Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Bahasa Arab Dari Mana Kamu

Mr Bushido [Bahasa Indonesia Version]<18+>

Catatan : Novel ini adalah novel dengan Gaya Visual Novel Dating simulator yang aku buat 20 tahun lalu untuk project game VN yang akhirnya gak kesampaian. Ceritanya agak kacau, karena dibuat 20 tahun lalu dan agak malas untuk memperbaiki atau melanjutkannya. English version : https://www.webnovel.com/book/32853005108826105 [slow progress] Mr. Bushido: Penegak Kedisiplinan Berhati Beku Sejak kecil, Hayabusa dikenal sebagai anak cengeng dan penakut. Namun, 15 tahun ditempa di sekolah keras di Kyoto yang mengajarkan prinsip Bushido—sebuah kombinasi unik dari Yakuza dan akademi militer—telah mengubahnya total. Kini, ia adalah "Mr. Bushido," seorang pemuda tangguh dengan disiplin baja, ahli bela diri tangan kosong, dan mahir menggunakan berbagai senjata. Kembali ke kehidupan normalnya di SMA kelas 1, Hayabusa tidak lagi sama. Berpasangan dengan Ken, si "Mr. Gunslinger" yang jago menembak, mereka menjadi duo penegak kedisiplinan sekolah yang ditakuti dan dihormati. Dari mengatasi tawuran brutal, menyingkirkan preman sekolah, hingga melindungi teman-teman dari ancaman kriminal berbahaya seperti geng "Twin Blade," tidak ada masalah yang terlalu besar bagi mereka. Namun, di balik citra dingin dan tangguh "Mr. Bushido," tersimpan hati yang terluka dan masa lalu kelam yang membuatnya sulit tersenyum atau tertawa. Mampukah teman-teman di sekelilingnya—termasuk Nanaka yang misterius, Otome yang penuh perhatian, Akane yang memiliki rahasia unik, Emily yang ceria, bahkan Shizuka-sensei yang karismatik—mencairkan hatinya yang beku? Temukan: * Aksi Mendebarkan: Pertarungan intens, misi berbahaya, dan strategi cerdik melawan musuh-musuh sekolah dan dunia bawah tanah. * Bromance Tak Terduga: Dinamika kocak dan solid antara Hayabusa dan Ken yang saling melengkapi. * Sentuhan Romansa Manis: Momen-momen canggung dan menggemaskan saat Hayabusa berinteraksi dengan para gadis di sekitarnya, menumbuhkan benih-benih cinta yang tak terduga. Pilih route-mu dan saksikan bagaimana Mr. Bushido menemukan cinta sejati: * Nanaka Route: Mengungkap misteri di balik senyum misterius Nanaka dan menembus dinding yang dibangunnya. Apakah rahasianya akan membawa mereka lebih dekat atau menjauh? * Otome Route: Menyaksikan Otome yang menyangkal perasaannya sendiri, bahkan mendorong Hayabusa ke gadis lain, hingga akhirnya Hayabusa menyadari bahwa Otome adalah satu-satunya yang ia inginkan, jauh lebih dari seorang 'kakak'. Akankah cinta tulus mereka mampu menembus keraguan dan ketidakpercayaan? * Akane Route: Memecahkan teka-teki identitas ganda Akane dan membantunya menemukan keseimbangan antara dua sisi dirinya, sambil membangun jembatan romansa yang unik. * Emily Route: Mengatasi perbedaan budaya dan latar belakang, menemukan kebahagiaan dalam keceriaan Emily, dan menghadapi tantangan bersama. * Shizuka-sensei Route: Menjelajahi hubungan terlarang namun penuh gairah antara murid dan guru, menghadapi norma sosial, dan mencari kebahagiaan dalam cinta yang berani. * Misteri dan Intrik: Mengungkap rahasia di balik organisasi kriminal dan masa lalu kelam Hayabusa. * Komedi Ringan: Selipan humor yang membuat cerita tetap segar dan menghibur. Ikuti kisah Hayabusa, si "Mr. Bushido," dalam perjalanannya menyeimbangkan tugasnya sebagai penegak keadilan, menghadapi tantangan hidup, dan perlahan-lahan menemukan kembali kehangatan dalam persahabatan dan cinta. Apakah ia akan bisa tersenyum dan tertawa lagi? Baca sekarang untuk mencari tahu!
MashimereCiello · 3.3K Views

