Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Jaket Milea

Bukan Gadis Idaman

Hari ini adalah hari yang sungguh menguras emosi. Nirmala mengendarai motornya dengan bercucuran air mata. Bahkan pandangannya tak fokus karena air matanya sebagian menggenang di pelupuk mata. Pipinya sudah basah karena entah sudah berapa lama dia menangis sepanjang jalan. Sesekali dia bergumam menyalahkan diri sendiri. “Kamu memang bodoh banget Mala, bodoh banget.” Ujarnya Saat ini dia benar-benar merasa kecewa dan terluka. Bagaimana tidak, dia melihat tunangannya sedang bermesraan dengan sahabatnya sendiri. Sunggguh tragis sekali nasibnya, disaat bersamaan dia dihianati tunangan dan sahabatnya sendiri. Siapapun pasti akan sangat terluka dan terpukul jika berada di posisi Mala saat ini. Dia masih menangis tersedu-sedu sambil mengendarai motor maticnya. Tiba-tiba dia dikejutkan dengan suara klakson mobil yang begitu memekakkan telinga. Mala kehilangan keseimbangan dan akhirnya banting stir ke kiri dan menabrak sebuah pohon. Mala terpental cukup jauh dan meringis kesakitan. Dia berusaha bangun lalu menghampiri motornya yang terlihat rusak. Dia berjalan tertatih sambil memegangi tangan kirinya. Saat dia terduduk di aspal, ponselnya bergetar. Dia melihat siapa yang menghubungi tetapi membiarkannya saja karena ternyata yang menghubunginya adalah tunangannya. Mala kembali terisak, dia sangat kesakitan saat ini. Bukan karena dia baru saja kecelaan tetapi hatinya jauh lebih kesakitan. Tak berapa lama ada seseorang yang menghampirinya, ada sekitar dua orang. Maklum, jalanan ini memang cukup sepi di malam hari. Mala merasa takut melihat dua orang asing yang mendekatinya. Mala waspada dan bersiap lari jika ternyata orang itu orang jahat. Tetapi syukurlah dugaan Mala salah, dua orang itu terlihat orang baik. “Mbak nggak papa?” tanya pria berjaket hitam.
Indah_Sari_2781 · 13.8K Views

Two Dimensional Romance

Di pagi yang cerah kuterbangun sontak dengan melihat cahaya matahari yang telah memancarkan isi bumi ini, ditemani dengan sarapan pagiku yaitu secangkir teh serta Sandwich yang lezat. Kenalkan aku Lani, tempat tinggalku kali ini di Jakarta sebenarnya aku baru pindah dari Amsterdam karena orangtua ku telah meninggal seminggu yang lalu. Namun aku tetap tegar menghadapinya, sekarang saatnya aku membangun jiwa yang baru dan nuansa yang baru. Burung-burung mengepakkan sayapnya untuk mencari makanan yang ia inginkan, namun Lani bersyukur karena ia bisa makan- makanan yang lezat. Lani akan bersiap siap ke sekolah barunya yang bernama SMA Garuda Bangsa. Lani menggunakan seragam sekolah, jaket yang modis dan sepatu yang kekinian. Lani sungguh cantik, ketika Lani menapakkan kakinya di sekolah barunya itu Lani sungguh cantik sekali, rambut yang digerai dan Lani pun masuk dari halaman sekolah banyak sekali cowo tertarik dengannya. Seketika ada yang menghampiri Lani. Dengan sangat marah, Lani pun pergi dengan sendirinya tanpa menghiraukan apapun. Ia pun berjalan dengan sedikit penuh kemarahan dalam dirinya, ia berkata dalam hatinya "memang dia siapa berani beraninya mengatur diriku." Lalu ia pun tanpa sadar menabrak seseorang, kemudian, brukkk.... pria itu terjatuh bersamaan dengan puluhan buku yang ia pegang. Lani pun sontak terjatuh juga, tapi kali ini Lani terjatuh dengan posisi tengkurap dan mengenai dada sang pria tersebut. Mereka berdua saling bertatapan mata dengan satu sama lain, seperti sebuah ikatan batin muncul dengan sendirinya. Beberapa menit kemudian Lani dan Miko pun pergi ke kelas masing-masing. Miko adalah siswa baru disini, kurang lebih ia baru saja masuk bersekolah di SMA garuda Bangsa seminggu yang lalu, ia memiliki kepribadian yang baik dan pastinya ia sangat ganteng sehingga tak heran Sheila mencoba terus mendekatinya. Sheila dengan temannya itu benar-benar kejam dan jahat siapapun yang menghalangi rencananya untuk mendekati Miko, ia tidak akan segan-segan untuk memberikan pelajaran dengan orang tersebut. Miko ini sebenarnya dari dimensi waktu yang lain tujuan dia datang ke Bumi ingin mencari liontin ajaib yang memiliki kekuatan besar, karena ibunya sangat menginginkan liontin tersebut. Pada suatu hari Lani pun menjauhi Miko karena telah diancam oleh Sheila. Miko yang sedang berada di negeri awan yaitu di mensinya sendiri, karena ibunya memerintahkan Miko untuk cepat-cepat menemukan liontin tersebut. Akan tetapi hari demi hari Miko yang dahulunya bermesraan terhadap Lani kian membuat sedih, senyuman dibibirnya telah hilang. Pada suatu hari Lani bertemu dengan anak kecil dijalan, Lani pun sempat bertanya kepada anak kecil itu namun ia tidak menanggapi ucapan Lani. Lani sempat terus mengikuti anak kecil itu dan membuat Lani penasaran dengan buku setebal itu yang Lani temukan. Lani pun membuka buku ini dan pada halaman pertama terdapat surat yang berisi petunjuk tentang buku tersebut. Setelah Lani membacanya, sontak Lani kaget dan tidak menyangka kalau buku itu bisa berbicara. Disaat itulah ia pun berbicara dengan buku ini, lalu ia pun menuliskan kisahnya di buku ini. Ketika Lani menuliskan semua kisahnya ia tidak tahu soal kertas petunjuk bagian belakang buku ini, jika ada seseorang yang menuliskan kisahnya disini akan menjadi nyata. Lani pun langsung mencoba menghapus ceritanya itu akan tetapi tidak bisa karena Lani sudah mengakhiri kisahnya sampai tamat dan tak bisa dihapus dengan terpaksa harus mengikuti alur ceritanya itu. Ia tidak sadar apa yang ia lakukan akan menjadi kenyataan, Lani pun harus mengikuti alur ceritan yang telah ia buat. Lani mengisahkan tentang dirinya dan Miko, Miko pun harus terlibat juga dalam kisahnya itu. Semenjak itulah Lani dan Miko mulai akrab lagi. Disaat Lani merayakan hari ulang tahunnya, liontin tersebut bereaksi dan menyerap ketubuh Lani, namun ibunya Miko cepat-cepat mengambilnya, tetapi ibunya Miko terlambat dan Lani pun tidak bisa mengendalikan kekuatan besar itu.
Ida_Antari_3468 · 39K Views
Related Topics
More