Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Socks Smp Laff Loafs

Istri Manja Tuan Muda Rio Fernandez

Awal dari persahabatan yang diakhiri dengan perjodohan yang dipersiapkan oleh orang tua mereka yang sebenarnya tanpa mereka sadari bahwa mereka sebenarnya saling mencintai tapi hanya karena ego masing-masing membuat mereka tidak percaya pada perasaan mereka masing-masing. Sampai akhirnya mereka dijodohkan oleh orang tua mereka padahal usia mereka masih terlalu dini...Rafika Jhonson gadis yang sangat cantik,imut,dan sedikit tomboy.Ia hidup bersama ayah dan kedua kakak lelakinya yang selalu memanjakan nya.Rafika telah kehilangan ibunya ketika ibunya melahirkan nya.Hal itu tidak membuat dia kehilangan kasih sayang seorang ibu karena ibu Rio juga sangat menyayangi nya.Karena ayah nya sering pergi keluar negeri untuk bekerja maka ia dan kedua kakak lelakinya akan tinggal dirumah keluarga Rio.Mama Rio hanya memiliki dua anak yang pertama kakak perempuan Rio yang bernama Ria Fernandez dan yang terakhir ialah Rio Fernandez.Keluarga Fernandez adalah keluarga terkaya di kota J.Begitu juga dengan keluarga Jhonson juga tak kalah saing dari keluarga Fernandez.Kedua keluarga itu sudah lama bersahabat sampai mereka juga ingin menjodohkan anak mereka.Rafika dibesarkan bersama Rio Fernandez dikeluarga Rio sehingga membuat ia dan Rio saling terikat sampai akhirnya ketika memasuki SMP ia ikut bersama ayah dan kedua kakak lelaki nya ke London karena perusahaan ayah nya mulai berkembang.Ia dan Rio berpisah selama 4 tahun dan Rafika harus kembali ke kota J karena perjodohan nya bersama Rio.Sedangkan ayah nya sudah lama kembali ke kota J dengan kakak kedua nya yang ingin berprofesi sebagai dokter dikota J.Ia dan kakak pertama nya masih menetap di London karena ia masih harus meneruskan sekolah yang akan berakhir nunggu pengambilan hasil nilai rapor dan kakak pertama nya sebagai pengganti penerus perusahaan ayah nya ia masih mengurus perusahaan yang berada di London. Kita lihat saja apa kah Rafika dan Rio akan saling jatuh cinta dan bagaimana perjalanan kisah cinta mereka????pasti pada kepo kan.... makannya pantau terus cerita nya yaaa...
Mei_Rita_5467 · 8.8K Views

