Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Cara Minum Vegeta

What we never said

Fourteen was supposed to be an in-between year — too old for dolls, too young for love. But for Cara, it became the year everything changed. When her brother’s best friend, Callum Adler, starts spending more time at their house, Cara notices things most adults ignore. The bruises. The quiet. The way their mother starts folding extra laundry like it’s second nature. Callum's broken home becomes a secret the whole family carries, and Cara — wide-eyed, overlooked, and quietly growing — starts to fall for him in all the ways she shouldn’t. But Callum is four years older. Eighteen. Off-limits. Almost a man. And despite their quiet moments — the almosts, the shared glances, the night she asked to kiss him — he walks away without a goodbye, leaving her in the silence he helped create. Years pass. Cara grows. Builds a life. Finds herself. By eighteen, she’s no longer just Kaden’s little sister. She’s her own person — confident, loved, maybe even happy. But everything tilts when she runs into Callum again at a skating rink. Older, composed, and entirely unexpected. He’s not the same boy who used to sleep on her couch with bruises on his ribs — and she’s not the girl who watched him leave. But unfinished things have a way of circling back. Told in alternating perspectives of Cara and Callum, What We Never Said explores the slow burn of first love, the ache of timing, and what it really means to grow up — and grow apart — before finding your way back.
Lauren_Veal_0858 · 11.3K Views

Ayah Egois

Lio Putra Atmaja, seorang pria tangguh dan ambisius, dikenal sebagai bos perusahaan sukses yang telah mengangkat nama keluarganya menjadi terpandang di Indonesia. Namun, di balik gemerlap kesuksesannya, Lio gagal menjalankan peran terpenting dalam hidupnya: menjadi seorang ayah dan suami yang baik. Ambisi dan kekuasaan telah membutakan hatinya, meninggalkan keluarganya terombang-ambing dalam kekosongan emosi. Jupiter Putra Atmaja, anak sulung yang harus memikul ekspektasi tinggi sang ayah, terjebak dalam tekanan hidup yang membuatnya lari ke alkohol. Baginya, botol minuman keras adalah satu-satunya "teman" yang tidak pernah menghakimi. Ia berjuang keras untuk menjadi sempurna, namun tuntutan Lio justru perlahan menghancurkan jiwanya. Saturnus Putra Atmaja, anak kedua yang selalu tampak ceria di luar, menyimpan luka mendalam di dalam. Ia menjadi pecandu narkoba sebagai pelarian dari rasa kesepian dan rasa tidak cukup baik bagi ayahnya. Hanya ibunya, Abel Putri Seruni, yang mampu memahami isi hatinya, meski sayangnya ia tak selalu bisa menjangkau Saturnus yang semakin tenggelam dalam gelapnya dunia. Bumi Putra Atmaja, si anak ketiga, merasa diabaikan sejak kecil. Tidak pernah mendapatkan perhatian atau penghargaan dari keluarganya, kini ia melampiaskan kekosongan itu dengan gaya hidup boros. Membelanjakan uang ayahnya menjadi satu-satunya cara baginya untuk merasa "berharga." Merkurius Putra Atmaja, si bungsu, menjalani hidup dengan penuh pemberontakan. Ia memilih jalan yang berbahaya, menjadi pembalap liar dan mempertaruhkan uang keluarganya demi kesenangan semata. Rasa frustrasi terhadap sikap ayahnya yang otoriter memicu sisi liar dalam dirinya yang sulit dikendalikan. Di tengah kekacauan ini, Abel, ibu dari empat anak yang terluka, menjadi satu-satunya sosok yang masih bertahan sebagai perekat keluarga. Namun, ia semakin lelah menghadapi Lio yang kerap menggunakan kekerasan fisik untuk "mendisiplinkan" anak-anak mereka. Abel mulai mempertanyakan pilihannya: bertahan demi keluarganya atau bercerai untuk melindungi anak-anaknya dari kehancuran lebih jauh? Ketika satu peristiwa tragis mengguncang keluarga ini, mereka dihadapkan pada pilihan berat: tetap terpecah belah atau mencoba memperbaiki diri. Akankah Lio Putra Atmaja belajar menundukkan egonya dan menyadari bahwa cinta keluarga lebih berharga daripada kekuasaan dan ambisi? Akankah Jupiter, Saturnus, Bumi, dan Merkurius menemukan jalan untuk bangkit dari kehancuran hidup mereka? Novel ini adalah kisah tentang cinta, luka, penyesalan, dan perjuangan untuk menemukan kembali arti dari sebuah keluarga. Dalam perjalanan penuh konflik dan air mata, keluarga ini diuji untuk menjawab satu pertanyaan besar: apakah darah lebih kental daripada air?
Keisar_Wicaksono · 420 Views

Siapa yang ingin menjadi presiden?

Ceritanya adalah tentang bagaimana orang-orang mencoba menggulingkan seorang diktator dengan cara yang tidak biasa dan tidak konvensional. Bagaimanapun, ide apa pun memanifestasikan dirinya pada waktu tertentu yang ditentukan. Ide – yang waktunya telah tiba – memiliki kekuatan yang sangat besar. Adakah yang bisa diubah melalui pemilu? Seperti yang pernah dikatakan oleh beberapa politisi: “Tidak masalah siapa yang memilih bagaimana caranya, yang terpenting adalah siapa yang menghitung suara dan bagaimana caranya.” Buku (Siapa yang ingin menjadi Presiden?) menceritakan kisah Alexei Petrovich, seorang pria yang secara tidak sengaja menemukan dirinya berada dalam jaringan intrik politik dan balas dendam pribadi yang kompleks. Ketika cucunya, Anton, dituduh secara tidak adil berkomplot melawan pemerintah, Alexei Petrovich harus melawan sistem politik negaranya yang otoriter dan korup dengan cara yang sangat tidak biasa. Untuk membersihkan namanya, mengungkap kebenaran, dan menjamin pembebasan cucunya. Buku ini memberikan gambaran yang jelas tentang masyarakat di mana korupsi merajalela, nilai-nilai demokrasi ditindas sepenuhnya, masyarakat terpojok oleh undang-undang yang keras dan anti-rakyat, dan keinginan untuk berkuasa mengalahkan integritas moral. Sebuah kisah menarik yang sejalan dengan iklim politik saat ini dan mempertanyakan kekebalan para penguasa diktator. Orang-orang telah mengenal dan menggunakan sihir sejak dahulu kala. Semua ritual magis didasarkan pada kekuatan supernatural, non-materi, tidak dapat dipahami dan oleh karena itu (belum) diakui oleh sains. Fenomena dan kemampuan magis dan paranormal memiliki banyak kesamaan karena menggunakan kekuatan dan faktor yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah. Semua makhluk hidup dan manusia bukan sekadar badan material. Ada sesuatu di dalamnya selain materi, dan oleh karena itu mereka mampu melihat dan merasakan apa yang berada di luar dunia fisik. Hampir selalu, agar sesuatu yang segar, baru dan lebih baik tampak, yang lama yang busuk harus dimusnahkan dan dibakar. Api adalah simbol perubahan, transformasi dan regenerasi.
Alex_Petrov_9527 · 8.7K Views
Related Topics
More