cinta sejati bukan cinta sehati
Aku adalah anak perempuan yang baru saja lulus Sekolah Dasar dan mendaftar SMP yg tak jauh dari rumahku. nama ku Vicha dan umurku 11 tahun. Setiap pagi aku pergi kesekolah dengan berjalan kaki, aku hidup sederhana dan kata orang aku amat lugu. aku duduk dikelas 1.4. dikelas ini lah hidupku berwarna. persahabatan aku dengan Mitha terjalin begitu erat, dikelas ini aku mempunyai seorang teman laki-laki yang bernama putra. tapi kedekatan kami dianggap teman2 sekelas lebih dari teman. apa mungkin kedekatan kami berlebihan, atau perasaanku saja yg berlebihan menanggapi celotehan teman-teman. pada akhirnya, aku dan putra semakin hari semakin menjauh.
kenaikan kelas pun tiba, aku duduk dikelas 2.4 sedang kan putra dikelas 2.1. perpisahan kelas ini membuat jarak aku dan putra semakin jauh, namun ada kerinduan yang tak terhingga saat putra tak terlihat dimata. namun, disaat putra terlihat mata ini tak berhenti memandang, terkadang bola mata nya pun sedang mengarah ke diriku. hari-hariku bersemi dan terus bersemi. aku tak mengerti apa yang aku rasa,,, yang aku tahu hanya lah selalu ingin tahu kabar putra.
tak pernah 1 kata pun yang terucap dari bibirku atau pun dari putra untuk saling sapa. hari hari terus berlalu sampailah kenaikan kelas kembali, aku duduk dikelas 3.1 dan putra duduk dikelas 3.4. kami lagi lagi tak 1 kelas, padahal hati kecilku selalu berdoa agar bisa dipersatukan dalam 1 kelas. tuhan tetap berkehendak lain. aku tetap saja tidak mengerti akan perasaanku dan entah kenapa hatiku semakin gelisah dan ada rasa tak enak saat mendengar putra dekat dengan seorang perempuan. sampai akhirnya, mitha pun memberitahu bahwa apa yang aku rasa adalah cinta. dikelas tiga ini, ada temen cowokku satu kelas denganku mengungkapkan perasaannya untukku melalui sahabatku, ia adalah yanto. ia ingin aku menjadi pacarnya, aku kaget dan bingung. aku baru saja tahu apa itu cinta, dalam sekejap ada cinta datang padaku. aku tak bs berbuat banyak, akhirnya sahabatku menyampaikan pada nya bahwa aku tidak menyukainya,,, aku hanya ingin berteman saja dengan nya. yanto pun terima keputusanku.
kelulusan pun tiba, ada 1 janji yang mitha utarakan pada ku. ia berjanji bahwa akan memfotokan putra dari kejauhan, agar kelak ketika masuk SMA yang beda aku tak perlu mencarinya, cukup aku pandangi fotonya. tapi semua hanya harapan,, mitha lupa. aku hanya bisa kecewa. aku berusaha mencari tahu putra akan melanjut ke SMA mana. aku semakin kecewa saat tahu putra akan lanjyt ke STM, sedang aku ke SMA 1 unggulan. jarak nya pun jauh, aku tak bisa berbuat apa apa, karena aku takut naik angkot. aku pun mendaftar SMA 1 unggulan yang tetap tak jauh dari rumahku., bersama Mitha,, kami pun ikut tes, kekecewaanku pun semakin mendalam saat pengumuman aku lulus masuk SMA 1 unggulan, sedang kan Mitha tak lulus, akhirnya mitha masuk sekolah swasta. kami berpisah, aku pun tak ada semangat untuk sekolah, karena suasananya jauh berbeda, tak ada lagi putra, tak ada lagi mitha. semua nya baru. hari2 terus aku lalui, komunikasi aku dan mitha melalui surat, karena kami belum boleh buat punya HP sendiri. aku terus mencari kabar putra melalui mitha, karena rumah mereka tak berjauhan. putra kepala nya botak kata mitha didalam surat, aku hnya tersipu malu membaca surat mitha, 1,5 tahun berlalu aku sekarang sudah duduk dikelas 11 IPS 2, aku pun punya teman dekat nanya nya wati. kami duduk sebangku,, kami selalu bersama saat disekolah. suatu hari, aku berkunjung kerumah mitha, ketika hendak pulang (jalan kaki) , aku berpapasan dengan putra, ia lagi bermotor dengan teman nya ia pun tiba2 ngelakson ke arah aku dan tersenyum. saat itu duniaku tiba2 berwarna, senyum nya tak hilang dari ingatanku. suatu ketika teman putra yang satu sekolah denganku menemuiku dan bilang bahwa putra ingin menemuiku. aku pun menyetujui nya,, hari itu adalah hari membuat aku deg deg-an, karena putra mengutarakan perasaannya padaku, kami pun jadian