Udara Duniaku

Kasih adalah tokoh perempuan remaja berumur 13 tahun yang duduk di bangku SMP. Kasih bersekolah di SMP Negri 3 Malang, dia berperawakan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, tingginya 154cm. Dia tipikal anak yang ramah, humoris, sopan, penurut, namun memiliki sisi pemberontakan tersendiri di dalam diri nya, dia seorang anak tunggal dari Ibu Jeny, dan Bapak Bahar, Kasih memiliki rambut hitam sebahu yang tidak terlalu tebal, tubuh nya berperawakan kurus, namun sedikit berisi. Mereka tinggal di wilayah desa yang mulai bertumbuh menjadi perkotaan, karena desa tempat tinggal Kasih baru saja diresmikan menjadi kota, dan terpisah dari kota dan kabupaten yang sebelumnya menjadi satu. Kasih memiliki sosok ibu yang tegas, galak, dan bermulut pedas namun penyayang, sedangkan ayah kasih adalah sosok yang pengertian, ramah, humoris, dan mudah berbaur dengan teman sebaya maupun yang lebih muda, Kasih tinggal di rumah berlantai dua Kasih sangat suka melihat langit saat pagi dan malam, bahkan ia rela membujuk ibunya habis-habisan sehingga ibunya rela memberikan kamar lantai atas yang baru dibangun menj"Kasih! ", panggil sang ibu pada putri remaja nya yang masih berada di kamarnya. " Iya mamah, Kasih turun! ", jawabnya, sambil berdiri dari kursi meja belajar nya!.              " Iya mah, tadi kasih masih ngerjain pr matematika", jawabku sambil menuju keran air, bersiap cuci tangan lalu bersiao makan malam. "Eh ayah sudah pulang?!, biasanya kasih denger loh suara gerbang depan, kasih emang lagi ngantuk sih ?! ", ujar kasih tersenyum sambil menyalimi sang ayah yang baru pulang kerja.             " Iya!, ayah pulang karena sudah cukup omset jualan alat tulis nya hari ini, dapet bonus dari pak bos karena ngirim paket buku banyak tadi", jawab sang ayah bersemangat memberi tahuku.             "Wahh!, Kasih boleh minta ayah beliin kue banyak-banyak dong?!", ucapku senang sambil menggoyang-goyangkan tangan ayah yang aku salimi tadi !, " Udah-udah makan, terus sholat maghrib sana, ibu aja udah makan udah sholat, kalian ini ngobrol teruss! ", ucap ibuku sambil menjewer telingaku dan ayah sekaligus.             " Iya iya ibu, ampun bu ", ucapku terkekeh, sambil beralih mengambil nasi dan lauk, lalu segera makan, dan lanjut beribadah. " Ini jawabannya berapa ya?, mana aku lupa rumusnya lagi!! ", ucapku sambil menggosok-gosok dahiku mulai lelah, dan makin bingung saat mengerjakan tugasku !.            Tok tok tok        Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar, aku pun menoleh dan menghela nafas sejenak, " masuk bu, pintunya ngga kasih kunci! ", jawabku , hingga ibu pun masuk dan berkata     " Sih!, ini susu vanila nya ibu taruh meja kecil sini ya!, diminum!, dikumpulin kapan itu pr matematika nya?", tanya ibu mengintimidasi!.            "Dikumpulin besok bu! ", jawabku lesu, karena memang pelajaran matematika bukan favorit ku,  dan selalu membuatku sakit kepala!, " Yaudah minta tolong bapak mu sana!, dari tadi ngga selesai-selesai ini kamu lemot apa gimana sih! ", jawab ibuku tegas!            " Iya bu!, ini kasih mau ke bapak! ", jawabku lemas karena dimarahi ibu, memang sejak tadi ada soal sulit, sehingga aku bahkan belum selesai meskipun mengerjakan nya sejak pulang dari sekolah tadi!.             " Udah!, kamu habisin dulu susu nya, sholat isya!, baru ngerjakan lagi!, ya kasih!! ", ucap ibu, " Iya bu ". Segera kuambil gelas susu dan meneguk nya hingga tuntas saat ibu menutuo pintu kamar ku, saat selesai menghabiskan susu vanila, aku pun beranjak berdiri dari kursi belajar ku dan menuju tempat cuci piring membersihkan gelas yang tadi kupakai. Kasih adalah tokoh perempuan remaja berumur 13 tahun yang duduk di bangku SMP. Kasih bersekolah di SMP Negri 3 Malang, dia berperawakan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, tingginya 154cm. Dia tipikal anak yang ramah, natural, sopan, penurut, namun memiliki sisi pemberontakan tersendiri di dalam diri nya, dia seorang anak tunggal dari Ibu Jeny, dan Bapak Bahar, Kasih memiliki rambut hit
Bunga_Kelana · 226 Views

