Kalau Teman Seperti Ini...
“Kita cuma sahabat,” katanya. Tapi sejak kapan sahabat tidur di ranjang yang sama—lalu saling menyakiti setelahnya?”
Ara dan Seojin tumbuh bersama, terluka bersama, dan belajar bertahan di dunia yang tak pernah benar-benar menerima mereka. Persahabatan mereka adalah tempat paling aman—dan juga perangkap paling berbahaya.
Di usia dewasa, mereka hidup berdampingan tapi tak pernah benar-benar saling memiliki. Cinta tak pernah diucapkan, hanya diraba di balik kecanduan dan keheningan. Sampai suatu malam, semua batas dilanggar. Dan tak ada jalan kembali.
Ketika hubungan mereka hancur, masa lalu mulai terkuak. Ada luka yang tak pernah sembuh, kenangan yang disembunyikan, dan seorang anak… yang memanggil wanita lain sebagai “Mama”.
Apakah cinta yang keliru masih bisa disembuhkan? Atau memang, ada hubungan yang hanya ditakdirkan untuk saling mengingat, bukan untuk dimiliki?
Kalau teman seperti ini… apakah kita masih bisa disebut manusia biasa?