Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Sarah Jane Smith Died

The Gambit's Legacy: Died by chess and Lived by chess

One day, after years of war, United Kigdom and Russia suffered devastating losses. In an effort to end the bloodshed, they agreed on a final match—a chess game to decide the victor. The UK chose Caius Albright to represent them against Russia’s Ivan Dragovich, a renowned grandmaster. But tragedy struck. Caius, known as “The UK King,” lost the match and was shot on the spot by Russian forces. His death shattered the Albright family, leaving them impoverished and scattered across England. Ten years later, Caius’ youngest son, Elias Albright, faced constant humiliation and defeat in chess battle. But after being ridiculed for one too many losses, Elias challenged his opponent for a rematch—and won. With the prize money, he managed to buy food for himself. From that day forward, he vowed to master chess and use it to free United Kingdom from Russian rule. As Elias honed his skills, he met allies who would help him on his journey. Slowly but surely, he began to reunite with the remnants of his family, who had been scattered across London after their father’s death. Another decade passed, and the time finally came for Elias to face Russia in the ultimate match. Billed as “The Reborn UK King” vs. Viktor Petrov, “The Russian King,” the stakes couldn’t have been higher. Once friends, Elias and Viktor now stood on opposite sides of the board, locked in a high-stakes deathmatch where the loser would be executed, and the winner would claim freedom for their nation.
AimiAsh · 109 Views

Jodohku di Pesantren Darussalam

Titah, gadis manis berambut panjang, dan Daffa, pemuda tampan dengan senyum menawan, sama-sama dikirim orang tua mereka ke Pesantren Darussalam di Yogyakarta. Awalnya, pertemuan mereka diwarnai dengan perdebatan kecil. Titah, yang dikenal cerdas dan sedikit tomboy, seringkali beradu argumen dengan Daffa, yang kalem namun memiliki prinsip kuat. Perdebatan mereka seringkali menjadi tontonan santri lain, diselingi gelak tawa. Mereka seperti kucing dan anjing yang tak pernah akur. Suatu hari, saat mengikuti kegiatan bakti sosial di desa terpencil, Titah dan Daffa terjebak hujan deras. Mereka berlindung di sebuah gubuk kecil, hanya berdua. Di tengah guyuran hujan dan suasana yang hening, mereka berbagi cerita. Titah menceritakan mimpi dan cita-citanya, sementara Daffa mengungkapkan keraguan dan kegelisahannya. Di saat itulah, benih-benih cinta mulai tumbuh di antara mereka. Perlahan, ejekan dan pertengkaran mereka berganti dengan senyum dan tatapan penuh arti. Cinta mereka tumbuh subur di lingkungan pesantren yang penuh kedamaian. Mereka saling mendukung dan menyemangati dalam menuntut ilmu. Daffa yang awalnya terlihat kaku, menjadi lebih terbuka dan humoris di hadapan Titah. Titah pun belajar untuk lebih lembut dan pengertian. Mereka menghabiskan waktu bersama, belajar bersama, dan menjalani ibadah bersama. Setelah menyelesaikan pendidikan di pesantren, orang tua Titah dan Daffa yang telah lama mengamati hubungan mereka, mengadakan pertemuan. Ternyata, kedua keluarga sudah lama saling mengenal dan menganggap cocok menjodohkan Titah dan Daffa. Pernikahan mereka pun digelar dengan khidmat, diiringi doa restu dari keluarga dan para santri. Kehidupan rumah tangga Titah dan Daffa dipenuhi dengan kasih sayang dan kebahagiaan. Mereka sama-sama berjuang membangun keluarga kecil yang harmonis. Tuhan pun menganugerahkan tiga orang anak yang lucu dan menggemaskan. Titah menjadi ibu rumah tangga yang teladan, sementara Daffa menjadi suami dan ayah yang bertanggung jawab. Kisah cinta mereka menjadi legenda di Pesantren Darussalam, kisah tentang dua insan yang awalnya saling berseberangan, akhirnya menemukan jodoh dan kebahagiaan sejati.
Titahkesumaward · 11.6K Views
Related Topics
More