ARCHA-BOi

Di dunia yang semakin modern, permainan tradisional mulai terlupakan. Namun, di tengah hingar-bingar olahraga populer, ada satu permainan yang kembali mencuri perhatian: Archa-BOi-sebuah permainan strategi, ketangkasan, dan keberanian yang terinspirasi dari boi-boian, berkembang menjadi olahraga kompetitif di tingkat nasional. Jati, seorang siswa yang masuk SMA di Madiun Wengker, awalnya ingin berjuang sebagai Builder dan menjadi MVP ditingkat Nasional. Namun, realitanya klub sekolahnya nyaris dibubarkan karena kekurangan anggota, ia bertekad untuk membangunnya kembali. Berbekal kecerdasan dan insting strateginya sebagai seorang Builder, ia mulai mencari pemain-pemain berbakat untuk bergabung.Namun, perjalanan menuju Merdeka Cup, turnamen Archa-BOi paling bergengsi tingkat SMA di Indonesia, tidaklah mudah. disisi lain, Sahabat-sahabat lamanya semasa SMP telah memilih jalan masing-masing-beberapa bergabung dengan tim-tim besar seperti Jakarta Blades dan Yogyakarta Royals, bahkan Bali Leaks sementara yang lain harus menghadapi kenyataan hidup yang keras.Dengan tim yang dipenuhi pemain baru dan semangat yang nyaris padam, Jati harus membuktikan bahwa Madiun Wengker masih punya taji. Di hadapannya, berdiri rival-rival tangguh, termasuk sahabat masa kecilnya yang kini menjadi lawan di lapangan.Bisakah Jati dan timnya menembus persaingan ketat, menghadapi para pemain terbaik di negeri ini, dan mengembalikan kejayaan Archa-BOi di Madiun?Sebuah perjalanan penuh gairah, persahabatan, dan persaingan dimulai. Ini bukan hanya tentang kemenangan-ini tentang membangun kembali warisan yang hampir punah.
Ace73 · 531 Views

Palimpsest Hearts

In his previous life, Lucian Sinclair had pursued the truth behind his fiancé Malcolm Fitzgerald's fatal car accident with relentless determination - only to meet the same grim fate beneath the twisted metal of his Bentley on a rain-lashed M25 motorway. When consciousness returned, the industrialist found himself thrust back to his 24-year-old self, the digital clock on his Mayfair bedside table blinking December 16th, 2016. Malcolm's Alpine skiing accident had already occurred three days prior. He promptly took legal guardianship of the brooding 15-year-old left in the wreckage - Finn Fitzgerald, Malcolm's half-brother through their father's second marriage. The boy Lucian remembered from charity galas had grown feral-eyed, all scraped knuckles and boarding school blazers gone threadbare at the elbows. This time, Lucian vowed, the boy would receive proper upbringing. Not out of affection, but as penance for never deciphering Malcolm's last encrypted text: "Tell Luce the Range Rover's brakes—" Finn initially regarded his guardian with wary deference, this icy aristocrat who wore his brother's signet ring on a platinum chain. "Malcolm said you collect Renaissance maps," the teen offered during tense dinners, pushing peas across Wedgwood china. "Malcolm told me you hate tulips." Each invocation of the dead man's name hung between them like altar smoke. Yet gradually, the dynamic shifted. Lucian caught Finn glaring when he traced the Fitzgerald jawline they shared. The boy began arriving late from Eton weekends, reeking of stolen whiskey and defiance. During one particularly vicious row over a shredded Oxford acceptance letter, Finn slammed Lucian's wheelchair against the study wall. "Why must I be his ghost?" The teen's breath fogged the cold glass of Malcolm's portrait. "You look at me like I'm some...some flawed taxidermy of your perfect banker boy!" Lucian's cane clattered to the hardwood. Perfect? Malcolm had been laundering funds through their engagement - a truth he'd discovered two lifetimes too late. Now this living, breathing Fitzgerald heir stood before him, all cracked leather satchel and mismatched socks, demanding to be seen. Outside, the Thames glittered with secrets. In the cellar vault, a dossier gathered dust - crime scene photos, offshore account records, and the Range Rover's brake lines sliced clean through. Lucian's fingers twitched toward the whisky decanter. Let the dead keep their mysteries. This Fitzgerald needed saving more.
DaoisthrquXu · 2.1K Views

