menjadi mitos, mulai menunjukkan keberadaannya. menandai dimulainya pertempuran yang akan mengubah segalanya. Karina, seorang gadis albino yang unik, menemukan takdirnya. Pada usia 7 tahun, Karina menyadari kekuatan luar biasa yang terpendam dalam dirinya-kekuatan yang akan mengubah hidupnya dan dunia di sekitarnya. Bersama sahabat-sahabatnya, yang masing-masing memiliki kemampuan unik lainnya, mereka memulai perjalanan penuh bahaya dan tantangan untuk melindungi bumi dari ancaman yang bahkan belum sepenuhnya mereka pahami. Namun, menjadi pemberani bukanlah hal yang mudah. Karina dan teman-temannya harus belajar mengendalikan kekuatan mereka, memahami arti kerja sama, dan menghadapi cobaan yang menguji persahabatan mereka. Rahasia yang selama ini tersembunyi mulai terungkap, memicu pengkhianatan yang menyakitkan dan pengorbanan yang tidak pernah mereka bayangkan. **Karina Buku 1: Awal Perjalanan Para Yang Terpilih** bukan sekadar kisah tentang melawan monster, tetapi juga cerita tentang keberanian, kasih sayang, dan memaafkan. Ini adalah perjalanan penuh emosi, di mana luka masa lalu harus dihadapi dan harapan harus diperjuangkan, bahkan ketika segalanya tampak mustahil. Siapkah Karina dan timnya menghadapi ancaman pertama ini? Ataukah mereka akan runtuh sebelum pertempuran yang sesungguhnya dimulai? Temukan jawabannya dalam kisah penuh aksi dan keajaiban ini. **Karina Book 1: Awal Perjalanan Para Pemberani** menanti untuk membawa Anda ke dalam dunia yang penuh Aksi dan pertualangan. [Note: Cerita ini hanya karangan dari 2 seorang anak SMP, yang berisikan imajinasi mereka, usahakan jangan berkomentar yang negative, tapi kami masih menerima komentar seperti saran penulisan atau plot cerita untuk kedepannya, dan mohon maaf jika ada tata bahasa atau penulisan bahasa yang salah]
AstraArlo · 432 Views

Asralux Pahlawan Dari Kegelapan

Asralux: Pahlawan dari Kegelapan Episode 1 – "Yang Dibuang" By Bagas D --- Langit mendung menggantung muram di atas Akademi Pahlawan Arkhaya, tempat para calon penyelamat bangsa digembleng dan dilahirkan. Hari ini adalah hari kelulusan. Hari penuh sorak-sorai. Tapi tidak baginya. Di tengah lapangan besar yang dikelilingi pilar-pilar emas, Ardan berdiri dengan kepala menunduk, tubuhnya penuh luka, pakaiannya compang-camping, dan kedua tangannya gemetar memegang selembar kertas lusuh. Sementara teman-teman seangkatannya berdiri dengan penuh kebanggaan, mengenakan jubah pahlawan dan menerima simbol kehormatan, Ardan hanya berdiri sendiri—dalam diam dan kehinaan. > “ARDAN.” Suara keras sang Kepala Dewan menggema dari podium. Semua perhatian langsung tertuju padanya. > “Nilaimu... adalah yang TERENDAH dalam sejarah akademi kami.” “Tidak hanya gagal. Kau memalukan.” Riuh rendah tawa dan bisikan menyakitkan menyeruak. > “Dia tuh? Yang dulu katanya latihan tiap malam? Hah!” “Mana sekarang tekadmu itu, Ardan?” Ardan hanya diam. Tapi dalam dadanya, ada yang terbakar. Luka demi luka yang tak terlihat di tubuhnya, tapi mengoyak jauh lebih dalam: harga diri. Lonceng besar berbunyi. Sebuah kristal kehormatan dilemparkan ke arah kakinya. Retak. Pecah seperti mimpi-mimpinya. > “Mulai hari ini, namamu dihapus dari catatan kami. Kau bukan lagi calon pahlawan. Kau… dibuang.” --- Senyap. Bahkan angin pun seolah menolak menyentuhnya. Ardan memungut kristal yang retak itu. Darah menetes dari telapak tangannya yang terluka. Tak ada tepuk tangan. Tak ada air mata. Tak ada siapa pun yang berdiri untuknya. > “Apa artinya jadi kuat… jika tak ada yang melihat?” “Apa gunanya semua latihan malam, semua luka, semua keyakinan… kalau ujungnya aku tetap dianggap gagal?” Ia melangkah pergi melewati gerbang Akademi. Setiap langkahnya seperti membelah dunia. Orang-orang menatapnya dengan jijik. Seorang anak kecil melempar batu kecil ke arah kakinya. Ibunya langsung menarik si anak menjauh. > “Jangan dekat-dekat! Dia buangan!” “Katanya dia gagal jadi pahlawan, bahkan tak bisa angkat pedang dengan benar!” Ardan berjalan terus. Tak ada tempat untuknya di balik dinding emas Akademi. Tak ada tempat untuk orang seperti dia—orang dengan tekad tapi tanpa nama. --- Di kejauhan, seorang perempuan berkerudung hitam berdiri di atas menara. Matanya bersinar redup. Ia memperhatikan langkah Ardan dengan seksama. > “Akhirnya… matahari telah jatuh ke bayang-bayang.” “Dan dari kegelapan… lahirlah cahaya baru.” --- Senja tiba. Ardan duduk di atas tebing, melihat ke arah kota Arkhaya yang indah dari kejauhan. Langit berubah merah, seperti simbol perang batin dalam dirinya. Tangannya masih berdarah memegang pecahan kristal. Tapi dia tak melepaskannya. Karena itulah satu-satunya bukti bahwa ia pernah mencoba. Bahwa ia belum selesai. > “Jika dunia tak menginginkanku… aku tak akan memohon diterima.” “Aku tak perlu jadi cahaya mereka… Aku akan jadi cahaya dalam kegelapan.” “Dan saat mereka memohon pertolongan… biarlah bayangan yang menjawab.” --- [TO BE CONTINUED]
Bagas_Dwi_0738 · 297 Views
Related Topics
More