Asralux Pahlawan Dari Kegelapan

Asralux: Pahlawan dari Kegelapan Episode 1 – "Yang Dibuang" By Bagas D --- Langit mendung menggantung muram di atas Akademi Pahlawan Arkhaya, tempat para calon penyelamat bangsa digembleng dan dilahirkan. Hari ini adalah hari kelulusan. Hari penuh sorak-sorai. Tapi tidak baginya. Di tengah lapangan besar yang dikelilingi pilar-pilar emas, Ardan berdiri dengan kepala menunduk, tubuhnya penuh luka, pakaiannya compang-camping, dan kedua tangannya gemetar memegang selembar kertas lusuh. Sementara teman-teman seangkatannya berdiri dengan penuh kebanggaan, mengenakan jubah pahlawan dan menerima simbol kehormatan, Ardan hanya berdiri sendiri—dalam diam dan kehinaan. > “ARDAN.” Suara keras sang Kepala Dewan menggema dari podium. Semua perhatian langsung tertuju padanya. > “Nilaimu... adalah yang TERENDAH dalam sejarah akademi kami.” “Tidak hanya gagal. Kau memalukan.” Riuh rendah tawa dan bisikan menyakitkan menyeruak. > “Dia tuh? Yang dulu katanya latihan tiap malam? Hah!” “Mana sekarang tekadmu itu, Ardan?” Ardan hanya diam. Tapi dalam dadanya, ada yang terbakar. Luka demi luka yang tak terlihat di tubuhnya, tapi mengoyak jauh lebih dalam: harga diri. Lonceng besar berbunyi. Sebuah kristal kehormatan dilemparkan ke arah kakinya. Retak. Pecah seperti mimpi-mimpinya. > “Mulai hari ini, namamu dihapus dari catatan kami. Kau bukan lagi calon pahlawan. Kau… dibuang.” --- Senyap. Bahkan angin pun seolah menolak menyentuhnya. Ardan memungut kristal yang retak itu. Darah menetes dari telapak tangannya yang terluka. Tak ada tepuk tangan. Tak ada air mata. Tak ada siapa pun yang berdiri untuknya. > “Apa artinya jadi kuat… jika tak ada yang melihat?” “Apa gunanya semua latihan malam, semua luka, semua keyakinan… kalau ujungnya aku tetap dianggap gagal?” Ia melangkah pergi melewati gerbang Akademi. Setiap langkahnya seperti membelah dunia. Orang-orang menatapnya dengan jijik. Seorang anak kecil melempar batu kecil ke arah kakinya. Ibunya langsung menarik si anak menjauh. > “Jangan dekat-dekat! Dia buangan!” “Katanya dia gagal jadi pahlawan, bahkan tak bisa angkat pedang dengan benar!” Ardan berjalan terus. Tak ada tempat untuknya di balik dinding emas Akademi. Tak ada tempat untuk orang seperti dia—orang dengan tekad tapi tanpa nama. --- Di kejauhan, seorang perempuan berkerudung hitam berdiri di atas menara. Matanya bersinar redup. Ia memperhatikan langkah Ardan dengan seksama. > “Akhirnya… matahari telah jatuh ke bayang-bayang.” “Dan dari kegelapan… lahirlah cahaya baru.” --- Senja tiba. Ardan duduk di atas tebing, melihat ke arah kota Arkhaya yang indah dari kejauhan. Langit berubah merah, seperti simbol perang batin dalam dirinya. Tangannya masih berdarah memegang pecahan kristal. Tapi dia tak melepaskannya. Karena itulah satu-satunya bukti bahwa ia pernah mencoba. Bahwa ia belum selesai. > “Jika dunia tak menginginkanku… aku tak akan memohon diterima.” “Aku tak perlu jadi cahaya mereka… Aku akan jadi cahaya dalam kegelapan.” “Dan saat mereka memohon pertolongan… biarlah bayangan yang menjawab.” --- [TO BE CONTINUED]
Bagas_Dwi_0738 · 287 Views
Related Topics
More