Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Anak Lisa Dan Jungkook

[BL Terjemahan] Ini Tidak Mungkin Anakku

Konon di zaman kuno ada satu klan Naga Ilahi, dan di antara mereka ada seekor naga yang lemah dan sakit-sakitan. Setiap tiga hari pingsan, setiap lima hari muntah darah. Namun naga itu memiliki seorang anak—satu-satunya kenangan yang ditinggalkan oleh istrinya yang kabur dari rumah. Anak itu juga adalah hasil usahanya sendiri yang mengerami telur tersebut sampai menetas. Karena lemah dan sering direndahkan oleh klan sendiri, si naga memutuskan untuk membawa anaknya ke dunia manusia… untuk mencari istrinya! “Anak, sebenarnya kamu masih punya ayah yang telah lama hilang!” Istrinya sudah menghilang bertahun-tahun, sekarang waktunya membawanya pulang dan menyatukan keluarga kembali. Di sisi lain, bintang terkenal Feng Wu sedang syuting ketika dia tiba-tiba diculik oleh dua orang aneh. Ya, benar-benar diculik—dimasukin karung dan dibawa kabur begitu saja! Saat sadar kembali, Feng Wu mendapati dirinya berada di sebuah vila mewah seluas 800 meter persegi. Di hadapannya berdiri seorang pria asing yang tampan luar biasa, tak seperti manusia biasa. Feng Wu hanya bisa merasa: “Ini pasti mimpi.” Dengan tangan gemetar, ia menunjuk pria itu, lalu menunjuk dirinya sendiri, kemudian melihat ke arah bocah kecil yang sedang berbaring di tepi ranjang sambil menatapnya dan ngiler. “Jadi maksudmu... aku dan kamu... melahirkan seekor ular licin?!” Anak yang awalnya senang karena berhasil menemukan ayah kandungnya langsung cemberut. “Itu NAGA! Aku ini NAGA!” Hari itu, dunia Feng Wu runtuh. Ia, seorang pria sejati, ternyata memiliki anak dari pria lain. Dunia ini benar-benar gila... ________________________________________ • Naga lemah dan manja × Phoenix tajam lidah yang amnesia • Satu keluarga yang penuh kekacauan tapi kocak, komedi ringan 1V1 • Arah cerita Omegaverse: Gong = naga, Shou = phoenix, anak mereka = naga • Bagian prolog bisa dibaca atau dilewatkan, tidak pengaruh ke cerita utama
cikiipanser2005 · 6.3K Views

PERJALANAN ANAK DESA

Hutan Sancang, tempat yang dikenal sebagai tanah sakral bagi para pendekar, diselimuti kabut tipis saat fajar menyingsing. Di antara pepohonan raksasa dan akar-akar yang menjalar, seorang bocah lelaki berdiri tegap, tubuhnya kecil namun penuh tenaga, matanya tajam menatap seekor kijang yang tengah minum di tepi sungai. (Cicit burung terdengar bersahutan, air sungai mengalir dengan gemericik lembut…) Namanya Wira, seorang anak yatim piatu yang sejak kecil hidup di alam liar. Tubuhnya berbalut kain sederhana yang sudah usang, tetapi matanya penuh dengan semangat tak terkalahkan. Hari ini, ia harus berburu untuk bertahan hidup. Dengan nafas teratur, ia melangkah perlahan mendekati kijang itu. Namun tiba-tiba… (Dentuman keras! Seperti petir yang menyambar…) Dari dalam semak-semak, seekor harimau kumbang meloncat menerjang kijang itu dengan cakarnya yang tajam. Wira terperanjat, tapi bukan karena takut—melainkan karena kagum. Harimau itu melirik sekilas ke arahnya, seolah memberi peringatan untuk tidak mendekat. Namun, Wira tidak mundur. “Kau hebat,” gumamnya pelan. (Hening. Angin berbisik lembut di antara dedaunan…) Tanpa diduga, langkah kakinya justru membawanya lebih dekat. Harimau itu menatapnya tajam, tetapi bukan dengan amarah—melainkan dengan ketenangan yang menggetarkan jiwa. Saat itu, terdengar suara langkah kaki berat mendekat dari balik pepohonan. (Suara ranting patah, gemuruh langkah mendekat…) Sosok berjubah hitam dengan sorot mata tajam muncul dari balik rimbunan hutan. Wira menatapnya tanpa gentar. Ia tahu siapa pria itu—Prabu Siliwangi, penguasa Pajajaran, seorang raja sakti mandraguna yang konon memiliki ikatan batin dengan harimau putih. “Anak kecil, mengapa kau tidak lari?” suara Prabu Siliwangi bergema seperti petir di langit yang tenang. Wira menatapnya langsung. “Aku tidak takut.” (Guruh menggelegar di kejauhan…) Sang Prabu tersenyum tipis. Ia melihat ke dalam diri bocah itu—bukan sekadar keberanian, melainkan juga ketulusan yang langka. “Kau tidak takut mati?” “Aku hanya takut jika hidupku tidak berarti,” jawab Wira mantap. (Desir angin berhembus lebih kencang, dedaunan berjatuhan…) Mata Prabu Siliwangi berbinar. Di usianya yang telah matang, ia jarang menemukan seseorang seperti Wira—seorang anak yang tidak hanya kuat, tetapi juga memiliki jiwa yang bersih. “Aku akan mengajarimu ilmu sejati,” ujar sang Prabu. Wira mengernyit, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “Mengajarku?” Prabu Siliwangi mengangguk. “Kejujuran dan keberanianmu lebih kuat daripada pedang mana pun. Kau layak menjadi muridku.”
popyy_5435 · 740 Views
Related Topics
More