The Master of Stars

“We’re all unredeemable wrenches that wish to protect our light from the inescapable darkness.” An era full of despair and insanity, hope and excitement, love and hatred, betrayal and death. The fog that forms through history has been altered and reshaped. An era of wondrous devolpment in machinery and the secrecy of mysticism. Yet, full of dangers and hidden plots. In this era, who can truly break away from the insanity and gaze at the unaltered truth? Who can resist the eyes and voices within the darkness to become a wonderful lantern? Finn, a hopeless historian that holds secrets that eclipse most legends finds himself torn between this choice. A choice of either succumbing to history’s insanity, or freeing himself from the supposed shackles of humanity. So, in an unexpected situation, he declares, “God? I am God! If the delusions of other paint me as God, than I shall be God! If the delusions of others misinterpret my pathetic history as a mountain of secrets that make up of a Myth! I shall be a Myth! A tale, a glorious truth!” This is by no means a legend or a simple mythology. This is the journey of the False becoming True, the journey to be immortalized as the “Zodiac” * WSA 2025 Entry, so show me some love!!! * *P.S Your socks might get blown off, so you better come toasty and ready to be blown away by this world of insanity, despair, hope, and action!!! * * RELEASE SCHEDULE * 1 Chapter on every Monday, Wednesday, and Friday.
Oliie · 1.8K Views

Transmigrating To The 1960s:My space, My soldier

Xu Yinyin's last memory was the blaring sound of her phone alarm. She had been working late into the night, drowning in financial reports and endless deadlines. A single moment of dizziness, a sharp pain in her chest, and then… darkness. When she opens her eyes, she is no longer in her modern high-rise apartment but in a **tiny, dimly lit room** that smells of damp straw and mildew. The air is thin and cold, and her body feels incredibly weak, as if she hasn't eaten in days. Her gaze lands on the cracked ceiling, the wooden beams above her looking fragile, as if they could collapse at any moment. Her body aches, and when she moves her hands, she feels her own **bony fingers**—thin, fragile, with calluses that don’t belong to her. Her throat is dry. Her stomach twists in hunger. **"Where… am I?"** She struggles to sit up, only to feel sharp pain radiating from her limbs. Her wrists are marked with old scars, faint traces of bruises scattered across her arms. The shabby quilt covering her is thin, barely providing warmth. A sense of unease grips her. Then, memories **flood** her mind. Her name is no longer Xu Yinyin. She is now **Su Wan**, a nineteen-year-old orphan in a poverty-stricken village in 1960s China. Her parents passed away early, leaving her at the mercy of her uncle’s family. Instead of caring for her, they treated her as an unwanted burden—a servant who worked from dawn to dusk with barely enough food to survive. Just yesterday, the original Su Wan had collapsed from exhaustion while carrying heavy buckets of water from the river. No one helped her. No one cared. She had been left in this tiny storage room to either wake up or die. The realization makes her shudder. Before she can process more, a cold, mechanical voice **echoes in her mind.** **[Host detected. Survival Space System initializing.]** A translucent blue screen appears before her. ### **Inventory:** ✔ **Fresh vegetables, rice, and flour** ✔ **Bottled clean water** ✔ **A first-aid kit with modern medicine** ✔ **Basic survival tools like a knife and matches** Su Wan's eyes widen. **"A cheat system?!"** She instinctively selects a loaf of bread. The next moment, a **warm, soft bun appears in her hand.** The scent of freshly baked bread fills the air. Her stomach growls. With trembling hands, she **takes a bite**—the fluffy warmth melting on her tongue, sending an almost overwhelming sensation of relief through her starved body. Warmth spreads through her, chasing away the biting cold. Her eyes flicker with determination. **"I have a second chance. I won’t let anyone trample on me again!! "
Ruthie_bee2 · 1.2K Views
Related Topics
More